CHAPTER 8

15.7K 1.8K 36
                                    


Prilly berjalan pelan menuruni anak tangga rumahnya, kondisinya yang baru pulih membuat ruang geraknya terbatas. Samar-samar ia mendengar tawa mama dan papanya yang sepertinya sedang berbincang dengan seseorang.

"Haii... " sapa Wisnu tersenyum manis pada Prilly.
"Hai Nu, ko dateng ga bilang-bilang sih?udah lama?" sahut Prilly.
"Ga ko, baru beberapa menit"

"Kita sarapan bareng yuk, tante udah masak"
"Oya, ayo nak Wisnu, kebetulan kamu lagi dateng, Prill, Ali mana?bukannya mau sarapan bareng?"
"Ehm..Ali masih kenyang katanya Pa"
"Ohhh.. ya udah kita aja, nak Wisnu kenal Ali juga kan?sahabat Prilly, sejak kecil" ucap Papa Prilly sambil merangkul Wisnu ke ruang makan.
"Iya oom, kenal, mereka terkenal di sekolah"
"Oya?terkenal apanya?pasti karena sering berantemnya ya?"
"Bukan oom, tapi karena prestasi mereka di olahraga dan akademik"
"Oh..hahaha..oom kira karena mereka kaya kucing sama tikus kalau ketemu"
"Itu salah satunya sih oom"
"Tuh kan bener, hahaha, ya udah, kita makan dulu yuk"

Prilly terheran melihat keakraban Wisnu dengan kedua orang tuanya, seperti sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. Dan mereka terlihat nyaman dengan Wisnu, tiba-tiba Prilly teringat Ali, kursi yang ditempati Wisnu saat ini biasanya tempat Ali saat makan bersama mereka. Ada rasa tak rela melihat pria lain yang menggantikan posisi Ali di sana.

"Tuh anak kenapa ya?tumben tadi lembut banget, pake acara peluk-peluk segala, so sweet banget. Kenapa dia ga mau ikut sarapan sama gue?biasanya dia yang maksa sarapan bareng. Apa karena ada Wisnu?Dia bilang, kasian Wisnu nanti jadi takut kalau deketin gue. Tapi kan, gue sama Wisnu ga lagi PDKT, apa gue yang ga sadar ya kalau dia lagi PDKT sama gue. Jujur, gue suka sih sama dia, orangnya care dan sabar banget ngadepin gue, manis pula, siapa juga cewe yang ga mau sama dia" batin Prilly yang membuatnya tiba-tiba tersenyum.

"Kenapa kamu ketawa?kamu naksir kan sama Wisnu?papa juga suka sama kepribadiannya, papa setuju" bisik papanya di telinga Prilly.

Prilly membelalakkan matanya terkejut, wajahnya memerah tersipu sambil melirik ke arah Wisnu. Seketika dia berdebar-debar saat matanya berpapasan dengan mata Wisnu yang juga mencuri pandang ke arahnya.

"Biar mama aja Prill yang beresin, ada mbak juga, kamu temenin Wisnu ngobrol aja gih, kasian kalau dibiarin, udah jauh-jauh kesini buat jenguk kamu"
"Ok ma"

Prilly berjalan ke arah beranda pekarangan belakang rumahnya, udara sejuk Bandung terasa mendamaikan pikiran dan hati. Wisnu duduk sambil tersenyum memandangi album foto yang memang diletakkan di sana.

"Thanks ya buat buahnya, tau aja gue suka strawberry" ucap Prilly mengejutkannya.
"Sama-sama, biar kamu cepet sembuh"
Prilly tersenyum membalas perhatian Wisnu.

"Ternyata kamu sama Ali udah temenan sejak kecil ya, ini foto kapan?" tanya Wisnu menunjukkan sebuah foto seorang anak laki-laki yang memeluk kepala gadis kecil yang sedang menangis.

"Oh itu, kayanya waktu umur 4 atau 5 tahun deh, lupa"
"Dari dulu memang dia selalu ada untuk kamu, jadi guardian angel kamu ya"

"Iya.." jawab Prilly pelan sambil menatapi foto manis yang ternyata menjadi favorit Prilly selama ini.

"Ali pasti sedih karena aku udah ngambil waktu kamu yang biasanya dipake untuk bareng dia" ucap Wisnu lagi membuat Prilly terkejut.

"Kenapa lo bilang gitu?"
"Karena aku juga cowo, jadi sedikit ngerti perasaannya dia"
"Maksudnya?"

Wisnu menutup album foto ditangannya, lalu menatap Prilly sambil tersenyum membuat Prilly semakin bingung.

"Ibarat seorang anak perempuan yang sayang banget sama boneka cantiknya, sekalinya ada anak lain yang mau minjem bonekanya itu, pasti dia bakalan sedih dan ga rela, karena dia maunya boneka itu cuma buat dia, dia takut kesepian dan takut kehilangan boneka itu" ucap Wisnu cukup membuat hati Prilly teriris.

Bukan Romeo & Juliet (Season 3)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt