Story 4

2.5K 128 2
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : AU, OOC, Typo, rush, gaje, all Hinata POV.DONT LIKE? DONT READ!

Siappp!!! Happy reading ^^





"Emm... terus Hinata-chan jadi nggak bisa tersenyum?..."

"Ehh.."

"Selalu, selalu, wajahmu terlihat sangat memaksakan diri."

"Aku sedikit mengerti, sejak awal bertemu kau, aku merasa kau mirip denganku." Jelas Naruto.

"Ehh..?!"

"Orang tuaku sangat kelas atas, setiap hari selalu ngomong supaya aku masuk sekolah bagus, dapat pekerjaan bagus. Tentu aku harus masuk SMAN. Bukannya sombong, tapi nilaiku memang selalu A ttebayo."

"Ehh..."

"Hn. Orang tuaku selalu bilang "berhentilah melihat bintang dan benda yg tak penting itu." Aku lelah menolaknya. Saat tes masuk, kertas jawabannya semua kuserahkan dalam kondisi kosong. Aku dibuat tak menerima langkah cadangan lain. Tentu saja orang tuaku kecewa padaku. Saat ini pun keadaannya setengah putus hubungan."

"Aku tinggal sendirian, dan sekolah sambil kerja sambilan. Mimpiku, suatu saat ingin bekerja di observatorium astronomi. Mungkin jalannya nggak securam sebelumnya, tapi aku nggak menyesal, pandanganku jauh lebih terang dibanding waktu itu ttebayo. Hehehe..."

Sangking terpakunya mendengarkan cerita Naruto yg menurutnya memperihatinkan yah... sama dengannya. Tetapi Naruto jauh lebih baik darinyan, Naruto masih memiliki otak yg cerdas dan bisa bergaul dengan banyak orang serta dia orang yg mudah menutupi masalahnya dengan wajah yg selalu cerita terhadap orang yg dia temui. Bahkan aku juga nggak menyangka bahwa orang seceria Naruto punya masalah yg begitu suram.

"Hai, Hinata-chan. Bulannya indah, kan."
Seru Naruto yg membuat lamunan Hinata burar kayak gundu yg ngumpul teru di totok, tau?.. (ahh abaikan!)

"Kau tau, bulan sabit bahasa inggrisnya apa?...."

"Eh?.. eng..."

"Crescent moon...?" Jawab Hinata ragu-ragu. Ya.. takut salah hehehe...
Tapi Hinata nggak mungkin salah, karena semua hal pasti akan selalu benar di mata Naruto. Ciyeee.... udah lanjut.

"Yes, Crescent. Crescendo!."

"Sudah kubilang, kam?... bulan harapan yg penuh kemungkinan. Kalau mau berpetualang, sekaranglah saatnya ttebayo."
Lanjut Naruto dengan cengiran khasnya yg mampu menghipnotis Hinata yg saat ini masih terpaku dengan semua cerita dan omongannya Naruto.

'Tertawa seperti anak kecil. Rambut pirangnya Naruto-kun, silau dan mataku pusing, tapi cahaya itu, sesuatu yg ditangkapnya sendiri.' Inner Hinata.






Dan sekarang Hinata dan Naruto sudah berada didepan pagar rumah Hinata, Naruto mengantar Hinata.

"Maaf... membuatmu bolos dan mengantarkan ku...." imbuh Hinata tak enak hati.

"Emm... tenang saja, aku biasanya rajin, kok ttebayo."

Ceklekk.....

"Hinata. Ka... kau..."

"Ibu."

"Ibu dengar kau nggak les, ibu mencarimu... apa yg kaulakukan?.."

Plakk

"Memalukan...!!" Bentak ibu Hinata.

"Hinata-chan, kau nggak apa-apa?.."
Tanya Naruto khawatir.

Hinata and Si Pirang BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang