Karena Tak Ada yang Singgah Bukan Berarti Mudah Diketuk

2.6K 82 11
                                    

Aku menyukainya. Belum sampai pada tahap menyayanginya, atau yang lebih parah lagi.. mencintainya. Tidak. Terlalu dalam untuk gadis seusiaku.

Ada orang yang mengatakan, jika jangka waktu menyukai seseorang hanyalah empat bulan. Jika lebih? Maka kau sudah sampai pada tahap mencintainya. Yah, begitulah mitosnya. Benar atau tidak, aku tidak tahu.

Yang jelas, aku menyukai pria itu.

Menyukai atau bersimpati? Entahlah. Sama saja bagiku.

Nyatanya kami saling mengenal kurang dari tiga bulan lalu. Dia pria yang menyenangkan. Dengan kepribadian menarik dan selalu ramah dengan semua orang. Seorang yang mandiri dan rajin. Dan baik hati. Terlalu baik hati. Mungkin itulah yang membuatku menyukainya. Sayangnya, dia sulit didekati. Meskipun setiap harinya kami saling bertegur sapa. Seolah ada sebuah rantai yang mengikat kakiku agar aku tak bisa menjangkaunya. Dan parahnya, seperti dia yang memasang benda itu disana.

Dia baik padaku, begitupun pada setiap wanita.

Dia dekat, tapi tak tertembus.

Mampu kulihat, tapi tak kuasa kugapai.

Dia hangat dan membakar disaat yang sama.

Terlalu transparan. Tak ada yang tahu apakah dia menyukai seseorang. Mungkin bagi banyak orang, justru itulah peluang terbesar untuk mendapatkannya. Tapi, tidak bagiku. Mendekati seseorang yang tengah menyukai orang lain lebih mudah ketimbang harus mengejar seseorang yang tak menyukai siapapun. Ah, aku tak pandai mengekspresikannya. Kau akan tahu saat merasakannya. Seperti dia memang tidak diciptakan untuk mencintai seseorang.

Begitulah,

"Karena tak ada yang singgah, bukan berarti mudah diketuk."

Girls' DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang