CHAPTER 18

16.3K 1.8K 79
                                    

"Kenapa liat-liat?ada masalah?"
Seru Ali pada setiap orang yang memandang mereka.
Berjalan dari parkiran menelusuri lorong sekolah sambil bergandengan tangan menjadikan mereka sebagai tontonan menarik pagi itu.

Bukan tanpa alasan, tak biasanya Ali memggandeng mesra tangan Prilly seperti itu, biasanya hanya merangkul pundak atau malah saling kejar-kejaran hingga masul ke kelas.

Prilly yang awalnya sungkan akhirnya malah tertawa puas saat Ali berteriak seperti itu pada setiap orang yang menatap heran mereka.

"Lo juga, kenapa?ada yang salah kalau gue gandeng cewe gue sendiri?" Ucapnya lantang.

Dari kejauhan beberapa meter, Mimi yang baru saja keluar dari kelas terkejut bukan main, tak disangkanya Ali bisa berani mengatakan hal seperti itu pada orang banyak.

Mimi tak sempat menghindar saat Ali sudah berjalan menarik Prilly ke arah kelas mereka.

"Pagi Miw" sapa Ali.

"Pagi Ali..."

"Miw, nanti gue jelasin.." Bisik Prilly yang mengikuti langkah cepat Ali.

Mimi hanya tersenyum dan menunjukkan ibu jarinya pertanda mengerti.

"Kamu tunggu sini, aku cariin sarapan"

"Li.." Cegat Prilly cepat menarik tangan Ali yang hendak beranjak pergi.

"Ya?" Ali menoleh

"Bisa ga, kamu bersikap kaya biasa aja, anggap aku sahabat kamu kaya biasa, meskipun sekarang kita pacaran, jujur aja, aku ga nyaman kamu perlakukan kaya princess, aku masih Prilly yang sama, aku mau kita sarapan bareng, main basket bareng, brantem ala-ala....bisa kan?" Ucapnya berterus terang.

Ali terlihat mengerutkan keningnya, terdiam sejenak sebelum akhirnya ia mengambil alih tangan Prilly dan memberi isyarat untuk mengikutnya keluar.

"Ayo kita makannnnnnnn" seru Prilly kegirangan membuat Ali tertawa dan kembali membully wajahnya seperti biasa.

"Hahaha, sumpah aku kangen kamu yang kaya gini Li, sekalipun pipi aku sakit" ucapnya tertawa.

Tapi tak bertahan untuk waktu yang lama, karena tiba-tiba mereka berpapasan dengan Wisnu. Prilly berhenti mendadak membuat Ali juga ikut berhenti.

"Hai Nu..." Sapa Ali ramah.
"Hai Li" balasnya senetral mungkin.
"Makasih ya lo dah nyadarin gue" ucap Ali lagi tanpa melepas genggamannya fi jemari Prilly.

"Sama-sama, tolong jaga baik-baik, jangan sampe dia nangis kecewa, atau gua ga akan kasih kesempatan lo ketemu sama dia lagi" ucap Wisnu tegas dengan senyum di wajahnya yang membuat Prilly merasa bersalah.

"Kalau gue sampe nyakitin dia, lo bebas hukum gue kaya apapun"jawab Ali balas tersenyum.

Wisnu berpamitan tanpa memberikan waktu untuk Prilly mengicapkan terima kasih.

~~~

"Kamu ngapain pulang ke Bandung?bukannya di London lebih enak?"

"Kenapa?mama ga kangen sama aku?"
"Maliq, kamu pikir mama itu ga tau, kamu kesini itu pasti punya tujuan yang penting sampe kamu meninggalkan hobby kamu di sana"

"Hehe,,ketauan ya ma?"

Sebuah perjalanan panjang bagi Prilly hingga kini Maliq menginjak usia 20tahun, mulai dari proses pemulihan ingatan Ali, kematian papanya, melahirkan anak ke-2 nya, mengikhlaskan Maliq kuliah di London sambil berlatih sebagai pembalap mobil, hingga pertemuannya dengan dua insan yang namanya mirip dengan Ali dan Prilly.

"Masih ga mau crita?jangan sampe mama tanya ke papa nih?"
"Ga usah Ma, yang mama pikirin bener ko"

"Jadi bener, karena Prilly?"

Bukan Romeo & Juliet (Season 3)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt