Alluna - DEWI

148K 11.5K 89
                                    

ALLUNA

DEWI

Siapa sih yang namanya Dewi Dewi itu? Apa pentingnya sih si Dewi itu sampai-sampai Bram menarikku paksa untuk ikut ke rumah sakit. Mau bertanya juga malas. Terlanjur badmood.

Bilangnya saja i love you. Tapi ada wanita lain yang masuk rumah sakit langsung siaga satu.

"Ayo Al. Buruan"

Aku menghentakkan kakiku mengikuti langkah kaki Bram yang panjang. Dia menghentikan langkahnya di depan ruang operasi. Dan coba tebak, siapa yang ada di sana? Ya dia... si berengsek itu.

"Gimana keadaannya?"

"Kritis. Nggak tau deh gimana"

Bram menghela nafasnya keras. Jari-jari panjangnya menyisir rambutnya ke belakang. Membuat rambutnya yang tadi tertata rapi kini menjadi sedikit berantakan.

"Kamu sih Gas. Nggak becus jagain Dewi"

Aku memandang orang kembar di hadapanku dengan bingung. Kesal karena Bram mengabaikanku dan kesal karena bertemu dengan si berengsek itu membuatku seperti gunung berapi yang siap meletus.

"Siapa sih Dewi itu?" Tanya ku akhirnya. Seberapa pentingnya sih si Dewi itu bagi mereka berdua sampai seperti ini.

"Dewi itu..." Bram menghentikan perkataannya dan memandang Bagas, menyuruhnya untuk melanjutkan apa yang akan dia katakan.

Bagas menghela nafas lelah. "Istriku. Dewi itu istriku"

Jadi si Dewi ini yang membuat pernikahanku dengan Bagas batal. Jadi si Dewi ini yang dihamili Bagas karena alasan yang katanya khilaf itu.

"Dewi sahabat kami sewaktu kecil Al. Aku juga baru tau kalau ternyata wanita yang dihamili Bagas itu adalah Dewi, sahabat kami"

"Waktu itu aku benar-benar khilaf Lun. Aku nggak mencintai Dewi. Aku menikahinya untuk bertanggung jawab karena dia sedang mengandung anakku" Bagas berjalan mendekat ke arahku dan aku menghindarinya dengan bergerak mundur. Maaf-maaf saja ya, aku malas berdekatan dengan orang semacam ini.

"Aku akan menceraikannya nanti ketika anak kami sudah lahir. Kata dokter anak kami kemungkinan lahir prematur karena kecelakaan ini. Ini bagus kan Lun. Aku akan semakin cepat untuk bisa bercerai dengannya"

Aku memandang Bagas ngeri. Laki-laki ini benar-benar tidak punya otak. Dan tanpa sadar tanganku bergerak untuk menamparnya.

"Kamu gila! Istri kamu lagi berjuang melawan maut di dalam sana bersama anak kamu dan kamu malah membicarakan masalah perceraian" Nafasku mulai memburu karena menahan marah. "Kalau kamu nggak bisa berbicara yang lebih baik, maka lebih baik kamu kunci mulut kamu itu"

"Kamu tau Gas? Aku bersyukur karena aku tidak menjadi istrimu. Kamu benar-benar laki-laki berengsek"

Aku berjalan meninggalkan mereka berdua. Mencari tempat yang sepi untuk mendinginkan pikiran sepertinya lebih baik daripada harus berdiri di sana bersama duo kembar menyebalkan itu.

"Kalau aku nggak bisa milikin kamu Lun. Maka nggak ada seorang pun yang bisa milikin kamu. Termasuk Bagus sekalipun"

Kata-kata Bagas yang cukup keras membuat beberapa orang menengok ke arah kami. Dasar gila! Bisa-bisanya dia mengharapkan wanita lain ketika istrinya sedang kritis begini.

Dewi memang menyebalkan. Belum bertemu saja aku sudah kesal dengannya, tapi menyumpah serapah pada Dewi dalam keadaan seperti ini kan juga bukan hal yang harus dilakukan.

Bram juga apa-apaan. Sebegitu pentingnya si Dewi itu buat dia, sampai-sampai harus menarik-narikku ke sini.

"Kamu nggak papa yang?"

Tanpa menoleh pun aku tau siapa yang sedang bertanya. Aku mendengus kesal. Bisa-bisanya dia panggil-panggil sayang setelah kelakuannya tadi.

"Yang..." Bram berdecak pelan karena aku tidak juga menjawab panggilannya. "Alluna sayang..."

"Jangan panggil sayang-sayang" aku berdiri dari dudukku "Minggir. Aku mau pulang"

"Kamu nggak mau nungguin Dewi selesai operasi?"

Aku mendengus lagi. Benar-benar kesal dengan kelakuan Bram.

"Ya udah.. aku anterin pulang sekarang"

"Nggak usah. Kamu tungguin aja sahabat kamu itu. Aku bisa pulang sendiri"

Aku berjalan meninggalkan Bram hingga dia menarik tanganku untuk berbalik menghadapnya. "Apaan pulang sendiri? Nggak ada pulang sendiri. Ayo, aku yang antar"

15 Oktober 2015

Alluna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang