Aku duduk di kursi yang ditentukan kemarin.Aku sengaja datang sepuluh menit lebih awal agar ia tak menunggu.Memang sudah seharusnya begitu.Lalu beberapa menit kemudian Viny pun datang dengan kemeja bermotif kotak kotak berwarna merah hitam dan celana jeans panjang.
"Ku kira aku akan menunggu"Ucapnya.
"Tak akan"Jawabku lalu tersenyum
Kita pun berangkat ke bioskop.
***
Selesai menonton kami menuju ke food court.Kami mengobrol tentang ya..Seharusnya kau sudah tahu.Saat aku sedikit mengalihkan pandangan dari Viny,aku melihat wajah samping itu lagi.Aku pun terkejut dan membuat mimik muka layaknya orang terkejut.
"Dave!"Ucap Viny membuatku menoleh lagi ke arahnya.
"Apa kau mendengar apa yang ku bicarakan?"Tanyanya.
"Ya.Tentu"
"Lalu..Kenapa wajahmu seperti itu?"
"Ehm..Tidak ada apa apa.Aku baik baik saja"Jawabku berbohong lalu kembali mencuri pandang ke arah lain untuk mencari keberadaan wajah samping itu lagi.
Sedari tadi aku mencoba mencarinya.Namun tak kunjung bertemu sampai Viny selesai berbicara.
Viny mengajakku untuk ke rumahnya dan aku hanya menurutinya saja.Lebih baik aku berjalan jalan hingga tengah malam daripada harus duduk dan bosan berada di rumah.
Sampai disana,tak ada siapapun di dalam rumahnya.
"Kau tinggal sendiri?Dimana orangtuamu?"
"Di rumahnya.Aku tinggal sendiri sejak umur 16 tahun"
"Itu hebat"
"Bekerja sejak umur 16 tahun itu melelahkan"
"Tapi lihatlah rumah ini.Rumah yang megah.Dan kau bisa mendapatkannya di usia yang masih muda.Itu keren"
"Tak selalu begitu Dave..Terkadang kau juga butuh seseorang untuk membunuh waktu.Jika aku bisa memutar waktu,aku memilih tak meninggalkan rumah orangtuaku"
"Ehm..Mungkin mereka ingin kau lebih mandiri dan tidak merepotkan mereka lagi"
"Ya..Mungkin begitu"
***
Kami berdua berada di halaman belakang dengan sebuah pemanggang.Kami berdua memasak daging layaknya dua orang juru masak ternama di sebuah acara masak yang tayang setiap sore.
Setelah beberapa lama,daging pun siap disajikan.Tercium harum rempah rempah mahal yang merasuk ke dalam daging.Sangat menggugah selera.
"Aku akan mengambil minuman.Jangan makan sebelum aku!"Ucap Viny lalu berjalan ke dalam rumah.
Aku mendekatkan hidungku ke makanan itu.Menghirup harumnya rempah rempah yang sangat adiktif.Aku tak bisa mengalihkan hidungku.Ya,aku memang pecandu bau bau yang adiktif.Sewaktu kecil,aku pernah berada di kamar mandi selama 4 jam hanya untuk menghirup sabun mandi yang bau nya adiktif.Aku juga seringkali menahan nafsuku untuk menghirup bau parfum salah seorang temanku yang berbeda dari yang lainnya.Aku tahu kebiasaan itu adalah kebiasaan yang berbahaya namun ini tak bisa ku hentikan.
Terdengar suara langkah kaki Viny.Aku pun segera mengangkat kepalaku lalu menoleh ke arahnya.Ia membawa beberapa botol minuman.Ini benar benar surga.
"Aku sudah bilang jangan makan sebelum aku"
"Tapi aku benar benar tidak memakannya"
"Lalu ada apa dengan hidungmu?"
Aku segera meraba hidungku.Ternyata bumbu itu menempel disana.Seberapa dekat aku mencium daging itu?
"Ya sudahlah..Mari kita makan"
Aku pun segera mengambil daging itu dan saat sudah berada di dekat mulutku..Harumnya memasuki hidungku dengan lembut.Ini membuatku seperti terbang.Tapi dengan cepat aku menyadarkan diriku lalu memakannya.
***
Author POV
Selesai makan,mereka berdua memilih untuk meminum minuman minuman itu di sofa depan televisi.Dalam satu jam,mereka menghabiskan beberapa gelas minuman dan membuat mereka mulai mabuk.Mereka saling bercanda dan mengeluarkan beberapa dirty joke.Tentu saja,mereka melakukannya dengan tidak sadar.
Mereka terus mengobrol dan tertawa sampai menghabiskan beberapa botol minuman.Dari hanya sekedar bercanda,sekarang beralih ke kontak fisik.Mereka saling mendekatkan wajah mereka lalu berciuman.Dave mendekatkan badannya ke Viny hingga menindih badan Viny.Bibir Dave turun ke leher Viny.Bau parfum yang menempel di leher Viny membuat Dave mendekatkan hidungnya ke leher Viny sambil menghirup bau nya.Ia terus menciumi leher Viny.Tangannya membelai lembut perut Viny...
~