CHAPTER 28

9.1K 1K 46
                                    

"Aliiii...Lii..." Teriak Prilly mencari keberadaan Ali pagi itu. Sudah bersiap dengan jaket tebal dan juga topi kupluknya, Prilly berjalan ke semua ruangan di rumah Ali tapi tak juga menemukan pria itu.

"Gimana sih, katanya mau jalan-jalan, kok dianya ngilang?" Prilly mulai lelah dan melemparkan tubuhnya ke atas sofa ruang tengah.

Pikirannya mulai memikirkan hal-hal yang negatif, apa Ali sudah pergi dan meninggalkannya sendiri di sana. Ia bergegas keluar rumah dan mencari mobil Ali.

"Ga ko, mobilnya ada, trus Ali kemana?"

Tett..tett...

Prilly terlonjak kaget saat mendengar suara klakson motor dari arah luar. Ia berjalan ke arah datangnya suara. Dan senyumnya perlahan mengembang saat melihat sosok yang sedari tadi di carinya ada di atas motor CBR 150 berwarna biru.

"Ali..?" Gumamnya pelan.
"Naik Prill" seru Ali sambil memasangkan helm nya. Prilly berlari ke arah Ali setelah mengunci pintu rumah.

"Kamu dapet motor ini dari mana?" Tanya Prilly sebelum memakai helm yang diberikan Ali.

"Di bagasi" jawab Ali.
"Masa?punya siapa?"
"Punya aku, hadiah dari papa pas aku janji dokter "
"Keren"
"Suka?"
"Banget..."
"Sama motornya apa orangnya?" Goda Ali tersenyum penuh arti.
"Sama yang ngasih, wlekk" balas Prilly tertawa puas.

Ali ikut tertawa sambil mengguncang kepala Prilly yang tertutup helm dengan gemas. Beberapa menit kemudian mereka sudah melaju keluar dari komplek dan berniat mengelilingi kota penuh kenangan tersebut.

Prilly melingkarkan lengannya di perut Ali dan dagunya bersandar di atas pundak Ali. Menikmati hembusan angin sejuk kota Paris van Java tersebut. Ia merindukan momen-momen berada di atas motor dengan Ali. Ia memandangi sekelilingnya, sudah banyak sekali perubahan, sampai-sampai ia tidak tahu dimana mereka berada saat itu.

"Prill.. masih inget jalan ini?" Tanya Ali berteriak di balik helm full face nya.

"Ini kan.....jalan mau ke SMA kita dulu bukan?" Tebaknya dengan antusias.

"Kamu masih inget ya"
"Iya dong, 3 tahun lewatin jalan yang sama bareng kamu" Prilly tersenyum mengenang semuanya, perlahan mengeratkan pelukkannya, Ali mempercepat laju motornya.

5 menit kemudian Ali sudah memarkirkan motornya di depan sebuah pagar tinggi gedung sekolah bercat hijau. Prilly segera turun dari duduknya, menatap haru pada gedung yang bentuknya belum berubah, hanya warna cat nya saja yang berubah, dan tambahan gazebo di sekitar lahan kosong sekolah tersebut.

"Li.. masuk yuk, aku kangen" ucap Prilly.
"Sekarang masih jam sekolah sayang, kita pasti ganggu banget, lagipula belum tentu guru-guru itu masih sama dan kalaupun iya, mereka belum tentu masih inget sama kita"
"Iya juga ya, habis kamu bawa aku kesini, aku kan jadi kangen"
"Iya, maaf, lain kali kita masuk ya"
"Lain kali itu kapan Li? Siapa tau ini jadi kesempatan terakhir kita bisa bareng"
Ucapan Prilly membuat Ali akhirnya menarik tangan Prilly dan menyuruhnya naik kembali ke atas motor. Setelah memastikan Prilly duduk dengan aman, ia kembali melajukan motornya mengitari semua jalan yang pernah mereka lewati.

Menikmati semua memori yang menari-nari di kepala, merasakan kebersamaan 10 tahun yang lalu, di saat mereka masih belum mengenal cinta. Semuanya terasa aman, tidak ada kekhawatiran yang berarti, dijalani bersama-sama, merencanakan masa depan bersama. Prilly ingin kembali ke masa itu, masa di mana ia memonopoli Ali, apapun yang ia mau selalu dituruti, apapun yang ia inginkan selalu ia dapatkan, meskipun Ali harus bersusah payah hingga sering kena marah kedua orang tua mereka.

Prilly tertawa kecil di tengah air mata yang mulai mengalir, ia mengeratkan pelukkannya lagi sambil menelungkupkan kepalanya di punggung Ali.

Tak terasa hari mulai sore, Ali baru tersadar saat mereka tiba di daerah Lembang, penuh dengan kebun teh, biasanya mereka akan berlomba untuk sampai di sebuah bukit di atas kebun teh tersebut. Ali menghentikan motornya di sebuah area persawahan, hujan mulai turun, ia mengajak Prilly untuk berteduh di bawah sebuah saung milik petani di sana.

Bukan Romeo & Juliet (Season 3)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt