Chapter 16

30.6K 827 23
                                    

Ini chap terakhir yah.. Untuk sequel nya, mungkin lebih panjang dari ini karna konfliknya muncul sedikit2 gak kayak cerita ini. Makasih.

Jangan lupa vomment.

~happy reading
--------------

"Apa? Menikah lagi? Tidak tidak... Aku tidak mau menikah lagi. Dan kamu yang harus mengurus kedua anak kita termasuk lily" kata rio tegas.

"Rio, aku gak bakal sembuhh... Ribuan kata sudah aku lontarkan tapi kamu sama sekali tidak mengerti?" Kini air mata kania menggenang.

"Kamu bakal sembuh" tukas rio sambil menekan kan kata sembuh itu.

"Forget it, aku gak mau dengar lagi" jawab kania.

"Dan untuk kamu tasya, kamu bisa memulai hidup baru bersama daylan" senyum nya merekah ketika melihat dua orang tadi membelalakkan matanya bingung.

"Aku tidak menyuruh kalian untuk langsung menikah yaa... Aku cuma mau kalian jalanin aja dulu. Tasya, type mu kayak daylan kan? Dokter,tinggi,kulit nya bersih hahahaha... Dan kamu daylan, kamu mau perempuan yang cerewet dan pemaksa kan? Dia orang yang tepat kalau begitu hahahaha" tawa kania menggelegar ke seluruh ruangan.

Dan wajah kedua orang itu, memerah ketika mendengarkan penjelasan kania. Dalam waktu yang bersamaan, daylan dan tasya berbalik dan saling menatap sambil melemparkan senyum satu sama lain.

"Naaah tuh kan ketahuan senyum senyuman hahahahhahahaha" tawa kania semakin keras.

Yah otomatis wajah daylan dan tasya tambah merah ketika ketahuan saling menatap.

"Iiiii mukanya kayak tomat matang... Merah hahahaha" ejek kania.

"Udah kaniaaa, kamu itu gak boleh gitu, kan kasian tasya dan daylan nya" kata lyssa sambil menggelengkan kepalanya.

"Apa? Kamu tadi bilang kamu ke aku??? Wiiiiihh fenomena alaammm hahahahahaha" katanya.

"Eh ngg... Itu" kata lyssa sedikit malu.

"Nahh tuh kan merah.... Hahahaha" tawa kania semakin besar dan tiba tiba saja anak anak nya menangis secara bersamaan.

"Nah tuh kan nangis, diemin tuh lily,fia sama alfin" kata ibu yang akhirnya membuka mulut.

"Yaaah nangiiss.... Cup cup cuupp anak ibu nangiisss" kata kania.

Beberapa lama kemudian, seorang suster masuk dan berkata bahwa alfin dan fia harus di bawa kembali ke ruang bayi.

Setelah suster membawa kedua bayi mungil itu, suasana menjadi tenang.

"Engg... Rio, ingat pesanku yahh" kata kania membuka percakapan.

Rio hanya tersenyum tipis, tapi tiba tiba pintu kembali terbuka dan alangkah kaget nya semua orang ketika melihat sofie.

Dia dalm keadaan yang sangat sangat buruk. Perutnya yang di perban, rambut nya yang acak acakan dan mata eye linernya... Luntur?

"Ap...apa yang kamu lakukan di sini sofie?! Keluar!!" Bentak rio.

Tapi sofie tetap saja melangkah kan kaki nya ke arah kania sambil menangis sesegukan.

"Sofie!" Bentak rio sekali lagi.

Tapi hasilnya nihil, sofie tidak memalingkan wajah sedikit pun dari kania.

Ketika rio hendak mencegah sofie, dia berkata.

"Gak perlu buang tenaga rio, aku cuma mau minta maaf"

Seketika juga semua orang membelalakkan matanya kaget dan tidak percaya.

"Kania, maafkan aku telah merusak hubungan mu dengan rio, aku...aku... Hikss"

He doesn't love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang