Chapter 2

4.6K 295 5
                                    

15 menit kemudian aku selesai mandi dan berpakaian. aku memakai skinny jeans dan kemeja flanel berwarna merah-dongker serta sepatu putih andalanku. Semuanya menjadi terbalik. aku yang malah sekarang menunggu Harry di ruang tamu dengan bosan, padahal awalnya ia yang menungguku kan?

"kau sudah rapih?"

"yang kua lihat?" jawabku agak sinis melihat kearah nya

"ayo"

----------------

sore ini Harry tiba tiba mengajak ku ke caffe di pinggir danau di daerah winchester. ini kedua kalinya dia mengajak ku ke sini. beberapa bulan yang lalu dia pernah mengajak ku kesini saat pertama kita berdua kenal. dan tempatnya masih persis seperti dulu. menakjubkan.

langit biru di hiasi awan putih polos. kombinasi yang benar benar indah. hembusan angin sore mengoyangkan ilalang di bukit ini.

aku terpaku saat melihat pemandangan disekitar sini dari dalam caffe, walaupun aku sudah pernah melihatnya.

"kau marah pada ku yah?" Harry berbisik pada ku. menyelipkan tangan kanannya pada pinggangku, lalu memeluknya dari samping dengan posesif, membuatku tersontak kaget.

"Harry" ucapku terkejut saat dia meletakan tangan nya diatas perut ku dan memeluk nya dengan erat

"kau masih marah pada ku Alex?" tanya  nya lagi

"Harry, can you let.."

"tidak, biarkan saja posisi kita seperti ini" ucap harry memotong perkataan ku

aku terdiam, dia berubah lagi. aku senang jika sifat nya yang dingin berubah menjadi seperti ini.

"you like him? umm tidak you love him?" kata harry

"him? siapa yang kau maksud?" tanya ku binggung

"Nash, kau menyukainya? kau mencintainya yah?" oh yang benar saja Harry! aku menyukai mu, aku mencintai mu! apa kau tak menyadarinya? ingin rasanya aku berteriak seperti itu di telinga mu

"no, i dont like him.. never" ucap ku pelan

"is thats true?" gumam nya 

"yes" aku mengangguk pelan

Harry melepaskan pelukannya, membuatku merubah posisi menghadapnya dan menatap mimik hijau terang didepan mataku.

"sebenarnya aku ingin memberi tahu mu sesuatu,tapi.........." harry menghentikan ucapnya. lalu mengenggam kedua tangan ku

"tapi apa?" 

"tapi aku rasa waktu nya belum tepat"

"umm lebih baik kita pulang sekarang"  lanjutnya lalu menarik tangan ku lembut. aku hanya bisa memandangi punggungnya yang berada di depan ku dengan rasa penasaran yang memenuhi fikiran ku

****

aku suka hujan, mulai dari rintik-rintik hingga yang badai sekali pun. aku suka hujan karena suara yang dibuat nya mengalun inidah bagaikan musik alami dari atas langit sana. kadang aku juga suka keluar saat hujan. seperti saat ini. kemudian membiarkan kepala sampai ujung kaki ku basah.

aku terduduk diam di kursi taman dekat rumah Harry. menikmati dingin dan merdunya suara rintikan hujan.

"kenapa kau bermain hujan seperti anak kecil begini?" suara khas Irland.

"memangnya kenapa? tidak boleh? lalu kenapa ku juga bermain hujan seperti anak kecil?" ucap ku sambil menjulurkan lidah kearah Niall

dia hanya tertawa, memperlihatkan deretan gigi gigi nya yang putih seperti mutiara. Niall, dia tampan sama seperti harry. Niall juga baik, sangat baik. beda sekali dengan sifat Harry yang berubah ubah seperti bunglon. tapi entah kenapa aku malah sangat mencintai Harry, padahal dari sifatnya yang kadang membuatku kesal perasaan ku malah bertambah dan membuatku kuat untuk tetap bertahan padanya. Harry you make me Crazy!

"kau suka bermain hujan juga yah?" tanya Niall lalu duduk disampingku

"iya, entah kenapa aku sangat menyukai hujan.. mungkin sekarang aku akan jatuh cinta pada nya haha"

"hahahaha umm- Alex?"

"yeah Niall?"

"apa kua tidak lelah terus bertahan dengan Harry? menjadi kekasih pura puranya?" pertanyaan yang membuat kku terpaku kaku. apa yang harus ku jawab? apa aku harus jujur pada niall?

"eh-umm- aa-kuu aa-ku tidak tau" aku menundukan wajah ku, dn aku rasa sekarang cairran bening mulai keluar dari mata ku

"kau menyukainya yah?" tanya nya lagi

"a-aaappaaa?"

"kau? menyukai Harry Alex" kali ini wajahnya tampak serius, menunggu jawaban yang keluar dari bibir ku

"aku binggung dengan perasaan ku sendiri, kadang harry dia bertingkah layaknya seorang kekasih yang nyata untuku, tapi kadang dia bersikap dingin dan tak memperdulikan ku" 

"hey dont crying Alex, kau tak boleh menangis, kalau seperti itu kenapa kau tak menghentikan semua sandiwara ini?" tunggu? Niall? kenapa dia tau jika aku menangis? padahal kita kan sednag duduk di tengah hujan yang sangat lebat. dan kenapa dia menyuruh ku untuk menghentikan semua ini?

"Niall? kenapa kau menyu-"

"huh aku hanya- asjkdjbmgfdoirdgbjfmvj ... sangat amat" aku tak mendengar sebagian perkataan yang Niall bilang. suara petir yang sangat keras dan kecang yang membuatku tak bisa mendengar suaranya 

lalu dia menggengam kedua tangan ku, tersenyum kearah ku

"sebaiknya kita pulang sekarang, aku tak mau kau sakit" ucap Niall, da menuntun tubuh ku kembali kerumah Harry

sungguh, aku sangat menikmati moment ini. andai saja yang menjadi fake boyfriend ku Niall.ugh! eg tunggu? kenapa? aku sangat binggung dengan perasaan ku! argghh!! aku merasa sangat amat nyaman jika berada di dekat Niall. apa lagi dengan posisi kita yang sekarang. Niall memeluk bahu ku sambil terus bernyanyi kecil dan berjalan di tengah hujan. apa itu tak romantis?

My Fake Boyfriend ⏩ h.e.s [editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang