Sisi yang berbeda

1.6K 85 0
                                        

Aku berjalan santai menuju kelas. Sepanjang koridor kelas 11 banyak anak yang berlalu lalang dengan buku pelajaran. Atau membawa jajanan, sekarang masih jam istirahat berlangsung.

"Ra"

"Ra"

"Raina?"

Samar - samar aku mendengar suara seseorang memanggil dari arah belakang. Tiba saat aku berbalik

Brukk

Aduh

Suara benturan dan erangan kesakitan tak bisa dihindari. Haris, jatuh menubrukku. Dengan cepat ku dorong badannya agar menjauh dari atas tubuhku.

Hampir semua anak dikoridor melihat kejadian itu. Banyak diantara mereka yang bersiul - siul tak jelas atau sekedar meneriakkan kata - kata mengejek yang menggelikan.

"Aduh, lo hati - hati dong. Ngapain sih manggil - manggil?!" ucarku ketus. Sesuatu yang amat tak disukaiku, menjadi pusat perhatian.

"Lo nanti pulang bareng siapa?"

"Yoshua"

"Tadi yoshua bilang dia sama dian"

"Dijemput"

"Udah gue tau lu ga dijemput dan ga ada tumpangan. Mending balik bareng gua nanti dari pada jalan"

"Ga makasih"

"Sekali aja ra"

"Ga"

"Plis"

"Oke"

Aku berbalik dengan cepat. Dapat ku dengar suara 'yes' yang amat pelan. Menepuk - nepuk mulutku yang berbicara asal. Sial, alamat pulang sore. Pasti si kecebong haris selalu mengajaknya kemana pun yang ia mau. Tanpa memikirkan dia.

"Lo kenapa ra"

Huaa

"Ngagetin aja lo fan" mengelus dada berharap bisa meredakan detak jantung yang berdetak karena kaget.

Hehehe

"Sorry ra" mengeluarkan cengir andalannya. Banyak dari siswi di koridor menatapnya memuja. Sedangkan aku, kena imbas lirikan maut ala - ala tokoh antagonis di sinetron.

"Ya, ga apa - apa kok" meringis adalah hal yang sering aku lakukan selama bersamanya.

Kami berjalan bersama kearah kelas dalam diam. Sampai arfan bertanya

"Kita mau lagu apa? Hari ini bisa latihan kan?"

"Eh? Lagu all time low - a daydream away, gimana?"

Arfan tampak berfikir lama. Mukanya tampak serius memikirkan nada lagu yang aku ajukan

"Boleh deh" kami memasuki kelas yang sudah ramai. Tak terasa bel sudah berbunyi tadi "pulang bareng ya, sekalian latihan"

"Sipp deh" aku tersenyum senang.

...

"Ra ayo"

"Oh, oke" dengan cepat membereskan buku yang masih berserakan kedalam tas.

"Ra, ada haris nih"

Deg

Mampus

Aku menggaruk rambutku pusing. Arfan menatapku bingung. Dengan cepat aku meraih tas.

"Tunggu bentar ya fan"

Berlari kearah pintu kelas menghampiri haris.

"Ayo ra"

Daybreak RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang