CHAPTER 9

16.9K 1.8K 64
                                    

"Serius Lo Prilly udah ditembak Wisnu, aahhh,, gue kalah cepet dong..."

"Apaan sih lo Bim.. ? trus-trus, si Prilly udah terima belum Li?" Tanya Rio mendengarkan cerita Ali dengan seksama.

"Belum, dia belum siap katanya, malah nangis lagi tuh anak cerita ke gue"

"Nangis?gara-gara apa?" kali ini Bima yang penasaran.

"Ga tau, dia cuma tanya apa gue setuju kalau dia jadian sama Wisnu?"

"Lo jawab apa?"

"Ya, gue jawab, apapun yang bikin dia bahagia dan dia suka, pasti gue dukung, ga mungkin gak lah"

"Lo sebenernya ga tau apa pura-pura ga tau sih Li?"

"Maksud lo?"

"Prilly tuh sukanya sama lo"

Ali terkejut mendengar pernyataan Rio, ia tak menyangka Rio akan berpikir seperti itu, selama ini hubungannya dengan Prilly hanya sebatas sahabat bahkan keluarga, bagaimana bisa Prilly yang jutek dan tomboy bisa punya perasaan suka padanya yang jelas-jelas ia sudah tahu semua keburukkan Ali.

"Kenapa lo bisa bilang gitu?"

"Keliatan banget kali, cuma kalian ga saling sadar aja, coba lo pikirin, kalau ga ada Prilly, pasti lo ga semangat kan?dia juga gitu, trus kalau liat Prilly deket sama cowo lain, lo pasti cemburu kan? makanya lo sampe buat jadwal buat dia nemenin lo terus, supaya ga ada cowo yang berani deketin dia. Coba lo liat matanya sama sikapnya ke lo, ga usah liat dia sebagai sahabat lo dari kecil, tapi liat dia sebagai cewe seutuhnya"

"Tapi, gue sama Prilly ga mungkin bisa pacaran, dia udah gue anggep ade gue sendiri, ya emang sih yang lo bilang itu semuanya bener, tapi itu sebatas karena dia selalu ada di samping gue, jadi gue cemburu kalau dia deket sama yang lain, lo ngerti kan maksud gue?"

"Ya ampun Li, kalau gitu mah lo namanya egois, lo ga bisa kaya gitu, Prilly juga berhak deket sama siapapun" ucap Bima bijak.

"Tumben lo bener"

"Kampret lo Yo"

"Tapi bener, gue setuju sama Bima, lo ga boleh egois, kalau lo ga punya perasaan apa-apa sama Prilly, biarin dia deket sama cowo lain, jangan 90% waktunya buat lo doang"
"Au ah" ucap Ali kesal lalu pergi meninghalkan Bima dan Rio yang tampak bingung.

"Malah kabur lagi tuh anak, gua dah bilang, mereka tuh sebenernya tanpa sadar udah saling sayang, saling cinta, makanya mereka kaya gitu, ga bisa dipisahin"
"Bim.. gimana kalau di drama kita ntar, kita bikin Romeo dan Julietnya akhirnya bersatu, ga mati tragis"
"Iya juga ya Yo, kan judulnya Bukan Romeo & Juliet"
"Tulll..."

Ali berjalan galau ke arah kantin, siang itu ia tidak memiliki semangat untuk mengencani para gadis cantik yang biasanya ia dekati.

Langkahnya terhenti saat melihat Prilly sedang bersama Wisnu di dalam kantin, yang membuatnya risih saat Wisnu menyuapi Prilly makanan miliknya untuk diicipi.

Prilly terlihat nyaman bersama Wisnu, bahkan sifat femininnya terlihat ketika sedang bersama Wisnu.

Ali memutuskan meninggalkan area kantin dan menyibukkan dirinya di lapangan basket yang sedang sepi.

***

Prilly berdiri di atas panggung ruang serba guna sekolah, hari pertama latihan untuk drama kelasnya, ia bersemangat menghafal dialognya sebagai Juliet.

Berbeda dengan Ali yang baru datang entah darimana. Ia terlihat malas dan menghempaskan tasnya ke kursi dengan sembarang.

"Li..darimana sih lo?kok baru dateng, kan udah gue bilang daritadi, hari ini kita mulai latihan" omel Prilly sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

Bukan Romeo & Juliet (Season 3)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt