Aku menyukainya, teman sekelasku. Nyaris setiap hari mencari-cari alasan untuk mengirim satu atau dua pesan padanya. Mulai dari hal klise seperti menanyakan tugas, sampai berpura-pura salah kirim.
Suatu hari, dia yang mengirim pesan padaku lebih dulu, bertanya tugas. Begitu setiap harinya.
Dan sampai akhirnya, Tidak ada lagi alasan tugas, atau pesan yang salah dikirim. Tidak. Aku mengirim pesan karena aku ingin. Begitu pula dengannya.
Karena saat kami tak lagi membutuhkan alasan untuk memulai percakapan, saat itulah aku tahu.
Perasaanku terbalas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Girls' Diary
RomansBumi tak hanya seluas taplak meja. Jika kau bisa terbang dan melihat melalui jendela-jendela rumah, kau akan melihat cerita-cerita yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh penulis manapun. Tapi disini, aku ingin membicarakan sesuatu yang manis. Cint...