bab 2

1K 100 21
                                    

NAMIRA POV

Ribuan orang mengantri untuk mendapat pekerjaan yang sangat langka ini. Hal ini membuat nyaliku agak menciut. Namun, sampai sekarang aku masih bisa bertahan.

Kudengar, Raja Damos mencari seorang perempuan untuk menjadi pengasuh Putra bungsunya.

Sebenarnya, salah satu alasanku mengikuti ini, karena rasa penasaran akan sosok Pangeran Davin. Bukan hanya aku saja yang memiliki rasa penasaran, hampir semua orang pun merasakan hal yang sama sepertiku.

Dia bagaikan sebongkah berlian yang tersembunyi dan takkan ada yang bisa melihatnya, karena banyak yang menjaga harta berharga itu.

"Tidak mungkin mereka menyia-nyiakan putri ayah yang cantik dan pintar ini. Mereka pasti akan menyesal." Ucap Ayah penuh tekad, akupun tersenyum kaku. Sungguh aku sangat tegang kali ini.

"Walau hanya menjadi pengasuh, tapi aku sangat mengiginkan pekerjaan itu, Yah. hanya ini satu-satunya jalan untuk bekerja di kerajaan. Ayah tau kan mimpiku selama ini apa?"

"Bertemu dengan Raja Damos kan?" Akupun langsung mengangguk cepat.

Aku sangat mengidolakan pemimpin seperti beliau. Karena dia, Ayah bisa bertahan hidup sampai sekarang. Aku tak mungkin melupakan jasa Raja Damos pada keluargaku ini.

***
AUTHOR POV
Keempat ratu dan anak-anaknya berkumpul di aula kerajaan, sambil duduk santai disana. Tidak termasuk Raja, karena dia yang belakangan hari ini sibuk mengurus pencarian pengasuh untuk anak bungsunya.

"Kuharap, kau tak sekaku es saat bertemu pengasuhmu nanti." Ucap Kiara mengejek ke arah adiknya, anak ketiga dari Ratu Harifa.

"Dik, aku harap kamu mau menerima keputusan Ayah. Kita semua menyayangimu.." Ucapan Darius sebagai anak tertua, langsung terhenti saat Davin menatapnya dengan datar.

"Aku tahu, kak." Ucap Davin datar, sambil menatap bosan kakak tertuanya itu.

"Sok bijak, sok dewasa, pokoknya sok banget deh, lama-lama muak juga aku ngelihatnya." Gerutu Davin dalam hati.

Tiba-tiba Raja dan puluhan prajurit datang, untuk berkumpul di aula yang besar itu. Davin pun menatap bosan mereka satu persatu, dan pandangannya teralih pada seorang gadis cantik berambut coklat.

"Baiklah, saya langsung saja. Berhubung pengasuh untuk anak saya Davin telah ada, saya akan mengumumkan, bahwa gadis yang ada di samping saya ini, akan melaksanakan tugasnya mulai saat ini, sampai waktu yang ditentukan. Dan dengan ini saya resmikan dia menjadi keluarga besar dari kerajaan Kingdom Avelos." Semua pun bertepuk tangan meriah, terkecuali Davin yang masih menatap wajah gadis itu dengan tajam.

"Gadis muda seperti dirinya menjadi pengasuhku? Yang benar saja." Ucapnya kesal dalam hati.

Tampak Raja Damos, memberi arahan agar prajuritnya bubar, dan membawa gadis itu ke tempat singgasananya.

Sesampainya disana, Raja duduk di kursi kebesarannya, dan menyuruh gadis itu duduk di hadapannya.

NAMIRA POV

"Perkenalkan dirimu, Nak!" Pinta Raja ramah. Akupun tersenyum tegas, dan segera membuka bicara.

"Perkenalkan nama saya Namira Pugantra. Saya baru lulus tahun ini dari sekolah Bira Avelos, dan saya sangat senang bisa berdiri di depan Raja Damos yang agung. Saya akan mengabdi pada kerajaan sampai kapan pun, dan menjalankan tugas saya dengan baik." Ucapku, setengah membungkuk untuk memberi salam penghormatan pada Raja.

"Baiklah, saya sungguh senang, ternyata pilihan saya sangat tepat. Kamu terlihat sangat baik, sopan, dan tegas."

"Selain menjadi pengasuh, ada tugas rahasia untukmu. Aku ingin, kamu menjadi mata-mata Pangeran Davin. Tapi jangan sampai ketahuan. Saya akan membiarkannya berkeliaran bebas, tapi kamu harus mengawasinya, dan jangan sampai lengah. Kamu juga tidak boleh ketahuan olehnya. Saya tidak mau mendengar berita tentang itu, Namira. Jadi saya berharap lebih padamu." Ucapnya tegas. Akupun mengangguk patuh.

The Prince SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang