Bagus - FIRST NIGHT

189K 14K 492
                                    

BAGUS

FIRST NIGHT

Alluna Queen Kharisma. Istriku.

Hanya dengan memikirkannya saja bisa membuatku terus-menerus tersenyum seperti orang gila.

Aku kira dia akan menolak mentah-mentah pernikahan kami. Tapi ternyata dia setuju saja. Tidak menolak atau bahkan berteriak histeris seperti bayanganku.

Dan disinilah aku sekarang. Di kamar ku yang sudah di tata sedemikian rupa sebagai kamar pengantin.

Alluna mengernyit ketika pertama kali masuk ke sini. Diatas tempat tidur ditata bunga melati berbentuk hati, memunculkan kesan romantis.

Bagaimanapun juga ini kan kamar pengantin. Mana ada kamar pengantin yang lempeng dan datar tidak bernuansa.

Tapi memang dasar Alluna. Gadis itu malah membuang bunga melati yang telah ditata sedemikian rupa di tong sampah.

"Kita nggak akan tidur di atas bunga-bunga seperti itu. Rasanya seperti sedang menjadi tumbal" Kata Alluna yang sukses membuatku tertawa terpingkal-pingkal.

Hanya sebulan waktu yang diberikan kepada kami untuk saling mengenal. Pekerjaanku yang dipindahkan ke Indonesia secara mendadak menyebabkan waktu sebulan itu banyak yang terpotong. Aku harus pergi ke kantor pagi-pagi dan pulang kantor malam hari. Sebisa mungkin aku selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah Alluna, sekedar menanyakan bagaimana kegiatannya hari ini.

Urusan pernikahan kami sudah dihandle oleh Ayah, Ibu, mama dan papa. Kami terima beres. Tapi Alluna, ikut campur dalam beberapa hal. Seperti itu memang. Alluna lebih suka mengatur daripada diatur. Keterlibatannya dalam mengurusi pernikahan kami membuatku sedikit lega. Setidaknya dia menghargai pernikahan ini.

Alluna bukan orang yang sulit untuk didekati. Dia orang yang supel. Yah.. meskipun sikap ketusnya selalu menyertai di setiap obrolan kami tapi aku sama sekali tidak keberatan. Alluna memang begitu.

Alluna selalu ceplas-ceplos dalam mengungkapkan berbagai hal. Alluna pintar memasak dan segala urusan rumah tangga lainnya. Benar-benar istri idaman.

Alluna itu wanita yang nyaris sempurna, minus dengan sikap ketusnya tentu saja. Aku kadang heran, apa yang membuat Bagas selingkuh dan menghamili gadis lain. Meninggalkan Alluna yang nyata-nyata menjadi istri idaman setiap pria.

Dan tentang adik kembarku itu. Ia bahkan tidak hadir di hari pernikahanku. Entah sedang ada dimana dia saat ini. Kami jarang berkomunikasi. Biasanya dia akan menelfonku, tapi kali ini ia benar-benar hilang seperti di telan bumi. Ayah bahkan tidak mau repot-repot untuk mencari keberadaanya.

"Bram.. lihat" Alluna membentangkan lingerie dengan warna merah menyala di hadapanku.

Dia tidak mau memanggilku Bagus, seperti orang-orang kebanyakan. Aku pernah mengusulkannya untuk memanggilku dengan panggilan mas, aku jauh lebih tua darinya. Tapi dia menolak mentah-mentah usulku itu. Alih-alih memanggilku mas, dia malah memanggilku Bram, dari Bramasta.

"Ibu dan mama menaruhnya dikamar mandimu. Mereka pasti berharap aku memakainya malam ini. Lingerie dan malam pertama sepertinya memang selalu menjadi paket komplit"

Lingerie merah itu pasti akan pas sekali jika melekat di tubuh seksinya. Membayangkannya saja membuat tubuhku panas.

Jangan salahkan aku! Aku bukannya mesum. Aku ini lelaki normal. Coba kalian bayangkan, lelaki normal mana yang tahan jika harus tidur sekamar dengan wanita cantik dan seksi. Apalagi wanita itu adalah istri kalian. Kalian sudah berhak melakukan apa saja padanya.

Aku hanya meringis miris ketika Alluna membuang lingerie itu ke tong sampah. Lingerie yang malang.

"Bram.. kamu nggak mandi?"

"Ah.. iya. Aku mandi sekarang"

Buru-buru aku melangkah masuk ke kamar mandi. Air dingin pasti akan membantuku. Sepertinya malam pertamaku tidak akan berjalan mulus seperti cerita teman-temanku. Aku butuh menunggu sepertinya. Entah sampai kapan.

"Bram.. sini deh. Kita main yuk" aku mengerjapkan mataku. Alluna sudah duduk manis di atas tempat tidur dan mengajakku main. Ini sih pucuk dicinta ulam pun tiba.

"Ayok Lun. Kita main sekarang" aku berjalan mendekati Alluna. Melepaskan kaosku dengan tergesa, tentu saja. Karna kita akan main.

"Kamu mau apa?" Wajah polos Alluna benar-benar membuatku gemas.

"Mau main"

"Main Uno nggak usah copot kaos Bram. Pakai lagi. Nanti kamu masuk angin"

Ya Tuhan.. dan inilah bagaimana malam pertamaku berakhir. Bukannya melakukan sunnah rasul malah bermain uno hingga kelelahan.

2 Oktober 2015

Alluna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang