Dinner

5K 372 2
                                        

Ali POV

Rencanaku dimulai dari mengajaknya dinner. Yap, makan malam. Oke, aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya. Bukan layaknya fans, tapi layaknya dari lelaki-wanita.

Aku menyiapkan makan malam untuknya dengan tanganku sendiri. Tanpa campur tangan orang lain, bahkan Rian sekali pun. Aku ingin menjadikan makan malam ini berkesan. Tapi satu yang mengganjal, apakah dia mau makan malam bersamaku? Aku akan pastikan itu.

Kini aku menghubungi Randy.
"Ran, Prilly sibuk nggak?"

"......"

"Ooh... Ya udah."

"....."

"Pengen gue telpon."

"......."

"Iya, ah, bawel! Thanks yak!"

"....."

Klik. Oke, saatnya menghubungi Prilly.

Pril, kamu sibuk nggak lusa?

Nggak. Kenapa?

Aku mau ajak kamu ke suatu acara. Spesial

Hm?

Iya.... Kalo kamu mau, aku jemput kamu lusa jam 7

Hmm.... Insya Allah, aku bisa. Oh ya, Li, btw soal kontrak iklan pasta gigi kenapa kamu cancle?
Terdengar nada sedih dari suaranya. Duh! Aku lupa bilang sama Rian. Tapi, ya udah lah....

Maaf, Pril. Ternyata jadwalku bentrok sama iklan pasta gigi, jadinya gak bisa

Gak papa, kok. Oh ya, kata Randy bakal ada tawaran lagi buat kita, Li... Tapi belum tau jadi apa nggaknya. Kalo jadi, kamu mau tandatangan?
Aku tersenyum mendengar ucapannya di seberang sana.

Pasti. Sebagai permintaan maaf udah cancle jadwal yang kemarin. Tapi kalo ada lagi kontrak sama kamu, gak usah pake mikir udah langsung aku tandatangan
Wah, aku sendiri tak menyangka aku se blak-blakan itu. Hahahaa

Ah, Ali...
Aku yakin pipinya memerah disana. Kebiasaan yang aku suka, yang sering kulihat meski secara diam-diam.

Btw, Li.. Aku mau tanya... Kamu kok gak pernah nyanyi, ya? Padahal katanya kamu pencipta lagu, loh... Dan katanya lagu-lagu kamu bagus semua. Kenapa nggak pernah bikin satu lagu aja buat kamu sendiri, trus coba nyanyiin deh

Aku terdiam. Mampus! Kenapa harus topik ini, sih? Aku paling nggak suka! Fhuhh... Oke, Li... Tenang... Lo itu paling pinter nyari alasan, Li....

Suka nggak pede aja sama suara sendiri, Pril. Rasanya gimanaa... Gitu. Oh ya, kamu mau aku bikinin lagu? Boleh di publikasikan

Waaahhh... Boleh, pasti laguku banyak yang suka deh kalo Musisi terkenal yang bikin lagu kayak kamu

Aku tersenyum sambil membayangkan wajah cerianya.

Sebenernya lusa kamu mau ajak aku kemana, sih, Li?

Dinner

Emm... Mm.. Kalo dinner, maaf ya.. Kayaknya aku nggak bisa deh..
Pasti dia teringat sama kejadian kemarin.

Nggak kok, ini bukan di tempat umum. Tapi di suatu tempat spesial yang bagusssss banget, tenang, jauh dari kata keramaian. Gimana?

Ohh.. Okeeey.. Kalo gitu boleh dehh ^^ aku tunggu ya...

Night, Prill... Have a nice dream

Night, Li... Have a nice dream too
-------
Jas hitam simple telah kukenakan. Lengkap dengan jambul andalanku.
Hari ini aku bersiap menjemput Prilly. Menurut kabar dari Randy, majikan unyunya itu sekarang berada di apartemen. Jadi aku akan menuju apartemen sekarang.
Aku putuskan untuk tidak nyatakan perasaanku padanya. Tidak! Belum saatnya! Ini terlalu cepat!
Aku juga sudah pikirkan banyak alasan jika dia memintaku untuk menyanyi.

"Ini bener, kan? Lantai 3 kamar nomor 415." gumamku. "Ehmm." Aku berdehem pelan sebelum memencet bel kamar apartemennya.
Ting! Tong!
Kriek!
"Eeh... Mr.Anderson.." sapa Cassie, kekasih Randy.
"Tumben main ke apartemennya Prilly." ucapku.
"Iya.. Prilly minta aku sama Randy nilai penampilannya. Ali mau nge-date sama Prilly?" goda Cassie. Aku tersenyum. "Jadi kamu gak bantu dandan?" tanyaku.
Cassie mengulum senyum. "No! Dia dandan sendiri. Tutup mulutnya nanti ya kalau ngelihat dia, nyamuk masuk lho kalo nggak ditutup. Jangan nganga.. " goda Cassie lagi.

Aku mengulum senyum. "Iya, iya..." Aku berjalan menuju kamarnya, lalu kuketuk pintu berwarna cokelat tersebut.

"Sebentarrrrr!!!" Teriaknya dari dalam. Aku tersenyum membayangkan ia sedang berdandan.
5 menit kemudian, ia kembali berteriak, "Masukk!!" Spontan, kubuka pintunya. "Hah! Ali! Kok nggak bilang kalo kamu depan pintu?" serunya kaget. Mungkin ia mengira aku ini Randy.
"Aku belum minta tolong kasih pendapat penampilanku sama RanCass!!" keluh Prilly membuatku tersenyum. Ini, sih gak usah pake Randy Cassie buat nilai penampilannya dia, anak kecil sekalipun pasti terpana dengan penampilannya. Sumpah ya, dia cantik. Gaun ungu dipadukan dengan heels putih serta rambutnya yang sedikit gelombang terurai dengan indahnya.
Aku menganga, tapi langsung kututup mulutku mengingat pesan Cassie.
"Ya ampun... Apa kahyangan lagi ribut sekarang? Karena bidadarinya dibawah sini bersamaku? Ataukah malaikat yang kebingungan mencari temannya? Karena teman malaikat mereka sedang menggunakan gaun ungu?" kataku kagum. "Ali ini apaan..." kudengar ia bergumam malu. "Aku ini belum selesai.. Kirain tadi Randy!"

Author POV
"Aah.... Harus banget apa matanya ditutup?" Prilly sudah berapa kali mengeluh saat Ali menutup matanya menggunakan saputangan.
"Sabar, cantik... Ini mau sampe.."

"Nah..." Ali menuntunnya sampai halaman belakang. "Udah sampai... Aku buka ya, satu, dua, tiga..."
Sret!
"Whoaaaaa!!" Prilly berdecak kagum.
Ali menarikkan kursi untuknya.
"Ini kamu yang nyiapin? Hebat!!" Tak hentinya Prilly melontarkan pujian.

"Ah biasa aja..."

-------
Mereka telah selesai menghabiskan makanan yang tersedia.
"Li."
"Ya??"
"Tujuan kamu buat ngajakin aku candle light dinner ini apa?"
Ali terdiam, lalu ia tersenyum. "Salam perkenalan. Kamu mau jadi sahabat aku, kan?" Belum saatnya melangkah ke yang lebih jauh, Li... batin Ali.

"Oooh.... Kamu nyanyi, dong.. Aku mau denger suara kamu..."
Ali tergagap. Ia memang telah menyiapkan alasannya jika Prilly menyuruhnya bernyayi, tapi ia lupa akan hal itu.
"Aku.... Gak pede sama suaraku, Pril." dustanya.
"Aah.. Kamu kan, musisi. Masa iya gak pede."
"Tapi kata orang bakatku itu bikin lagu, bukan nyanyi."
"Oke, oke... Aku juga hobi bikin lagu.. Gimana kalo kita bikin collabs? Cari intronya, nadanya...." usul Prilly.
"Ya... Nanti coba deh... Insya Allah ya.." ujar Ali gugup.

Haiii.... Tinggalkan jejak, vote, komen, masukin ke library dan reading list yaa... Jangan lupa baca ceritaku yang berjudul "Innocent Girl" terimakasii...

Cover by: millganuari

Bad Voice ✅Where stories live. Discover now