Aku mencintainya. Yang kutahu, dia juga mencintaiku. Hanya itu. Tidak, aku tidak pernah mengatakannya, tidak juga dia. Kami saling diam dengan perasaan satu sama lain. Hanya saja aku tahu, bahwa aku mencintainya.
Temanku sering mengatakan padaku jika aku harus mengungkapkan perasaanku. Ini jamannya wanita bergerak lebih dulu. Tidak harus menunggu pria untuk melangkah mendatangimu. Tapi, itu berat. Padahal sudah hampir semua orang yang mengenal baik aku maupun dia tahu jika aku mencintainya. Dan dia juga. Mungkin.
Tapi, tidak.
Biar dia yang melakukannya lebih dulu. Aku tidak ingin membuatnya terlihat pengecut. Mungkin dia memiliki alasan lain? Ya, bisa saja.
Lalu,
"Hey, kau harus memberi pajak jika sudah memiliki pacar dan ingin hubungan kalian bertahan lama." Teriak seorang temanku.
"Diamlah." Sergah pria yang kucintai. Dia.. tersipu?
"Seorang wanita menyatakan perasaannya pada priamu kemarin. Kau bisa menebak kelanjutannya." Sepertinya sahabatku tahu apa yang membuatku bertanya-tanya.
"Dia bukan priaku." Kataku.
![](https://img.wattpad.com/cover/49279751-288-k657645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls' Diary
RomanceBumi tak hanya seluas taplak meja. Jika kau bisa terbang dan melihat melalui jendela-jendela rumah, kau akan melihat cerita-cerita yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh penulis manapun. Tapi disini, aku ingin membicarakan sesuatu yang manis. Cint...