I Really Don't Know

884 64 4
                                    

Tidak begitu banyak perubahan di hidupku.Hanya beberapa orang sekitar yang peka akan hal itu.Aku segera menghampiri Boby.

Saat aku mulai membuka mulut...

"Belum Dave.Kita masih permulaan"Jawab Boby membuatku menghela nafas.

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"Tanyaku 

"Membuat badanmu lebih berotot,mendaftarkanmu ke suatu klub olahraga atau musik"

"Tapi aku tak pandai dalam hal itu"

"Semua juga begitu Dave.Kita sekolah untuk belajar agar menjadi pandai"Jawab Boby seperti biasanya.Penuh dengan petuah petuah hidup.

"Ya.Aku akan berusaha"

"Berusahalah dengan keras Dave..4 bulan lagi,akan ada pesta dansa di sekolah.Jadilah pasangan dansa yang terbaik"

"Jadi..Aku harus menari?Itu tidak mungkin Bob.Itu sangat sulit"

"Jika kau menjadi pasangan dansa terbaik,kau akan dilihat banyak orang.Termasuk Ve"

"Jadi...Ve bukan pasangan dansaku?"

"Jangan bersikap bodoh..Ve tidak mungkin menerimamu begitu saja"

"Ya.Aku tahu.Lalu,dengan siapa aku akan belajar berdansa?"

"Dengan seseorang"Ucapnya lalu pergi.

Boby berkata akan membantuku tapi ia malah meninggalkanku dengan tanda tanya besar.Aku hanya duduk di kursi di koridor sambil membayangkan sebotol liquor di toko pojok jalan.Aku pun berencana membelinya sepulang sekolah.

"Dave!"Ucap Boby membuyarkan lamunanku.

"Ikuti aku"

***

Kami sampai di suatu tempat.Tempat ini sungguh membuatku takut.Pasalnya,banyak anak anak berjaket hitam memukuli seorang anak culun.Di tempat ini juga dipenuhi asap yang seringkali membuatku batuk.

Kami berhenti di depan pintu sebuah ruangan.Boby menoleh ke arah kanan dan kirinya seperti pencuri yang hendak memasuki rumah target.Ia mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya lalu membuka pintu itu.

Setelah ia masuk dan aku pun hendak melangkahkan kakiku,tiba tiba tanganku ditarik ke dalam secepat kilat.

"Aku bisa masuk sendiri!"Bentakku pada Boby.

"Kau terlalu lamban"Jawabnya membuatku emosi lalu memukul wajahnya.

Saat aku hendak memukulnya lagi ia dengan cepat menendang perutku hingga aku terjatuh.

"Ini bukan saatnya Dave"Ucapnya.

Aku pun menerima dengan lapang dada dan berusaha meredam emosiku.

"Apa yang akan kita lakukan disini?"

"Kau akan berlatih berdansa"

"Apa?!Di tempat gelap dan penuh debu seperti ini?!Apa kau gila?!"

"Jangan manja Dave.."

Aku hanya menghela nafas.

Sudah hampir sepuluh menit kami hanya duduk diam.Tiba tiba Boby berdiri dan berjalan kesana kemari.

"Kapan kita akan memulai latihan berdansa?!"Tanyaku yang sudah mulai bosan.

"Seharusnya dia sudah datang sedari tadi"Jawabnya.

"Siapa maksudmu?"

"Seseorang yang akan mengajarimu berdansa.Ehm...Bagaimana kalau aku yang mengajarimu?"

It Always Will Be You VerandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang