CHAPTER 10

19K 1.9K 108
                                    


Berdiri melipat kedua tangannya di depan sambil memandamg dari kejauhan adalah hal yang dianggap Ali paling tepat untuk saat ini. Pagi-pagi sekali mereka sudah sampai di sekolah, berharap bisa bermain basket sejenak bersama Prilly. Namun rencananya gagal dalam sekejap saat Wisnu datang dengan membawakan Prilly sebuah boneka penyu berwarna hijau dengan ukuran kecil.

"Boneka?sejak kapan tuh anak demen boneka, ada-ada aja" gumam Ali pada dirinya sendiri.

"Prill.. masih lama?" seru Ali membuat Prilly dan Wisnu menoleh.

Prilly terlihat mendumel ke arah Ali tanpa suara, namun Wisnu seakan mengerti dan akhirnya berpamitan pada Prilly dan Ali.

"Kenapa sih lo, ga bisa liat orang seneng" gerutu Prilly
"Kan lo yang udah janji sama gue, mau main sebelum masuk"
"Ya lo liat kondisinya dong, tadi kan lagi ada Wisnu"
"Trus gue harus gimana?"
"Au ah terserah lo" ucap Prilly lalu beranjak meninggalkan Ali dengan kesal.

"Heh..mau kemana? Prill.." seru Ali lalu mengejarnya karena Prilly tak mau menoleh.

"Prill.. kenapa jadi lo yang marah?"
"Ya lo tanya aja sama diri lo sendiri, giliran lo lagi ngecengin cewe apa gue boleh protes?trus sekarang ada cowo yang lagi deketin gue, lo ga bisa pengertian dikit, egois tau ga sih lo" jawab Prilly kesal dan berlalu pergi.

Ali mengepalkan tangannya kesal, ia sungguh tak mengerti dengan sikap Prilly yang marah padanya, biasanya Prilly yang akan memaksanya menemani bermain basket, tapi kali ini rasanya Ali dan basket sudah bukan nomor satu bagi Prilly.

BRAKKK..

Mimi dan Amey terkejut saat Prilly membanting tasnya sendiri ke meja dengan kesal. Ia duduk dengan wajah yang seperti hendak memangsa manusia.

"Prill..kenapa lo?"
Prilly mencoba menenangkan dirinya agar bisa menjawab pertanyaan sahabat-sahabatnya itu.

"Sumpah ya, gue ga ngerti sama pikirannya Ali, kalau dia boleh ngecengin cewe sebanyak apapun, dan gue ga boleh protes, giliran gue, Wisnu baru ngobrol bentar sama gue, dia udah manggil-manggil buat main basket, kan gue jadi ga enak sama Wisnu" umpatnya kesal.

"Tunggu-tunggu, pelan-pelan, jadi ceritanya tadi si Ali gangguin lo, pas lo lagi sama Wisnu?" tanya Mimi.

"Iyaaa..kan bete Miw..."
"Trus, lo berantem lagi sama Ali?"
"Menurut lo?"
"Perang" jawab Amey polos.

Mimi mengusap-usap punggung Prilly yang terlihat emosi.
"Mungkin Ali cuma cemburu, karena perhatian lo ke dia jadi berkurang dengan adanya Wisnu. Dia takut lo bakal ga bisa sama-sama dia terus lagi" ucap Mimi menenangkannya.

"Tapi Miw, kan ga mungkin juga gue slalu bareng sama dia, gue kan juga pasti bakal punya pasangan, trus pacaran, trus nikah, trus...."

"Trusss.. "

"Truss.. ya ..intinya gue ga bakal bisa selalu sama dia kan?"
"Kenapa ga bisa?bisa aja ko, seandainya kalian berdua saling jujur sama perasaan masing-masing, trus kaliam pacaran, trus kalian nikah, kan kalian bakal bisa sama-sama terus, emang lo sanggup ga ketemu Ali selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun?"

Prilly merenungkan kata-kata Mimi dengan serius, tentu saja jawabannya tidak, sedangkan tidur tanpa bertemu Ali saja ia tidak bisa.

"Ya ga sih Miw, tapi kan kita ga pacaran, lagian, gue bukan tipenya Ali, mana mungkinlah"

"Ya sudah, mudah-mudahan lo berdua ga lama-lama marahannya ya, ga seru kalo liat kalian diem-dieman"

"Prill, ini boneka lo?lucu amat, tumben lo suka boneka selain doraemon" tanya Amey penasaran.

Bukan Romeo & Juliet (Season 3)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt