Lama mereka mencari, bahkan langit sudah menggelap. Namun Namira belum juga ditemukan.
"Namira, pasti dibawa ke markas blacky." Ucap Naya, yang berjalan lemas menyusuri hutan sedari tadi.
"Kau ceroboh sekali, membiarkan Namira dibawa lari. Kau seharusnya berpikir, yang kita hadapi itu pasukan Blacky."
"Bayangkan saja, anak buahnya kejam, apalagi Bosnya. Dan sekarang, Namira bersama mereka. Ya Tuhan, apa dia masih hidup disana?" Ucap Keenan frustasi, sambil mengacak rambutnya kasar.
"Dia itu sangat kejam. Bahkan dia tidak segan-segan menghabisi seluruh orang di dunia ini, hanya untuk kekuasaannya." Tambah Keenan.
"Keenan, sudahlah. Pada saatnya hal seperti ini pasti akan terjadi. kita disini untuk merebut aset kerajaan dari tangan Blacky. Mustahil, jika tidak terjadi apa-apa. Karena yang kita hadapi adalah petaka, bahkan Mianor yang terkuat pun masih kalah telak darinya." Ucap Naya.
"Baiklah, hari ini kita beristirahat disini. Besok kita lanjutkan pencarian Namira." Ucap Keenan tegas, dan berlalu meninggalkan Rana dan Naya.
***
Pagi yang cerah mereka lewati tanpa saling menegur sapa, terutama Keenan dan Rana. sedangkan Naya, hanya bisa diam sambil mengikuti pencarian mereka dengan menunggangi kuda masing-masing."Maafkan Keenan, jika dia seperti itu. Namira sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Jadi, kau pasti bisa memaklumi keadaan seperti ini kan?" Ucap Naya.
"Aku yang salah disini, Keenan berhak marah padaku. Seharusnya aku mencegah mereka pada saat itu."
"Ini bukan salahmu Rana, ini takdir."
"Katakan padaku tentang bajingan itu! Jika sampai aku mendapat mayat Namira di markasnya, akan kuhabisi mereka semua." Ucap Rana mantap.
"Kuhargai tekadmu, Rana. Tapi aku rasa itu mustahil. Bahkan tidak satupun Mianor yang bisa mengalahkan Blacky sampai sekarang. Walaupun Mianor ditakdirkan untuk melawan Blacky."
"Apakah seluruh Mianor telah mati saat melawan Blacky?" Naya berdehem mengiyakan.
"Aku merasa kasian pada Mianor. Mereka dilahirkan hanya untuk melawan petaka, dan ujung-ujungnya mati."
"Setidaknya mereka sudah berusaha." Ucap Naya.
"Apa yang membuat mereka kalah? Padahal banyak yang berkata Mianor memiliki kekuatan yang tak kalah hebat dengan Blacky."
"Kau pernah mendengar Gardius? Sebenarnya, Mianor tidak bisa mengalahkan Blacky, tetapi Gardius lah yang bisa mengalahkannya."
"Lalu, mengapa Mianor yang ditakdirkan untuk melawan Blacky?"
"Pada dasarnya, Mianor dapat meningkatkan kekuatannya, untuk menjadi abadi, agar dapat mengalahkan Blacky. Tapi sampai sekarang belum ada yang tahu, hal apa yang membuat Mianor menjadi abadi."
"Namun jika memang ada Mianor yang abadi, atau dikatakan Mianor sempurna, dia akan dipanggil dengan sebutan Gardius." Jelas Naya. Tampak Rana hanya mengangguk mengerti.
"Baiklah,terima kasih atas infonya. Setidaknya aku bisa mengetahui cara untuk mengalahkan si bajingan itu."
"Kau ingin melawan Blacky?"
"Aku akan mencari Mianor itu, dan bekerja sama dengannya untuk melawan Blacky." Ucap Rana mantap.
***
Hari ketujuh pencarian Namira.Sampai sekarang Genk Rover tidak menyerah untuk mencari Namira.Bahkan mereka rela menunda pencarian aset kerajaan tersebut, demi hal tersebut.
Sedangkan hubungan Keenan dan Rana mulai membaik, walau mereka masih agak canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince Savior
Fantasy[CERITA INI, DALAM MASA REVISI] Bahagia itulah yang sedang kurasakan saat ini. Berawal dari Raja Damos yang mencari pengasuh untuk anaknya.Namun sepertinya kebahagiaan itu hanya berpihak sementara, setelah aku bertemu pangeran yang sok jual mahal, s...