Dengerin lagu Anggun C Sasmi - mimpi^^ *mulitmedia error hemm, jadi mohon cari sendiri lagu nya wkwk*
Arfan tersenyum "gue suka sama lo, apa itu kurang cukup? Gua mau lo ada di sisi gua"
Aku terdiam tak percaya, arfan menyukaiku.
Yang ada difikiranku sekarang adalah apa yang harus ku jawab atas pernyataan arfan. Apa yang kurasa sekarang. Apa yang ku mau sekarang.
Aku terbingung - bingung, bagaikan roda yang berputar - putar. Semua yang telah terjadi seperti berputar dalam benakku.
Arfan yang jadian dengan rena.
Arfan yang sikapnya berubah.
Aku yang jadian dengan haris.
Aku yang terpuruk.
Aku yang cekcok dengan vania.
Aku yang kembali menjadi pendiam.
Aku yang aneh, aku yang berubah. Hampir semua tentangku.
"Ra"
"Raina, udah sore.. Ujannya udah berhenti pula. Balik yuk"
Hah?
Hujan?
Ini, dimana?
Kepalaku terasa pusing, bagaikan ditusuk berpuluh - puluh jarum. Tanganku mulai gemetar hebat. Pandanganku juga mulai berkunang. Ini apa? Kenapa lambat laun terasa berat. Ada apa denganku.
Dan semuanya berakhir pada satu titik dimana aku terakhir melihat wajah arfan. Kembali kegelapan menyelimutiku. Ditemani sepi yang mencengkram dan dinginnya kegelapan.
"Ra, kamu bisa lihat bunda sayang"
Perlahan secerca cahaya harapan muncul melalui celah - celah tersembunyi. Merasuk semakin banyak, dan mulai menyinari kekosongan hati ini.
"Eung, bu..n.d..a"
"Jangan banyak ngomong dulu oke"
"Di..m.a..na?"
"Kamu dirumah sakit, kecapean kata dokter.. Arfan sampe panik bawa kamu kerumah sakit. Tuh dia belum pulang juga, ngga sekolah lagi"
Aku mengkerut, arfan.. Mataku memandang dia yang tengah tertidur disofa rumah sakit. Dengan pakaian sekolah dan jaket abu - abunya.
Tunggu, jaket? Bukankah kita tadi menggunakan baju couple an dan dia tidak memakai jaket.
"Tadi kamu keujanan, padahal udah berteduh di emperan toko. Tapi, pas ujannya reda kamu malah pingsan. Pake acara mimisan pula"
Hah?
"Si arfan panik dan langsung bawa kamu ke rumah sakit. Tuh dia disuruh pulang dan ganti baju ngga mau. Padahal basahan dia bajunya"
Ini? Kenapa jadi seperti ini.. Rasanya apa yang kujalani seperti mimpi. Mimpi di siang bolong yang telah mempermainkan hidupku. Mempermainkan hatiku.
"Bunda keluar dulu ya, tadi ayah ke kantin rumah sakit. Bunda mau nyusul"
Aku hanya tersenyum membalasnya. Bunda sudah biasa, aku kembali menatap langit - langit kamar. Kenapa semua yang terjadi menghilang bagai debu.
Kenapa aku bisa ada disini, kembali pada hari dimana aku dan arfan berdiri pada rintik hujan yang membasahi tubuh kami.
Semuanya kembali, seperti memberikanku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku. Memperbaiki semua yang harusnya tak kulakukan.
"Eungh, ra..? Lo udah sadar? Syukurlah"

KAMU SEDANG MEMBACA
Daybreak Rain
Teen FictionHidup itu tak selamanya mulus, semulus jalan tol. bahkan jalan tol saja ada lika - likunya. sama seperti kehidupan, entah itu percintaan atau pun masalah sosial lain. seperti takdir yang mungkin tak bisa kita ubah. tapi, ketetapan hidup itu tergant...