Chapter 24

2.3K 156 3
                                    


“Alex?” dia lagi………………

“Rach?”

“Hi” sapa nya Rachel, cih munafik

“kau mau apa heh?” ucap ku ketus

“omg, ternyata sahabat manis ku sudah berubah menjadi gadis ketus nan jutek eh?”

“umm alex kita pergi sekarang” Gaia berusaha menarik tangan ku, aku mengikuti saja sedang tak ingin beradu mulut dengan gadis itu

“melarikan diri? Hahaha pengecut” aku berbalik, melihat Rachel masih dengan posisi yang sama

“aku tidak melarikan diri kok” ucapku tegas

“haha bagus”

“jadi apa mau mu heh?!”

“aku hanya mau kau menjauhi Harry itu cukup kok” ucap Rachel lalu pergi

SHIT.




---------------------------------------------



“kamu yakin Lex?”

“iya udah yakin banget kok”

“aku temenin yah? Kan gak enak kalau kamu Cuma sendirian lex”

“gak usah Li, aku udah besar kali hahaha”

“atau Vandra aja yah kak yang ikut”

“engga van, biar kakak sendiri aja”

“ALEX! KAMU TAKE OFF SEKARANG” teriak Louis

“ok, see you guys in London maaf ya balik ke London duluan hehe bye”

“bye alex, hati hati”

“kalau sudah sampai London langsung skype aku”

“jangan tidur malem malem lex” ya kurang lebih suara suara itu yang ku dengar.


duduk di kursi penumpang dengan earphone di telinga ku, menatap kosong kearah luar jendela pesawat.


aku fikir liburan kali ini berbeda. Umm ya awal nya memang berbeda 5 tahun lalu aku ke Bali dengan Kevin, Rico, dan Vandra. Kali ini aku ke Bali dengan para manusia yang sedang naik daun nya.
terlebih dengan status ku yang ‘berpacaran –purapura- dengan Harry Styles itu sangat berbeda. Aku kira akan amat menyenangkan, tapi tidak semua nya malah sangat amat pahit.


*skip cerita nya udah di London*


aku berjalan menuju rumah ku dulu –rumah Nash- sejak hari pertama Bali nash tidak membalas pesan ku lagi,nomer nya juga tidak aktif.

“Xavie, sudah lama aku tidak melihat mu kemana saja?” sapa salah satu tetangga ku

“Hi Mr.Gerry aku tinggal di rumah pacar ku hehe”

“pacar mu Harry Styles right?”

“umm ya begitu, aku permisi dulu. Bye”

2 rumah lagi, aku sampai di rumah Nash. Rumah yang masih sama dnegan dulu tapi beda nya sangat sepi.
aku mulai memencet bell.

bunyi pertama. Tidak ada jawaban

kedua, sama.

ketiga? Lebih sunyi

‘mungkin Nash pergi’ batin ku, mengeret koper ku lagi menuju luar pekarangan

“Alex?! It you? Alex?”

“Nash?! Yeah, yeah im Alex. Omg Nash I miss you so damn god” aku berlari menubruk tubuh kokoh milih nash, mebenam wajah ku di dada nya.

“Alex? You okay? You crying alex?”

“…………..”

“alex please answer me”

“Nash.. Rach di-a Ha-rry…………”

“kita masuk lalu ceritakan di dalam, right?” aku mengangguk, setelah itu Nash membawa koper ku kedalam

“so tell me”

“Rach, di-a dia dengan Harry” Nash mengerti dengan ucapan ku

“SUDAH KU BILANG DARI AWAL ALEXANDRA JANGAN TERIMA PERMAINAN BODOH ITU! KALAU SUDAH BEGINI KAU MAU APA? HAH?!”

“DON’T SCREAM TO ME NASH! AKU TIDAK TAU KALAU AKHIR NYA AKAN SEPERTI INI”

“stop it, aku tak mau bertengkar dengan mu. Jadi sekarang kalau begini kau mau berbuat apa?”

“aku…….. aku ingin semua ini selesai lalu bilang pada media aku sudah brake up dengan nya”

“kau serius? Itu gila ALEX”

“ya, keputusan ku sudah matang nash”




Harry POV





kemarin aku sempat melihat alex. Dia berada di kamar dengan Louis dan yang lain, tapi ketika aku datang dia seperti menghindar entah lah aku tak tau kenapa dia menghindar seperti itu dari.
dan sampai sekarang aku masih belum melihat alex dia kemana yah?


“Harr”

“oh Hi Lou, what’s up?”

“nothing, kenapa duduk disini sendirian?” Louis duduk di sebelah ku

“tidak, aku hanya binggung kenapa akhir akhir ini alex kok tidak kelihatan yak au tau dimana alex lou?”

“eh umm alex? Alex ya oh dia kemarin sudah pulang ke London terlebih dahulu”

“APA?” ucap ku kaget, ya jelas kaget kenapa alex pulang ke London tapi tak bilang pada ku terlebih dulu? Dia marah dengan ku atau bagaimana sih? Telfon nya juga tidak aktif.

“kenapa dia tidak bilang dengan ku dulu Lou, dan kenapa kau tau dan aku tidak?”

“dia marah pada mu asal kau tau harr, aku duluan ya” Louis meninggalkan ku. Otak ku sedang mencerna perkataan Louis tadi, marah? Marah kenapa? Bukan nya aku yang sedang marah dengan nya?
Nanti sore aku akan pulang ke London, menyusul alex.





Alex POV





“tolong fikirkan lagi lex, itu sangat gila dan itu bisa membuat nama mu jelek kau tau?”

“huh, maksud ku aku hanya akan bilang pada media jika aku dan Harry putus bukan member tau tentang hubungan fake ini Nash” jawab ku lalu memasukan beberapa bahan makanan ke dalam troli

“apa kau yakin? Tidak akan menyesal?” Nash menyentuh pundak ku, sedikit meremas nya

“untuk apa di sesali? Bahkan sekarang aku sudah tak sedikit pun mempunyai rasa pada dia” aku bohong, sungguh bohong.

“kau tak bisa bohong dengan ku, please alex jangan bertindak bodoh. Ya walaupun aku sebenar nya tak menyetujui dari awal jika kau ber-“

“sstt, kau berisik ya? Cepat bayar ini semua aku tunggu di mobil” aku mendorong troli yang berisi makanan dan sebagai nya ke arah Nash lalu berjalan keluar minimarket.



 “apa kau yakin? Tidak akan menyesal?”



menyesal?
tidak alex, keputusan mu sudah sangat matang dan bulat jadi jangan kau berubah fikiran mu lex.
tapi sampai sekarang aku, aku masih mencintai Harr-

“Alex?”

“nash kau lama sekal-“

“kenapa kau tak bilang pada ku jika akan pulang ke London?” kaki ku, ayo bergerak please ini sangat tidak lucu. Seakan kaki ku merekat di aspal ini.

“alex? Kau dengar aku?” tahan air mata mu alex, jangan menangis di depan dia, jangan. Oh tidak.

“kau menangis? Alex? Kau kenapa, apa aku menyakiti mu alex?!” Harry memeluk ku, sangat erat. Ya kau menyakiti ku Harry dan itu sangat sakit, sakit sekali Harry.

“Alex? Harry?” aku mendengar suara Nash, dan aku bisa melihat nya berdiri di belakang harry. Aku langsung melepas pelukan Harry dengan kasar, berlari kecil kearah nash, tapi penglihatan ku buram, sangat buram dan sekarang menjadi……………………….

My Fake Boyfriend ⏩ h.e.s [editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang