Mungkin sebentar aku bakal revisi beberapa chapter yang masih amburadul. Jadi mohon maaf kalau notif kalian, bakal penuh karena updaten aku yahh. Hehe..
Keesokan harinya.
Davin dan Dania sedang berdiri di tengah lapangan sambil menatap satu sama lain, dalam keheningan.
"Hey..tudung perak. Cepat lawan aku." Teriak Dania pada Davin. (gambar baju yang dikenakan Davin, ada di mulmed)
"Kau saja yang mulai." Ucap Davin datar.
"Baiklah." Ucap Dania, dan sudah berlari dengan memegang cambuk tajam sebagai senjatanya.
SRRRKK...Cambuk itu kini mengenai tangan Davin, membuat kulitnya tergores dan berdarah.
Dania mulai melemparkan cambukan-cambukan ke badan Davin, sambil memberi pukulan-pukulan padanya, tampak Davin hanya tetap diam dan tenang tanpa melawan sedikit pun.
"Masih lemah ternyata." Ucap Dania remeh. Setelah asik, mencambuki badan Davin, kaki lincahnya kini telah menendang perut Davin, membuatnya tersungkur ke tanah, sambil memegangi perutnya.
"Kukira waktu 11 tahun, bisa membuatmu menjadi lebih kuat, Davin. Ternyata kau masih menjadi Davin yang polos dan lugu."
"Sudah selesai kan? Aku sudah kalah." Ucap Davin lemah, dan segera berjalan menjauhi Dania.
SRRKK..kini cambukan itu telah melilit kaki Davin, dan menariknya ke belakang, membuat Davin jatuh kembali.
"Tidak ada yang bisa lari,
dariku. Pertandingan ini belum selesai." Ucap Dania kembali."Kumohon, biarkan aku pergi. Aku tidak mau pertarungan ini menimbulkan banyak luka. Ingatlah, sebentar malam akan ada acara kerajaan."
"Aku tak peduli. Ayolah,keluarkan semua tenagamu." Tantang Dania.
Tiba-tiba Davin segera melemparkan belatinya ke arah Dania, yang dengan mudahnya dapat di hindari olehnya.
"Hanya itu?" Ejek Dania.
"Ya..hanya itu."
"Pecundang."
"Terserah saja." Davin kini berjalan menjauhinya, sampai sebuah tangan telah menjambak rambut panjangnya.
"AWWW.."Teriak Davin, merasakan sakit yang luar biasa.
"Lawan aku, atau kepalamu botak saat ini juga."
"Baiklah, tapi lepaskan dulu." Ucap Davin cepat.
"Tidak, kau pasti berbohong."
BRUKK.. dengan entengnya, Davin langsung memutar tangan Dania, dan langsung membanting tubuh Dania ke tanah.
"Wow.. lumayan juga tadi."
"Aku baru akan memulainya." Ucap Davin, yang sudah memegang sepasang belati di kedua tangannya.
"Jadi, tadi hanya pemanasan?" Tanya Dania. Namun Davin hanya diam, dan langsung menggerakkan telunjuknya agar Dania segera menyerangnya.
Dengan cepat Dania pun berlari kepadanya dan segera melayangkan pukulannya. Namun Davin hanya tetap diam, dan langsung menendang kaki Dania, membuatnya jatuh tersungkur ke tanah.
"Kau..bisa melakukannya?" Tanya Dania tak percaya.
"Ayo..cepat. Waktuku tak banyak untuk hal seperti ini." Ucap Davin tak sabar.
Dania pun segera melayangkan cambuknya dengan lincah. Namun dengan lincah juga Davin menghindar.
"Kau belum melawanku, dari tadi. Kau hanya menghindari seranganku." Ucap Dania kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince Savior
Fantasy[CERITA INI, DALAM MASA REVISI] Bahagia itulah yang sedang kurasakan saat ini. Berawal dari Raja Damos yang mencari pengasuh untuk anaknya.Namun sepertinya kebahagiaan itu hanya berpihak sementara, setelah aku bertemu pangeran yang sok jual mahal, s...