bab 9

762 78 13
                                    

Gambar diatas itu rana alias davin. Kelihatan banget dinginnya kalau ekspresinya tanpa senyum kayak gitu.
Ya udah.. happy reading

"Sebenarnya kita memang mau mencari aset kerajaan itu." Ucap Namira.

"Kalau begitu, aku akan ikut. Nanti hadiahnya kita bagi tiga saja." Ucap Keenan semangat, lalu berlari ke dalam rumahnya dengan tergesa-gesa, untuk mengemasi barangnya.

"Kamu itu bagaimana sih?" Tanya Rana kesal.

"Jika Keenan ikut, dia akan membantu kita. Lagipula dia itu informan yang tau segalanya, dan seorang pengelana sejati sejak umurnya masih 12 tahun, jadi kita tidak perlu takut tersesat. "Ucap Namira panjang lebar.

"Asal dia tidak menyusahkan saja." Ucap Rana memperingati.

Tiba-tiba seseorang dari belakang sudah merangkul pundak Rana dan Namira secara bersamaan.

"Tenang saja, aku gak bakal nyusahin kok." Ucap Keenan riang.

"Aku juga, gak bakal nyusahin kok." Teriak seseorang dari belakang. Spontan mereka bertiga berbalik ke arah belakang, dan disana ada Kanaya, yang sudah membawa ransel besar, sama halnya seperti Keenan dan Rana saat ini, sedangkan Namira hanya membawa mantel tipis yang sekarang ia kenakan dari kerajaan.

"Kita bukan mau bertamasya, Jadi pulanglah." Ucap Rana dingin, dan sudah melangkah duluan.

"Aku akan membantumu mencari barang itu." Ucap Kanaya penuh tekad.

"Aku tidak butuh bantuanmu."

"Aku tahu, dimana barang itu berada." Ucapan Kanya, membuat langkah Rana langsung berhenti, dan berbalik menatap Kanaya.

"Aku bukan orang bodoh. Jadi jangan coba untuk membohongiku."

"Goa Yumura, dekat air terjun Valencia. Disitulah tempatnya." Ucap Kanaya.

"Pihak kerajaan baru menyadarinya siang hari. Tapi sebenarnya barang itu sudah dicuri saat malam hari, dan yang mencurinya adalah salah satu suruhan Blacky."

"Dan suruhan Blacky itu adalah kau!" Tuduh Rana sambil menatap tajam Kanaya.

"Jangan menuduhku yang sembarangan. Karena saat malam hari, aku berada di dekat Goa Yumura. Aku melihat suruhan Blacky membawa semacam baju zirah dan pedang berwarna silver."

"Apa yang kau lakukan di sekitar sana?" Tanya Rana menyelidik.

"Mungkin kau belum tahu, kalau aku tinggal di sekitar sana. Tepatnya di kawasan Valencia Hullo. Dan aku kesini, untuk memberitahu kejadian itu kepihak kerajaan. Tapi karena aku mendengar akan diadakan sayembara dari kerajaan. Jadi, aku berinisiatif untuk ikut sayembara itu."

"Rana, apa salahnya kita membawanya? Kukira ini akan semakin mudah untuk mendapatkan aset kerajaan itu." Ucap Namira meyakinkan, Keenan pun mengangguk sembari setuju.

"Terserah kalian saja." Ucap Rana yang sudah menaiki Carlos.

"Apa kau tidak mau berbagi tempat denganku?" Tanya Keenan, berharap kebaikan hati Rana, dan kurasa kalian sudah tahu kelanjutannya apa.

"Carlos, hanya untukku, dan tidak bisa dibagi-bagi." Ucap Rana datar.

"Carlos?" Tanya Keenan heran.

"Iya, kuda coklat ini namanya Carlos. Manis bukan?" Ucap Namira menambahkan.

Keenan pun berjalan mendekati Carlos, sambil menatap kedua mata hitam Carlos.

"Hay, Carlos." Sapanya, sambil mengelus kepala Carlos.

"Heyy..singkirkan tanganmu." Teriak Rana dari atas.

The Prince SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang