BAGUS
JUST BECAUSE I LOVE YOU SO MUCH
"Ada ibu pak, di dalam"
Aku mengernyit menerima informasi dari Lita. Alluna ada di sini. Tumben. Ini bahkan belum jam makan siang. Ada perlu apa dia datang ke sini.
Aku jarang mengobrol dengan Alluna akhir-akhir ini. Selain karena aku sibuk, aku juga sedang menghindarinya. Alluna juga tidak protes. Dia tenang-tenang saja padahal aku jelas-jelas mendiamkannya, dan itu membuatku semakin kesal.
Oh, aku lupa. Kan dia sudah punya penggantiku.
Aku membuka pintu ruangan ku perlahan. Sesuai dengan informasi yang Lita berikan, Alluna ada disana. Memandangi kemacetan jalanan ibu kota yang tidak ada hentinya. Tangannya membelai perutnya yang sudah kelihatan membuncit.
Aku menghela nafas pelan. Bagaimana bisa aku melepaskannya begitu saja untuk orang lain jika aku sangat mencintainya. Aku akan lebih memilih mati daripada harus melihat Alluna bersanding dengan laki-laki lain.
Aku tidak ingin mengalah dengan Bagas. Kali ini saja, aku ingin bersikap egois. Bolehkah?
Seperti sadar sudah diamati sedari tadi, Alluna membalikkan badannya. Matanya menatapku dari atas ke bawah meneliti. Dan setelah puas, istriku itu tersenyum. Manis sekali.
"Hai.." Alluna berjalan mendekatiku. Jari-jarinya yang lentik membelai pipiku sayang. Rasanya sudah lama kami tidak sedekat ini. "Nggak ada luka baru hari ini?"
Aku menggeleng.
Dua hari terakhir ini aku pulang ke rumah dengan luka. Kemarin pelipisku memar karena terkena alat berat saat meninjau lokasi proyek, kemarinnya lagi tanganku sobek dan mendapat sedikit jahitan karena terkena pecahan kaca.
Aku tidak bisa konsentrasi saat bekerja. Bayangan Alluna yang bertemu dengan Bagas di coffee shop tempo hari benar-benar menghantuiku. Bagaimana jika ternyata mereka sering bertemu diam-diam di belakangku selama ini?
Dave bilang aku gila. Katanya, jika aku ingin mati maka akan lebih baik jika aku terjun dari rooftop gedung perusahaan kami daripada melukai diriku sendiri seperti ini, proses matinya akan lebih cepat dan tidak terasa sakit. Sialan memang. Dave itu sahabat durhaka. Jika aku ber reinkarnasi, aku tidak akan mau punya sahabat seperti dirinya. Merugikan. Tidak bisa diandalkan.
"Gus ada dokumen yang harus lo..."
Panjang umur. Dave menerobos masuk ke ruanganku tanpa permisi seperti biasa. Kata-katanya terhenti begitu saja ketika melihat Alluna ada di ruanganku.
"Hai Lun" katanya sambil berjalan mendekat ke arah Alluna.
Aku mendelik. Mau apa dia dekat-dekat Alluna. Apa dia tidak lihat kalau aku ada disini. Aku ini bukan hantu yang kalau siang bolong begini nggak keliatan ya. Aku ini manusia.
"Dave.." aku menggeram marah ketika tangan Dave akan mengacak rambut Alluna. Dia pikir dia itu siapa. Seenaknya saja menyentuh Allunaku. Alluna itu milik pribadi ya, bukan milik umum.
Dave memberengut. Tingkah manjanya dengan Alluna membuatku ingin muntah.
"Astaga Lun.. kamu kok betah sih punya suami yang galak begini. Kalau aku mah mending sama orang lain aja"
Alluna terkekeh.
Kurang ajar! Dave terkutuk. Aku akan mendeportasinya ke Neptunus. Biar dia dinikahi oleh alien nanti.
"Dia cemburu buta sama kamu Lun"
Aku mendelik lagi. Dave dan mulut embernya benar-benar.
Alluna melirikku dan berkata "Oh ya? Aku nggak tau kalau dia cemburu begitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alluna (COMPLETED)
ChickLitApa jadinya jika kamu batal menikah? Undangan sudah disebar dan segala persiapan sudah matang. Tinggal menunggu hari saja, tapi mempelai prianya malah lari dengan wanita lain. Alluna mengalaminya. Dia tidak bunuh diri atau menangis meraung-raung sep...