ALLUNA
HIS TWIN
Ini masih pukul setengah enam pagi tapi bel pintu di depan rumah sudah berbunyi nyaring. Siapa sih yang bertamu sepagi ini.
"Bukain gih Lun. Penting mungkin"
Tidak peduli dengan rambut yang ku cepol asal-asalan dan dengan apron pink kebangsaan yang masih melekat di tubuh ku, aku bergegas untuk membuka pintu. Awas saja kalau ini bukan tamu penting. Akan kuserang dia dengan lidah tajamku.
Lelaki itu berdiri di sana, membelakangiku ketika aku membuka pintu. Di sebelahnya ada koper besar bermerek yang entah apa isinya.
"Cari siapa?"
Lelaki itu berbalik. Aku kenal wajah ini. Wajah orang berengsek yang mengacaukan hidupku.
Tapi tidak.. itu bukan dia. Laki-laki ini terlihat sedikit lebih dewasa. Potongan rambutnya sedikit berantakan dan kulitnya sedikit lebih cokelat. Berbeda dengan si berengsek Bagas.
Aku tau!
Dia adalah Bagus. Bagus Bramasta Ragasiwi. Kakak kembar si berengsek yang beberapa kali kulihat fotonya di handphone Bagas.
"Alluna?" Aku mengangguk. Ku harap laki-laki ini datang kesini bukan untuk meminta maaf atas kelakuan saudaranya. Aku sudah kenyang dengan permintaan maaf.
"Saya Bagus. Saya.."
"Saya tau" aku memotong pembicaraannya cepat "Ada perlu apa? Saya harap kedatangan Anda bukan untuk meminta maaf. Saya sudah kenyang dengan permintaan maaf" kataku berusaha sehalus mungkin. Oke itu tidak halus, aku tau.
Lelaki itu hanya tersenyum. Seperti kata-kata pedasku terasa semanis madu. Tidak berefek. "Boleh saya masuk dan bertemu kedua orang tua kamu?"
Aku mendengus kesal dan mempersilahkannya masuk. Tidak ikhlas sebenarnya. Dan setelah memanggilkan mama dan papa aku kembali ke dapur. Meneruskan masakanku yang sempat tertunda.
Tidak peduli dengan sopan santun. Demi Tuhan, mereka itu kembar identik. Salah-salah mengendalikan emosi, penggorengan dengan minyak panas ini akan melayang ke wajahnya.
Aku memandangnya kesal ketika tau bahwa dia ternyata ikut sarapan bersama kami. Lelaki ini benar-benar. Kembar dan sama-sama menyebalkan.
"Lun.. antarkan nak Bagus pulang ya nanti. Sekalian, kamu kan juga mau berangkat kerja"
Aku mendengus. Bibirnya selalu menyunggingkan senyum seolah tidak ada masalah. Apa otot di wajahnya itu tidak kaku karna menyunggingkan senyum terus-menerus. Bahkan semenjak aku membukakan pintu tadi.
"Biar saya yang bawa mobilnya"
Tanpa mau repot-repot beradu argumen aku menyerahkan kunci mobilku pada Bagus. Mempersilahkannya untuk menyetir mini cooper kesayanganku. Mengantarkannya pulang ke rumah. Semoga si berengsek itu tidak ada di sana.
a.n curcol sedikit. Ini mau nambahin cast kenapa nggak bisa ya. Watty nya error atau gimana sih, bikin syedih. Sumpah.
Padahal mau kasih tau cast Alluna pake Nina Dobrev terus Bagusnya pake Julian Schratter. Tapi ya sudahlahya, ya nasib ya nasib.
29 September 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Alluna (COMPLETED)
ChickLitApa jadinya jika kamu batal menikah? Undangan sudah disebar dan segala persiapan sudah matang. Tinggal menunggu hari saja, tapi mempelai prianya malah lari dengan wanita lain. Alluna mengalaminya. Dia tidak bunuh diri atau menangis meraung-raung sep...