Alvian POV
"Klek" terdengar suara pintu terbuka.
Rara Agnesia.
Gadis berhijab dengan dengan pakaian sederhana. Sangat sederhana dan berbeda dari mereka yang memasuki ruangan ku sebelumnya.
Gadis ini masih betah berdiri di depan pintu ruangan ku daripada memperkenal diri.
Aku memperhatikannya dari atas kepala hingga ke ujung kaki.
Aku melihat senyum mengembang di bibir tipisnya.Kenapa dia terus menatapku seperti itu? Dia berani menatap mata ku, padahal dari tadi aku memandang dingin ke arahnya.
Sebenarnya aku tidak bermaksud menakutinya, aku hanya ingin menguji mental wanita manis ini.Tapi entah mengapa ada berbeda dengan dia. Wanita dengan tinggi yang tidak proposional bak model ini masih menatapku bingung dan membuatku kikuk juga. Aku harus mencari cara agar tetap dingin dan mulai membuka pembicaraan kami.
"Kaki kamu tidak sakit berdiri terus seperti itu? Ayo duduk" itu adalah awal pembicaraan ku dengan wanita ini.
..........
Dan akhirnya dia resmi menjadi asisten pribadi ku setelah dia menandatangani kontrak kerja bersama ku selama 1 tahun.
Kenapa aku mencari asisten pribadi? Ya meskipun di dunia kerja aku di segani oleh segala kalangan karena ketegasan dan kepiawayan ku dalam mengambil keputusan dan ide ide cemerlang yang berhasil keluar dari otak jenius ku tapi aku ini adalah orang yang mudah panik, terkadang ceroboh dan dan pelupa. Yang membuat aku heran adalah hal ini hanya terjadi jika aku berada di rumah, di rumah. Tidak untuk di kantor. Entah lah kelainan syndrom mungkin.
Seringkali aku lupa di mana menyimpan berkas-berkas atau benda benda berharga di rumahku. Pernah suatu hari aku teledor dan lupa dimana aku menyimpan flashdisk yang berisi file file penting. Bik Sum dan Mang Ucup kesulitan untuk mencari benda kecil itu. Hingga akhirnya Talia sekretarisku lah yang menemukannya. Aku hampir gila karena benda sangat berarti itu hilang karena kecerobohanku.
Aku juga mencari asisten yang siap membantu Bik Sum dan Mang Ucup, karena merea sudah berumur. Maka dari itu aku berani mematok gaji besar karena pekerjaan ini double. Tidak ada yang bisa ku andal kan untuk mencari barang ku yang nyasar entah kemana. Aku tidak bisa terus meminta bantuan Talia. Aku tau dia sudah sangat sibuk di kantor. Bik Sum sudah tidak muda lagi, aku juga tidak tega melihatnya ngos ngossan membantuku. Sedangkan Mang Ucup selama 3 tahun ini mengalami masalah pada matanya. Mang Ucup positif mengalami buta warna. Aku masih belum berniat mencari pembantu baru, aku sangat selektif kepada orang baru. Apalagi persaingan di dunia kerja membuat ku lebih berhati hati dalam memilih pembantu rumah tangga, karena bisa saja mereka bersekongkol dengan musuh kerja ku.
Bik Sum dan Mang Ucup adalah pembantu yang sudah lama mengabdi pada keluarga kami. Wajar saja jika aku sudah menganggap mereka seperti keluarga ku sendiri. Aku juga memberi fasilitas yang spesial untuk mereka, seperti setiap bulan memeriksa kesehatan di rumah sakit.
Sudah setahun ini Mama dan Papa tinggal di di Berlin, kebetulan kami memiliki rumah di sana. Papa sedang melakukan bisnis besar, papa ku adalah seorang BisnisMan dan aku adalah penerus papa. Ya karena saking cinta nya sama papa, mama pasti ikut kemana pun papa melakukan bisnis untuk waktu yang panjang.
Adikku satu satunya Melia Hastoraharjo sedang menyelesaikan study nya di negeri Kangguru, Australia. Wanita sosialita berumur 21 tahun ini kerjaan nya hanya menghambur-hamburkan uang. Tidak ada sedikitpun kedewasaan dalam fikiran adik ku ini.
Terbiasa hidup mewah membuat nya senang berhura-hura dan tidak menghargai uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss the Rain
RomansaBercerita tentang seorang CEO muda Alvian Hastoraharjo dan seorang wanita berhijab Rara Agnesia. Akan kah seseorang yang telah lama menghilang dan kembali lagi dengan cinta yang membara akan menggoyah hubungan Alvian dan Rara? Warning !!!!! Pada be...