This is long chapter.
Enjoy!
Ini hari minggu yang berbeda, tidak ada lagi movie marathon di ruang santai dekat balkon yang seperti biasanya. Karena, Juli dan Kristi sudah mengajakku pergi dari rumah sejak pagi buta dengan alasan olahraga yaitu lari pagi.
Untung saja Ayah belum bangun, mungkin terlalu lelah dengan pekerjaannya. Jadi, aku hanya pamit pada Mami dan kabur dengan mudahnya tanpa amukan Ayah.Aku tau Juli dan Kristi merencanakan sesuatu, mereka menyuruhku membawa baju ganti karena selesainya berlari-lari akan ada tempat lain yang kami kunjungi.
Aku amat sangat yakin dua temanku tersebut masih penasaran dengan cerita antara aku dan Evan. Tidak ada salahnya jika aku menceritakan pada mereka hari ini, tentu saja tanpa membawa-bawa rahasiaku yang itu."Tumben banget sih lo berdua ngajakin lari-lari. Olahraga di sekolah aja males, sok-sokan." Dengusku sembari duduk dan meluruskan kaki di pinggir trotoar.
Juli dan Kristi mengikuti gerak-gerikku. Mereka menghempaskan tubuhnya di trotoar yang kotor dengan wajah meringis yang penuh peluh keringat.
"Gapapa kali Ara. Sekali-kali, biar sehat. Lagian juga kan kita udah lama gak mingguan bareng kayak gini, kangen tau." Kristi mengerucutkan bibirnya dengan manja.
"Najis lo ah Kris. Baper amat." Timpalku sedikit geli melihat sikapnya.
Kristi pun merengut tidak terima dikatai baper olehku barusan.
"Udah ih. Lagian Kristi juga sih, udah tau Ara orangnya gak peka. Mana ngerti coba?" Ujar Juli menengahi.
"Paan sih lo bawa-bawa peka. Emangnya gue penjahat gituan? Jorok ih lo pada. Baru tau gue."
"Itu PK gobs!" Seru Juli dan Kristi berbarengan.
Aku hanya mengedikkan bahu tidak peduli. Toh, walaupun aku tidak peka yang penting kan aku bukan PK.
Duh, apa banget sih gue.
"Yaudah yuk mandi terus sarapan, tanggung rumah gue tinggal dikit lagi doang." Pinta Juli seraya berdiri lalu merenggangkan tubuhnya ke kiri dan kanan.
Aku dan Kristi juga ikut berdiri, bersiap melanjutkan dengan berjalan kaki sampai rumahnya. Padahal hanya lari pagi sebanyak tiga putaran di kompleks sekitar rumah Juli, tapi sudah cukup membuatku sangat berkeringat dan kelaparan.
--
Aku, Juli dan Kristi sudah selesai mandi bergantian. Sekarang kami sedang menyantap roti dengan selai coklat sambil menonton film kartun, berhubung ini hari minggu yang pasti banyak film kartun ditayangkan.
Omong-omong rumah Juli sepi, katanya orangtuanya sedang pergi ke luar kota sejak jumat malam dan baru akan kembali besok pagi. Jadi aku dan Kristi bisa bebas bertingkah seenaknya tanpa takut ketahuan ataupun dimarahi oleh orangtua Juli.
"Emang kita mau kemana sih? Mau otw jam berapa? Kayaknya gue gabisa main lama-lama deh, tau sendiri kan si Ayah kayak gimana." Tanyaku, sedikit penasaran.
Juli dan Kristi cekikikan, aku memandang aneh mereka berdua.
Dasar bocah-bocah gajelas, batinku.
"Yaudah yuk pergi sekarang aja, terus nanti gue langsung anter lo pulang."
Aku pun mengangguk mendengar jawaban Juli.
Kami bertiga beranjak keluar, setelah Juli sudah memastikan pintu rumahnya terkunci rapat, kami semua langsung masuk ke dalam mobil merah maroon milik Juli.--
"Wow.. taman? Gue baru tau ada taman sebagus ini di deket sekolah kita." Ucapku takjub seraya memandang ke sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM a FREAK teenager
Teen FictionJika kamu dihadapi dua pilihan. Pertama, seseorang dari masa lalumu yaitu sahabatmu sekaligus pernah menjadi pacarmu yang menerima kamu dengan semua rahasia kelammu. Kedua, seseorang di masa kini yang belum tentu bisa menerima rahasia kelammu, dan b...