Chapter 8

17.5K 749 22
                                    

Makasih yang udah berkomentar hehe... Apa lagi yang udah spam... Makasih banget xD

~Happy reading.

---------

"Kania?" kudengar suara yang memecahkan keheningan.

"Dok, kita pulang saja" kataku dingin dan segera berbalik.

"Tapi..." katanya.

"Perut ku sakit" bohongku.

"Hmm baiklah" jawabnya.

Pada saat di mobil, ku rasakan seperti ribuan jarum menusuk kepalaku dan mulai kurasakan darah segar mengalir di hidung ku. aku berkata kepada dokter daylan untuk membawa ku pulang dengan segera. Tetapi bukannya pulang, dokter daylan membawaku ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, dokter daylan segera memeriksa ku. Memasukkan berbagai macam selang infus memberiku oksigen untuk pernapasan, menyuntik berbagai macam cairan hingga aku berkata.

"Dok! Cukup! Aku tidak membutuhkan semua ini!" kataku sambil melepas semua selang2 itu.

"Kania! Ini demi kamu! Kamu tau? Tanda2 yang kamu tunjukkan tadi itu pertanda persebaran virus! Seharusnya kamu mengugurkan kandunganmu itu" katanya dan membuatku terbelalak kaget.

"Apa?! Kenapa dokter mengatakan hal seperti itu? Hiks...hiks..." air mataku kini mengalir dengan deras dan kurasakan dokter daylan memelukku erat.

"Ini karena jika kamu melahirkan nanti, kemungkinan besar anakmu akan terkena kanker seperti mu" katanya.

"A..apa? Ba..bagai...bagaimana bisa? Hiks hiks" kataku sambil mencoba melepaskan pelukan nya.

"Ini karena darah yang mengalir di tubuhmu juga ikut mengalir di tubuh anakmu" jelasnya dan segera melepas pelukannya itu.

"Dokter...ak...aku harus apa? Hiks... Hiksss..." kataku lagi.

"Kamu harus melakukan kemoterapi dan menjalankan operasi" jawabnya.

Entah apa yang harus ku katakan tetapi ini mungkin jalan satu2 nya. Merelakan apa yang kumiliki, berdoa agar kandunganku selamat. Dokter daylan memberi tahuku agar kandungan ku sehat, aku harus mengkonsumsi sayuran dan buah2an.

Aku tahu apa yang harus ku lakukan sekarang.

Setelah mengantar ku pulang, tepat jam setengah 8 malam dokter daylan berpesan agar aku harus istirahat yang cukup.

Ketika aku memasuki kamarku, ku lihat rio sedang menonton televisi. Aku segera berlari dan memeluknya erat. Sangat erat.

"Ri...rio.. Hiks..hikss.." kataku.

"Kania? Ka..kamu kenapa??" jawabnya.

Aku mendongakkan kepalaku dan menatap mata coklatnya dalam dalam dan berkata.

"Kamu sayang sama sofie kan?" tanya ku sambil mengusap air mataku.

"Maksud mu? Jika kamu melihat ku tadi di mall jalan bersama sofie, maaf kan aku oke? Dia tidak memiliki teman untuk di ajak jalan" katanya menjelaskan.

Dengan segera aku menggeleng dan berkata.

"Aku akan merelakanmu" kataku sambil tersenyum kearahnya.

"Apa?! Tidak tidak... Apa yang dikatakan ibu dan bunda nanti?" tanya nya dan  keluar kamar sambil membanting pintu.

Ini yang terbaik batinku.

Keesokan paginya, aku mencari rio tetapi tak menemukannya. Aku berlari keluar dan bertanya kepada pak markus, kakek jafar dan om abu dan mereka berkata bahwa semalam mereka melihat rio keluar menggunakan motor ninja nya. Aku khawatir dengan rio.

He doesn't love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang