Chapter 9

2.9K 187 0
                                    

"ka bangun ka" 

suara Vandra yang menggangu tidur ku

"kaa! bangun" kali ini dengan mengoyang-goyang kan tubuh ku

"kenapa sih Van? ganggu banget ini masih malem tau" ucap ku sambil menarik selimut lagi

"aku gak bisa tidur, masih kebayang sama mama ka tadi aku mimpi ketemu mama."  terlihat jelas air terbendung di mata nya

"ssttt kakak juga, tapi Vandra jangan sedih nanti mama sama ayah malah ikut sedih kalau kamu sedih  sayang" maaf ric aku pake kalimat kamu 

"tapi kaa...." Vandra menundukan wajah nya 

"percaya sama kakak yah" ucap ku lalu negangkat wajah vandra 

"heeh" mengangguk lalu tersenyum 

"oiya ka, cerita nya gimana ko kakak bisa pacaran sama Harry? dia kan artis terkenal kan hampir semua orang di dunia ini kenal sama dia" *okesipinilebay* 

aku harus jawab apa? jujur tentang hubungan ku yang pura pura dengan harry pada Vandra? 

"umm jadi waktu itu kakak sama Harry gak sengaja ketabrak, ponsel kita ketuker ya terus gitu deh" jelas ku dengan wajah yang memerah mungkin 

"hahahaha kakak beruntung banget yah, coba aku tuh yang jadi kakak" dengan cengiran jahil di wajah nya 

itu ceritanya emang benar, aku kenal tak sengaja dengan Harry karena ponsel kita tertukar, lucu bukan? ohiya yang meminta ku untuk menjadi fake girlfriend nya Harry itu Harry sendiri, bukan Will atau Simon.

********

setelah bercerita tentang kehidupan ku di London pada Bandra, aku melihat dia beberapa kali menguap dan akhirnya ia tertidur, mungkin dia terlalu lelah menangis seharian penuh tak mau keluar dari kamarnya, bahkan tadi sore Harry melihat Vandra akan mengoreskan pecahan kaca pada tangan nya. aku turut sedih, umur nya baru 16 tahun tapi sudah di tinggal pergi jauh oleh ayah dan mama?:"

knock knock

"Alex? boleh aku masuk?" 

aku berjalan kearah pintu lalu membuka nya

"silakan Harry" ucap ku

"terimakasih, kenapa Vandra tidur dikamar mu? seingatku tadi aku menemani nya tidur dikamarnya?" tanya Harry binggung lalu duduk di samping Vandra yang sedang tertidur 

"dia mimpi buruk"ucap ku datar

"Alex?boleh aku tau kenapa orang tua mu bisa meninggal?" ucap Harry menatap ku dengan tatapan memohon

ya, dari awal aku mendapat kabar kedua orang tua ku meninggal aku tak memberi tau Harry kenapa mereka bisa meninggal.

"kecelakaan" 

"pesawat?" tanya Harry penasaraan

"bukan, mobil. ketika ayah dan mama pulang ada sebuah mobil truck besar yang bisa di bilang seperti 'dengan sengaja' menabrakan nya pada mobil yang di tumpangi mereka, supir truck nya kabur dan orang tua ku meninggal ditemoat" air asin bening itu keluar lagi dari mata ku

"maafkan aku Alex" ucap Harry lalu memeluk tubuh ku dan memberi sebuah sentuhan hangat pada punggung ku

"untuk apa? kau sama sekali tak salah" melepaskan pelukan Harry, tersenyum dan menghapus air mata ku dengan punggung tangan ku

membalas senyuman ku lalu memeluk ku kembali, ada apa dengan Harry?

"ini masih malam, kenapa kau tidak tidur?" tanya Harry di sela sela pelukan nya

"aku tidak mengantuk" 

dddrrrtttt dddrrrttt 

1 pesan dari Rico

Alex! maaf menggangu tidur mu kau tau para wartawan sedang mencari cari informasi tentang keberadaan harry sekarang di Indonesia. dan yang harus kau tau sudah ada beberapa wartawan yang datang kerumah ku lex! rumah ku!!

-Rico

ha? kau gila? maksud ku pada pembawa kamera itu gila? ini tengah malam, masih pukul 00.45 malam hey!

aku langsung berlari kecil kearah ruang tengah, mengintip keluar dari jendela dan.............

aku rasa udah ada hampir 10 bukan 15 ahh bahkan 30 orang lebih yang berada di depan rumah ku! 

mereka gila ya?

"ada apa?" Harry yang tadi nya ada dikamar tiba-tiba sudah ada di belakang ku

"lihat" ucap ku lalu mebuka sedikit hordeng nya agar Harry bisa melihat apa yang terjadi

"tuhan tolong aku" menutup kedua mukanya dengan tangan

"ku bilang apa? lebih baik kau tetap di London, wartawan di Indonesia itu sama maniak nya dengan paparazi Haz" ucapku memukul lengan nya yang gagah itu 

"dan kita harus bagaimana sekarang? aku pusing" lanjut ku sambil menyenderkan punggungku ke tembok

"kenapa kau tanya aku?" tanya Harry melihat ku binggung

"kau kan artis terkenal dan kau juga sudah biasa mengahadapi wartawan yang sangat haus pada gosip pasti kau tau jalan keluarnya" ucapku 

Harry hanya memutar kedua bola matanya bosan

'alexandra, harry styles! bisa kalian keluar apa benar kedua orang tua mu meninggal alexandra?' 

"kita harus apa Harry?!" ucap ku lagi ketika mendengar salah satu wartawan mulai berbicara

"tunggu didalam" membuka pintu lalu keluar. apa yang orang itu akan lakukan???


Harry POV


"maaf tuan-tuan dan nona;nona, jujur saya ingin sekali mejawab pertanyaan kalian semua satu persatu tapi sungguh saya sangat amat minta maaf kalian tau ini pukul berapa?" beberapa wartawan itu melihat kearah jam tangan yang mereka pakai

"ini masih tengah malam, saya dan Alexandra butuh istirahat. jika kalian sungguh tak keberatan saya dan Alexandra akan menjawab semua pertanyaan kalian besok siang, bagaimana? tak ada yang keberatan kan?" lanjut ku 

kulihat satu persatu para wartawan itu, ada yang menganggu dan ada juga yang memasang raut wajah kecewa

"ku harap kalian mengerti" ucap ku lagi

"baiklah terima kasih atas waktu mu Harry Styles, dan maaf sudah menggangu tidur mu" kata salah satu wartawan itu lalu pergi dan di susul wartawan lain nya.

"mereka sudah pergi?" tanya Alex ketika aku baru masuk lagi kedalam rumah 

"sudah" aku tersenyum 

"apa yang kau katakan sampai mereka bisa pergi?" tanya nya lagi

"umm butuh istirahat?" 

"hahaha thanks Harry" Alex memeluk ku, aku pun membalas pelukan nya

"hoaaammm" 

"kau mengatuk yah?" tanya ku pada Alex ketika mendengar suara 'hoam' itu

mengelengkan kepalanya

"bohong, mata kau merah lex" ucap ku 

"tidak" ucapnya 

ku fikir aku akan melakukan ini..................

My Fake Boyfriend ⏩ h.e.s [editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang