bab 20

649 56 31
                                    

Mau fast update rencananya.mumpung lagi libur.. tapi entahlahh..lihat saja nanti.

***
Seketika blacky terjatuh, sambil memegang perutnya yang sudah berdarah.

“Akulah, yang seharusnya berkata seperti itu.” Ucap Rana, dan langsung menginjak perut blacky dengan kuat.

Terlihat mata blacky sudah tertutup dan tak ada pergerakan sama sekali.

“Rana..kau berhasil.”Teriak Keenan kegirangan, dan langsung memeluk Rana dengan kuat.

“Tapi, kenapa bisa secepat ini? Aku masih tidak percaya dia mati dengan begitu cepat.” Ucap Rana, menatap blacky yang tak bergeming sedikit pun.

“Sudahlah, tak usah urusi dia lagi. Yang penting kau selamat,  dan kita mendapatkan aset kerajaan itu. Kita menang Ranaaa..” Teriak Keenan kembali.

Disisi lain, Namira sedang menangis, memegang erat tangan Naya. Saat ini Naya sedang terkulai lemas, akibat tusukan pedang dari pasukan blacky.

Kejadian itu berlalu begitu cepat.

Saat itu, Namira yang baru bangkit dari tanah, tidak menyadari adanya pasukan blacky yang berada di belakangnya.

Tapi Naya melihat aksi pasukan blacky yang ingin membunuh Namira. Dengan cepat dia mendorong tubuh Namira, namun Naya lah yang tertusuk oleh pedang itu.

Terlihat Naya tersenyum lemah di samping Namira.

“Bertahanlah.. kumohon.” Ucap Namira dengan air mata yang terus menetes.

“Maafkan aku Namira. Maafkan semua kesalahanku. Maaf karena telah membohongimu.”

“Apa maksudmu?”

“Soal hamil. Itu semua tidak benar, Rana lelaki yang baik. Dia berkata jujur Namira, dan aku berusaha menjebaknya. Aku merasa hina saat ini. Aku merasa inilah saatnya aku pergi.”

“Kumohon jangan pergi. Setidaknya kau harus bertahan untuk Rana, untuk orang yang kau cintai." Ujar Namira.

“Aku memang sangat mencintainya. Tapi aku sadar, sampai kapan pun dia tidak akan pernah mencintaiku. Karena saat ini, yang dia pikirkan hanya kamu, Namira.”

“A..apa?”

“Dia mencintaimu, dia sangat terpuruk saat kau hilang. Dia sangat peduli padamu.”

Tiba-tiba Keenan datang, dan langsung panik melihat keadaan Naya yang sudah berdarah.

“Naya, bagaimana bisa?” Tanya Keenan panik.

“Sudah sepantasnya aku begini, Keenan.”

“Tidak, kau harus selamat. Rana bisa membantumu dengan obat itu.” Ucap Keenan, mengingat saat itu Rana menunjukkan obat pemberian dari seorang kakek tua yang dapat menyembuhkan apapun.

Keenan berlari menuju Rana, yang tengah terduduk di samping Rando. Terlihat Rando juga sedang terkulai lemah di sana dengan darah yang mengalir deras di kepalanya.

“Tulang rusuknya patah, akibat pukulan dari palu blacky. Mungkin obat ini bisa menyembuhkannya.” Ucap Rana.

“Ta..tapi. Naya juga sedang membutuhkan bantuanmu. Dia membutuhkan obat itu. kumohon Rana, dia adalah sepupuku. Aku telah berjanji kepada kedua orang tuanya untuk menjaganya, kumohon!” Ucap Keenan sambil belutut pada Rana.

”Aku mohon. Hanya kau yang bisa menyelamatkannya.” Ucap Keenan memohon.

Dengan berat hati Rana berdiri, dan berjalan terlebih dulu ke arah Naya. Ini adalah keputusan yang sangat berat. Jika dia memilih Rando, Maka Naya lah yang pergi, dan begitupun sebaliknya. Artinya salah satu dari mereka ada yang akan selamat dan ada juga yang akan meninggal.

The Prince SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang