Tak pernah ada hubungan yang terbentuk di antara aku dan dia. Meskipun ia meyakinkanku jika rasa ini sama. Aku tak berani menuntut apapun. Aku terbiasa mencintainya dengan sederhana. Ya, sesederhana rasa yang timbul karena terbiasa.
Aku mencintainya. Hanya itu.
Bagi seorang wanita, semua itu sudah cukup. Meskipun banyak hal yang menentang komitmen tak terucap itu, aku tetap mencintainya sama seperti saat pertama kali aku melihatnya.
Lalu, aku sadar dia berbeda. Awalnya dia selalu bertanya aku berada dimana. Kenapa dia tak bisa menghubungiku, dan hal-hal lainnya pada sahabatku. Kelamaan, waktu memutus rasa yang ada pada dirinya. Dia tidak lagi bertanya.
Tapi aku, tetap seperti dulu.
Aku mencintainya.
Sahabatku selalu berkata, "cari seseorang yang baru selagi hatimu belum terperosok terlalu dalam." Tidak bisa, aku mencintainya.
"Dia mulai tidak peduli padamu." Mungkin dia sibuk.
"Kemarin aku melihatnya pergi bersama wanita lain." Orang itu pastilah sahabatnya.
"Bagaimana jika wanita itu adalah kekasihnya? Orang yang menggantikanmu saat kau tak ada." Tidak, dia pernah berkata, dia mencintaiku.
"Semudah seseorang mencintai, semudah itu pula ia melupakan. Jangan menjadi orang bodoh." Aku tak ingin berkomentar.
Lalu, hari itu tiba.
Dia datang saat aku memintanya. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan. Hanya diam. Sampai dia membuka pembicaraan, "Ada apa?"
Kuberanikan diri bertanya apakah rasa yang dulu masih tersisa.
"TIDAK, MAAF."
Aku hanya tersenyum.
Satu-satunya yang kuinginkan saat itu hanyalah agar Tuhan menahan air mataku. Kumohon. Jangan menetes.
Lalu semuanya selesai begitu saja.
"Sudah kubilang semua pria sama saja." Aku menangis. Terisak.
Sahabatku memelukku.
"Waktunya bagimu untuk mencari yang baru."
Aku tersenyum, "Tidak. Aku akan tetap setia menunggunya. Sampai kami kembali memiliki rasa yang sama. Aku akan tetap disini."
![](https://img.wattpad.com/cover/49279751-288-k657645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls' Diary
RomantikBumi tak hanya seluas taplak meja. Jika kau bisa terbang dan melihat melalui jendela-jendela rumah, kau akan melihat cerita-cerita yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh penulis manapun. Tapi disini, aku ingin membicarakan sesuatu yang manis. Cint...