bab 14

506 65 14
                                    

Saat pagi hari, tempat pengungsian sempat terancam dan agak gaduh, saat mengetahui para pasukan blacky mengetahui keberadaan mereka. Padahal tempat pengungsian sangat terpencil dan tersembunyi.

Tapi untungnya para pemuda dan genk rover berhasil menghabisi para pasukan blacky sebelum memasuki kawasan pengungsian. Mereka pun sempat bernapas lega untuk saat ini.

"aww.."ringis namira saat mengetahui kakinya terluka, akibat pertarungan sengit barusan.

"ada apa denganmu?' tanya rana, yang berjalan kearahnya. Rana sempat melihat sepatu boots namira kini sudah tersobek, dan melihatkan kaki mulus namira disana. Terlebih lagi, alas kaki sepatu itu sudah terlepas dari sana.

"menurutmu apa?" tanya namira sebal, sambil mencoba berjalan. Namun rana langsung menahan tangan namira.

"cepat naik." Pinta rana, yang sudah berjongkok didepan namira.

"tidak mau. Aku seperti anak kecil saja."

"kubilang naik, jadi cepatlah naik kepunggungku." Bentak rana yang masih membelakangi namira. Akhirnya, namira menuruti perintah rana, yang terdengar seperti sebuah paksaan.

Sesaat rana sudah berjalan sambil menggendong namira di punggungnya.

"kau berat juga yah." ucap rana.

"makanya, turunkan saja aku." ucap namira kesal.

"jangan sok tidak membutuhkanku, namira."

"aku memang tidak membutuhkanmu."

"tutup mulutmu!" teriak rana, dan namiran pun terdiam. Sepertinya rana agak marah. Rana pun menurunkan namira, dan mendudukkannya diatas batu besar. Sambil berjongkok melepaskan sepatu boots namira. membersihkan darah segar yang mengalir di telapak kaki dan betis namira, dan menutup luka tersebut dengan sobekan kain baju rana di bagian bawah.

"kau seperti gembel, dengan pakaian sobek seperti itu." ucap namira, sambil menahan tawa.

"tidak ada lagi kain untuk memperbanmu." Ucap rana, yang sudah selesai membungkus luka namira dengan rapih.

"kalau begitu makasih. Tapi lain kali, tidak usah sampai merobek bajumu untuk lukaku."

"aku juga terpaksa melakukannya. Daripada kau kehabisan darah, dan menyusahkanku di tengah jalan. Lebih baik aku mengorbankan kain bajuku, bukan?"

"hemm..baiklah. sekali lagi makasih. Kurasa aku harus segera kembali ke tenda." Ucap namira yang sudah bangun dari duduknya.

"eittss... cepat naik ke punggungku." Ucap rana yang sudah berjongkok di depan namira.

"aku bisa jalan.."

"kubilag naik, ya naik. Jangan membantah, aku tidak suka." Bentak rana, dan namira pun langsung menurutinya kembali.

"kenapa kau begitu keras kepala? Kenapa kau sangat menyebalkan sekarang?" tanya rana, di tengah perjalanan.

"aku juga bisa lebih menyebalkan, darimu." Ucap namira enteng.

"ohh ya? jadi kau menantangku?" tanya rana dengan nada meninggi.

"sudahlah. Lagipula ini bukan dikerajaan. Aku tidak harus patuh padamu." Ucap namira. rana pun langsung memberhentikan langkahnya dan menurunkan namira.

"tunggu saja, jika di kerajaan. Aku akan membalas semua perlakuanmu saat ini." ucap rana dengan tatapan mengejek, dan langsung meninggalkan namira di depan tendanya.

***
Rana tengah melamun di tepi danau, yang tak jauh dari tempat pengungsian saat ini. dia menatap air danau yang begitu bening, telah menampakkan wajah rana disana. Dia tersenyum masam, menatapnya.

The Prince SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang