4 - The Truth.

203 16 2
                                    

Sinar matahari pagi menyembul dari balik tirai jendela kamarku yang sedikit tersingkap.

Tubuhku menggeliat hendak mengubah posisi yang tadinya menghadap langsung dengan jendela menjadi berbalik arah berlawanan.

Anehnya, tanganku seperti menyentuh sesuatu yang menyerupai seperti.. rambut? Tidak-tidak. Tentu saja itu bukan rambut milikku, rambutku halus tapi yang ini berbeda.
Aku membuka mata perlahan, pekikan tertahan hampir keluar dari mulutku.

Anjir, kak Alvin bikin jantungan.

Aku menoel pipinya supaya kak Alvin bangun.
Seperti adegan slow motion, kelopak mata kak Alvin pun bergerak ke atas. Bola matanya yang hitam legam menyambutku.

"Kak Alvin ngapain disini?" Tanyaku teraneh.

"Tadi Mami nyuruh aku bangunin kamu, tapi ngeliat kamu tidurnya enak banget kayak kucing baru kita 'si nyunyu', aku jadi ngantuk lagi. Yaudah tidur deh."

Aku terkikik mendengar alasan polos kak Alvin. Tapi seenaknya saja kak Alvin menyamakanku dengan nyunyu.
Oke, aku akan memberitau kalian rahasia besar di balik nama nyunyu.
Awal mulanya karena aku terus menyebut kucing baruku dengan sebutan kucing baru. Lalu kak Alvin mencetuskan nama 'new' untuk sang kucing.
Aku menyetujuinya, tapi akhirnya diplesetkan menjadi si 'nyunyu'. Begitulah.

"Yaudah, aku kan udah bangun. Kak Alvin keluar gih, aku mau mandi dulu." Pintaku sembari menarik tangannya.

"Oke Ara." Ujarnya datar seperti biasanya, kemudian tubuh kak Alvin menghilang dari balik pintu.

--

Aku menghabiskan siang hariku di ruang santai dekat balkon dengan ditemani cemilan cookies serta susu kaleng milo dingin.

Sambil telungkup aku menyalakan laptop dan mulai memilih kaset film yang akan aku tonton.
Pilihanku jatuh pada film korea yang berjudul 'Who Are You? School 2015', karena ada aktor tampan favoritku yaitu Yooksungjae. Info tambahan, selain aktor dia juga merupakan singer yang tergabung sebagai personil BtoB.

Aku mulai terhanyut oleh jalan cerita drama tersebut, jika ada adegan sedih maka aku akan ikut menangis dengan mudahnya. Aku baper? Ya memang.

"Lah, suka drakor lo Ra?"
Suara seseorang membuyarkan konsentrasiku.

Aku mendongak untuk melihat siapa yang berani mengganggu quality time of me.

"Ih, kok lo bisa disini sih?" Seruku tak percaya.

Lelaki di depanku yang tidak lain tidak bukan adalah Rian Rifano, hanya menyengir tanpa rasa bersalah.

"Kata kakak lo di bawah suruh naik aja, yaudah deh gue disini."

Aku memutar mataku, kesal dengan penjelasannya yang tidak nyambung.

"Maksud gue lo ngapain ke rumah gue?"

"Mau ngajak lo pergi. Main yuk Ra?" Pintanya memelas.

Aku menggeleng dan mengibaskan tanganku di depan mukanya.
"Pulang aja gih."

"Ih, Ara mah tega. Kan gue udah dateng jauh-jauh." Ujarnya mulai merajuk.

"Siapa? Yang peduli?" Sahutku cuek.

Rian mencibir, ia malah ikut duduk disampingku.
"Yaudah, gue ikut nonton deh."

"Terserah."

Ternyata menonton drama korea dengan ditemani Rian membuatku sulit berekspresi. Aku mati-matian menahan air mataku jika ada adegan sedih yang terpampang di layar laptopku. Kan gengsi, kalau Rian tau aku menangis hanya karena film yang pasti menurutnya menye-menye.

I AM a FREAK teenagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang