"Ada apa denganmu?"Tanya Viny.
"Ehm..Aku hanya takut tentang kelulusanku.Aku khawatir akan sesuatu tak terduga yang akan menimpaku lalu membuatku tak bisa keluar dari sekolah itu tahun ini"
"Kau pasti lulus Dave..Tak ada yang perlu kau cemaskan"
"Ya.Kau benar.Aku tidak perlu cemas"
Aku menoleh ke arahnya lalu tersenyum dengan paksa.
Dia membalas senyumanku.
Sungguh.Ini rumit.Otakku benar benar dipenuhi oleh teman kecilku yang bernama Jessie.Aku bahkan tak memikirkan seseorang di sampingku yang notabene adalah kekasihku sendiri.Aku merasa seperti ada bagian dinding otakku yang sangat rapuh dan kini pecah.Entah apa itu.Aku tak bisa menjelaskannya.
"Dave?"Ucap Viny membuyarkan lamunanku.
"Ya?"
"Kau tak biasanya seperti ini.Ada apa Dave?Ceritakanlah padaku"
"Aku telah mengatakannya beberapa menit yang lalu.Apa aku harus mengulanginya?"
"Kau memang mengatakannya.Tapi kau tak mengatakannya dengan cara yang seharusnya.Kalimatmu tidak begitu spesifik atau mungkin malah ada maksud lain"Jawabnya sambil menuang minuman ke dalam gelas.
"Kalimat yang ku ucapkan tadi merupakan kalimat paling jelas.Itu menjabarkan semuanya"
"Aku telah mempelajari tentang kedinamisan manusia di Universitas Lincoln selama bertahun tahun Dave..Aku dapat memindai setiap gestur tubuh yang kau buat lalu menghasilkan sebuah prediksi.Dan selama hidupku,rata rata dari semua prediksiku mempunyai akurasi di atas 87,5%.Walaupun ada beberapa orang yang sangat sulit dipahami.Tapi aku yakin pengalamanku akan mengalahkan kerumitan itu.Dan aku tahu sekarang kau sedang menyembunyikan sesuatu"Jelasnya panjang lebar.
"Mungkin aku termasuk dari orang orang yang berbeda itu"
"Terus teranglah Dave.."
"Jika kau memang dirancang untuk membaca setiap gestur tubuh seseorang kau seharusnya tahu tanpa ku beritahu"
"Aku tidak membaca pikiran Dave..Kumohon jangan menyembunyikan sesuatu dariku.Kita akan tinggal serumah beberapa bulan lagi seperti janjimu"
Aku menghela nafas.
"Mungkin aku perlu sedikit penyegaran.Aku harus pulang.Besok aku harus bangun pagi sekali agar tak ketinggalan bus sekolah"
Aku mulai beranjak dari kursi lalu berjalan menuju pintu.
"Kapan aku bisa berkunjung ke rumahmu?"Tanyanya membuat kakiku berhenti melangkah.
Aku berbalik lalu menatapnya.
"Apa maksudmu?"
"Kau bertanya tentang maksud setelah kekasihmu sendiri bertanya kapan ia bisa berkunjung ke rumahmu?Kau begitu aneh Dave..Apa yang terjadi denganmu?"
Aku menunduk lalu berbalik dan kembali melanjutkan langkah kakiku keluar.
Saat aku tiba di depan pintu,seseorang memelukku dari belakang.Ya.Itu Viny.Aku melepaskan pelukannya lalu melihat ke arahnya.
"Maafkan aku.Aku membuatmu semakin bingung.Ini salahku"Ucapnya.
"Tak apa.Ini bukan salahmu.Aku merasa ada sesuatu yang salah dengan kepalaku.Ngomong-ngomong,kau bisa berkunjung ke rumahku segera"Jawabku lalu tersenyum.
Kita pun berciuman.
"Temui aku lagi"
"Akan selalu begitu"
***
"Kau berkencan?"Tanya Papa yang tiba tiba sudah duduk di sampingku.
"Begitulah.."
"Raut wajahmu tak tampak seperti seseorang yang sehabis berkencan.Apa kencanmu gagal?"
"Tidak"
"Lalu,kapan kau akan membawa kekasihmu kemari?"
"Aku tak tahu"
***
Hari ini seperti biasa.Aku pergi ke sekolah dan tidak melakukan apa apa disana lalu pulang ke rumah dengan berjalan kaki.
Sampai di suatu gang kecil,kulihat terdapat seorang bertubuh besar sedang memukuli seorang anak laki laki yang lemah.Aku berlari menghampirinya.
"Hentikan!"
Mereka semua pun menoleh.
"Phil?"Ucapku sungguh terkejut.
"Lihatlah!Ada anak kecil lain yang sebentar lagi akan mati"
"Kau sungguh menjijikkan Phil"
Ia berlari ke arahku lalu berusaha menendangku dengan kakinya yang besar namun aku berhasil menghindarinya.
"Kau terlalu lamban Phil!Kau sama saja seperti yang dulu!Tak pernah berubah!"
"Akan ku buktikan siapa yang lamban"
Ia berlari mengejarku tapi ia masih saja tidak berhasil menangkapku.Saat aku keasyikan berlari,aku tersandung lalu terjatuh.Phil dengan cepat menghampiriku lalu menancapkan sebuah pisau ke lengan kiriku.
"Arghh!!!!!".Aku menjerit dan berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat ini.
"Betapa beruntungnya aku.Kau datang menyerahkan dirimu.Hahaha.Ternyata kau sama saja seperti yang dulu.Tidak pernah berubah"
"Aku hanya mendorongmu ke tempat sampah Phil!!Aku tak pernah berusaha membunuhmu!!Kau tak adil!"
"Itu tak ada hubungannya dengan ini"Jawabnya lalu mencoba menginjakku.Dengan cepat aku berguling ke kanan.
"Katakan maumu Phil!!Aku akan memberimu uang!"
"Aku tak butuh uangmu.Aku ingin melihatmu mati!"
"Tapi mengapa?!!"
Ia menghampiriku lalu mencengkram kerah bajuku dan menyeretku mendekati tembok.
Phil menarik rambutku lalu kepalaku diantukkannya ke tembok.Aku bisa merasakan darahku mengalir.Pandanganku mulai kabur.
"Dengar Dave.Sebenarnya aku tak mau melakukan ini.Jika kau ingin selamat,jangan tampakkan dirimu di rumah itu atau berusaha mengintip orang lain.Jangan lakukan itu lagi.Jika kau melakukannya lagi aku benar benar akan membunuhmu"
Ia mulai berjalan meninggalkanku.
"Apa kau melakukan ini atas perintah Irwin?"
Pertanyaanku menghentikan langkahnya lalu tak berapa lama ia berjalan lagi.
Bagian hitam di tepi pandanganku mulai meluas.Semua yang ku lihat menjadi buram.Sepertinya aku akan pingsan.