Ah-Choo

1.2K 71 0
                                    

Huhuhu, gara2 liat MV Fly To The Sky jadi galau. Gilakkk, itu nyesek banget jadi cewenya, apa lagi 2 MV yg beda lagu itu berhubungan. Jadi kalo ntn dua2 kaya 'oh, jadi dia...' aduh, sampe kebawa mimpi loh saya.

Aku berbaring menelungkupkan wajahku. Sudah cukup menangisnya. Mataku pasti sudah sembab, bengkak, dan memerah. Oh gosh, aku menarik nafas. Melirik jam 18:06, satu jam lagi masuk waktu makan malam.

Rasanya tak lapar sama sekali. Apa yang akan aku lakukan? Fikiranku terasa kosong. Menghela nafas sejak tadi, mungkin aku bisa izin tak makan malam.

Ah-Choo
Bunga sudah pasti mekar dihatiku
Ada begitu banyak hal yang ingin aku lakukan untukmu
Perasaanku, cinta ini untukmu
Ini sulit untuk menahannya lagi

Saat kau menyebutku teman baikmu
Aku tidak suka
Surat yang belum selesai aku tulis sepanjang malam
Yang belum juga akui adalah cinta

Otakku mulai berfikir yang lain. Ough, betapa menyedihkan aku. Perlahan tapi pasti kedua mataku mulai terasa berat. Dan pada akhirnya semua gelap.

.
.
.

"Ra, bangun oyy"

"Eugh... Apaan sih bang" aku berguling menarik kembali selimut yang tersingkap. Kembali memejamkan mata.

"Oy, makan malem ayo bangun" suara itu kembali mengganggu dengan tarikan pada selimut yang kupakai "ngantuk ah"

"Makan ra, bangun buruan"

"Ngga laper dih, orang mau tidur. Hush hush"

"Susah kalo dibangunin, bodo ah laper - laper lu" aku kembali memejamkan mata, mengabaikan seruan itu. Bagai angin lalu, terpejam kembali memasuki alam bawah sadar.

Tuk

Tik

Tuk

Tik

"Hah... Jam berapa sekarang" seketika mataku mengedar keseluruh penjuru ruangan. Melirik jam 10 malam

'Keruyuk'

Perut sialan, demo jam segini. Ah, malas. Mataku terasa berat untuk dibuka. Sepertinya bengkak. Tanganku meraba - raba pinggiran kasur. Kok kaya ada orang, bathinku. Jangan - jangan..... Setan.

Mataku dipaksa terbuka lebar. Melotot menatap seseorang yang tengah tidur disebelahku. Suasana kamar yang remang - remang ditambah penglihatanku yang menburam karena bengkak, wajah seseorang itu tak terlihat.

Tanganku terulur kearah sosok itu. Otak cantikku sudah mulai berkeliaran berfikir yang seram - seram. Oh gosh, keringat sudah terasa terjun bebas. Tanganku gemetar, sampai pada akhirnya tanganku menyentuh punggung sosok itu. Menarik perlahan dan

"Bang irgi!" jeritku geram. Sialan, sudah takut - takut tau - taunya abang tersayangku ini "berisik ra, udah malem tidur"

"Ih, lagian abang ngapain lagi tidur disini... Balik sono kealamnya" aku mengguncang - guncang badan bang irgi yang membuat kasur berdecit.

"Ish ra, abang ngantuk ah" aku menatap kesal bang irgi. Sedangkan yang ditatap menarik selimut dan mencoba terlelap. Dengan sigap kucubit pinggangnya berulang - ulang.

"Pindah ga, pindah"

"Sadis kamu dek, lagian kamu kenapa lagi. Abang masuk tadi kamu minta temenin, udah ditemenin malang ngusir"

"Siapa yang bilang?!"

"Kamu"

"Kapan, dih"

"Tadilah, adiku tersayang"

Daybreak RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang