Bagus-FIGHT

135K 11.1K 175
                                    

BAGUS

FIGHT

"Istri saya kenapa dok?"

"Bapak ini bagaimana? Istri sedang hamil itu seharusnya dijaga. Telat sedikit saja, nyawa anak bapak bisa melayang"

"Istri saya hamil?"

"Loh bapak nggak tau? Benar-benar"

Seperti kaset rusak, pembicaraanku dengan dokter tadi terus menerus berputar di otakku. Tidak hanya pembicaraannya, wajah dokternya yang menyebalkan juga.

Alluna hamil. Anak kami. Jangankan aku, Alluna saja pasti tidak tau kalau dia sedang mengandung anak kami. Ini semua gara-gara testpack sialan itu. Ini semua salah testpacknya. Coba kalau testpacknya memberikan hasil yang benar. Pasti semuanya tidak akan menjadi seperti ini.

"Orang rumah udah dikasih tau?"

Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Dave. Ya.. aku sedang di rumah sakit, menunggui Alluna bersama Bagas dan Dave. Miris rasanya. Banyak laki-laki yang dengan sukarela menggantikan posisiku untuk berada di samping Alluna. Salah sedikit saja, maka dor... Alluna akan lenyap.

Aku mendekati Alluna ketika istriku itu mulai mengerjapkan matanya, tanda bahwa ia sudah sadar. "Hei.." sapaku begitu melihatnya membuka mata.

Alluna hanya mengernyitkan dahinya ketika menatapku. Matanya yang tajam kemudian meneliti setiap sudut ruangan rawat inapnya dan berakhir dengan memandangku lagi. Alluna diam, dia tidak bertanya dia dimana atau dia kenapa seperti kebanyakan orang yang baru sadar dari pingsan. Wanita itu hanya berdecak pelan lalu menghela nafas, terdengar lelah. Matanya kemudian beralih menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong. Entah apa yang dia pikirkan.

Coba beri tau aku apa hal yang paling membuat mu frustasi ketika hidup di dunia ini? Bagiku, hal yang paling membuatku frustasi adalah keadaan dimana Alluna mengacuhkan keberadaanku. Seolah-olah aku ini tidak tampak.

Ini sama seperti ketika aku pertama kali bertemu Alluna. Dia kembali membangun dinding tak kasat mata yang entah kali ini aku bisa meruntuhkannya atau tidak. Aku tau, ini salahku. Aku tidak bisa menjaga kepercayaannya. Aku bahkan hampir gagal menjaga keselamatan anak kami.

Demi Tuhan, aku berani bersumpah bahwa aku tidak selingkuh. Ini semua di luar kendaliku. Dewi yang datang dengan sendirinya untuk menggodaku. Dan soal ciuman itu, aku terlalu kaget untuk menghindar.

Aku akan mendorongnya saat itu, saat Alluna datang dan melihat semuanya. Aku tidak menikmatinya seperti apa yang Alluna kira. Rasanya hambar, aku bahkan ingin mencuci mulutku hingga bersih.

Dave benar, Dewi itu bencana. Medusa.

"Al.." aku meraih tangannya tapi ia segera melepaskannya dan bergerak membelakangiku. Ini sungguh menyiksa. Aku lebih memilih ia berteriak marah padaku atau memukuliku daripada diam seperti ini.

"Lun..." kali ini Dave yang mencoba berbicara padanya. "Ada yang sakit? Kamu nggak papa?"

Alluna tetap diam. Dia bahkan tidak mau melihat wajah kami. Aku dan Dave saling memandang kemudian menoleh ke arah Bagas.

Bagas mengusap tengkuknya, tidak tau harus berbuat apa. Dia pasti tidak tau apa yang harus ia bicarakan dengan Alluna. Betapa hebatnya istriku ini. Dia murka dan tiga orang laki-laki dibuat kelimpungan karenanya.

"Akan lebih baik kalau kalian semua keluar" kata Alluna pelan dan tajam.

Dave dan Bagas langsung bergerak keluar tanpa harus disuruh untuk kedua kalinya. Alluna benar-benar mengerikan sekarang.

Alluna (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang