ting
aku melirik ponselku malas. mataku kembali terpaku pada layar tv. tanganku sibuk meraih makaroni yang berada di toples dalam pelukkanku.
ting
seperti angin lalu aku membiarkan ponselku. bunda berjalan menghampiriku, ia duduk tepat disebelah kananku. ia menatapku sekilas, dan melihat tv.
ting
"hp kamu bunyi tuh ra"
"biarin aja"
aku berucap cuek, bunda tak menyahut lagi. dapat kulihat ayah berjalan menghampiri bunda. aku hanya mendengus, pasti akan ada perusak mata.
"bun, kopi udah? Dimana?"
"dimeja lah yah"
ough, jangan berfikir mereka mengumbar kemesraan dengan kata - kata. Tidak! mereka mengumbar kemesraan dengan tindakan. lihat saja sekarang, ayah tengah memeluk bunda dari belakang. gosh, merusak mata.
ting
"ra, itu hp kamu bunyi melulu, liat dulu gitu"
aku memutar kedua bola mataku malas, meraih ponselku dengan dongkol. tanganku memencet lock, tertera nama haris 18 line. kenyataan bodoh yang baru aku sadari, bahwa ternyata aku telah membuang status jomblo.
dengan malas kubuka chat dan membacanya satu persatu.
Ra, dirumah ngga?
Ra, kok ngga bales? Lagi diluar?
Lagi sibuk ya?
Kok ngga bales? Aku mau ngajak jalan nih.
And bla bla bla... Oh my, sejak kapan ia menggunakan bahasa aku dan kamu? What the... Aku menepuk jidatku lelah.
Tanganku meraih tutup toples dan menaruhnya di atas meja. Menjilati bumbu yang masih rersisa di ujung - ujung jariku. Setelah dirasa sisa bumbuku hilang, aku meraih tisu untuk membersih kan tanganku. Menarik bantal sofa dan memeluknya erat. Tangan lincahku bergerak dilayar ponsel.
Sorry baru bales, keasikan nonton film... Ayo, mau pergi kemana
Ngga jadi aja, kamu kan lagu seru nontonnya
Eh, ngga.. Ini udahan. Lo kesini aja, gua siap - siap nih
Oke
Aku terdiam menatap ponselku. Mencermati interaksiku dengan haris. Apa - apaan itu barusan 'aku - kamu' gosh, sudah gila rupanya. Apa dia sudah terlalu banyak dicekoki remaja kekinian? Tingkahnya sungguh ajaib.
Mungkin aku harus mengingatkannya fakta bahwa aku paling benci berbicara 'aku - kamu' ketika sedang dengan teman tang dekat. Bahasa 'aku - kamu' itu terlalu formal.
"Hei ra, siapa itu?"
Aku menoleh, bunda. Tenyata sudah melupakan sejenak tentang ayah dan bunda yang tengah menggumbar lemesraan. Aku menatap mereka jengah.
"Ough, sakit mata... Aduh matanya kok tiba - tiba perih.. Ini pasti ngeliat hal - hal yang aneh - aneh"
Merancau hal - hal yang aneh, mungkin sekarang aku sudah mulai gila.
Aku bangkit dan berjalan kekamarku, meninggalkan dua sijoli yang tengah menikmati weekend mereka.. Membosankan. Bersiap - siap untuk kencan hari ini. Kencan? Apa seseorang yang sudah pacaran lalu diajak 'jalan' bersama itu dinamakan kencan? Entah lah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daybreak Rain
Novela JuvenilHidup itu tak selamanya mulus, semulus jalan tol. bahkan jalan tol saja ada lika - likunya. sama seperti kehidupan, entah itu percintaan atau pun masalah sosial lain. seperti takdir yang mungkin tak bisa kita ubah. tapi, ketetapan hidup itu tergant...