bab 7

752 86 20
                                    

Ceritanya makin seru loh.. bakal ada pemeran baru.. yang bikin ceritanya makin keren. Jadi langsung baca aja guyss...

Lama Davin terdiam di atas ranjangnya, sambil memutar kembali adegan saat Darius bersama Namira.

Namun semuanya hilang begitu saja. Saat Namira datang, dan sudah memasuki kamarnya, tanpa menghiraukan Davin.

Davin pun segera membuka pintu kamar Namira dengan kasar, dan menatap tajam wajah Namira yang kaget.

"APA INI RENCANAMU?" Bentak Davin padanya.

"Rencana apa?"

"Kau menjadi pengasuhku, untuk mencari kekuasaan yang lebih."

"Aku yakin pasti kau ingin menggodaku, namun karena aku bukan lelaki gampangan, jadi kau berpindah haluan dan menggoda kakakku." Tampak raut wajah Namira berubah saat itu juga.

"Sejauh ini pikiranmu padaku? Aku bahkan tak pernah memikirkan hal tersebut sedikit pun."

"Sudahlah, bahkan kau lebih licik dari..ehmm anu.. ehmm, itu. Argghh, pokoknya kau lebih licik dari dia." Ucap Davin linglung. Entah mengapa, umpatan yang ingin dia ucapkan, hilang begitu saja bagaikan abu.

"Dia siapa?" Tanya Namira bingung.

"Aku lupa. Intinya, kau lebih licik dari dia."

"Baiklah kalau begitu. Tapi kumohon, Davin. Jangan menuduhku seperti itu." Ucap Namira dengan mukanya yang tampak sedih.

"Aku tidak mau lagi mendengar omonganmu. Silahkan bersenang-senang dengan dirinya, dan asal kau tahu saja, Kak Darius sudah terlalu tua untukmu."

"Davin.."

"Kawin dengan lelaki tua, tak masalah. Yang penting dapat harta bukan?" Sela Davin dengan tatapan merendahkan.

PLAKK...

Davin langsung terdiam, saat tangan itu menampar pipinya dengar keras.

Tampak muka Namira sudah memerah menahan amarahnya, dan matanya pun sudah berkaca-kaca.

"Kau pasti tidak tahu, kalau aku bertahan disini untuk membalas budi pada Raja Damos, karena telah menolong Ayahku yang saat itu hampir sekarat, karena amukan warga."

"Sejujurnya aku sudah lelah dengan sikapmu yang sangat kasar padaku. Aku ingin mengundurkan diri, tapi Raja selalu memberiku semangat dan meminta tolong untuk terus bertahan."

"Aku bahkan selalu menangis setiap malam, karena perlakuanmu kepadaku. Tapi aku selalu berusaha ceria di depanmu."

"Kau iblis Davin. Bahkan kau lebih buruk dari itu."Ucap Namira dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.

Davin hanya terdiam. Dia ingin bicara, tapi bibirnya membeku secara tiba-tiba.

"Ku..kumohon, jangan menangis!" Ucap Davin kaku, dan berusaha menyeka air mata yang masih terus mengalir di pipi Namira.

"Jangan pernah menyentuhku." Teriak Namira, yang sudah menepis tangan Davin dengan kasar.

Davin pun, yang tak bisa berbuat apa-apa, segera mengambil langkah untuk pergi meninggalkan kamar Namira.

***

NAMIRA POV

Tiga hari aku tidak menegurnya. Kurasa itu sudah cukup, untuk membuatnya sadar bahwa aku benar-benar sakit hati karena perkataannya.

Lagi pula aku harus bekerja secara sportif, jangan membawa perasaan dalam pekerjaan ini.

Raja memang sudah memberi tahu padaku, aku harus memaklumi sifat Davin, karena dia memang sudah terlahir seperti itu

The Prince SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang