Story 8

2.1K 106 4
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : AU, OOC, Typo, rush, gaje, all Hinata POV.DONT LIKE? DONT READ!

Happy reading minna^^

*

*

*

"Aku ingin mendengar suara Naruto-kun, tapi..."

"Ada apa? Memandangi nomer handphone sendirian?.." tiba-tiba saja suara bariton mengagetkan Hinata.

"Ehh?.."

"Hai... Dipanggil langsung muncul! Keren, kan !!"

Ehhhh...

"Na.. Naruto-kun.."

Pssstt...

"Ehehe, aku mau pergi kerja, mampir sebentar."

Lalu mereka berdua duduk bersimpuhan dirumput tanpa alas. Kini mereka berada dibelakang sekolah, entah karna perasaan apa mereka kembali hening. Tak ada satupun dari mereka yg mau membuka percakapan.

"Kakimu nggak apa-apa? Terkilir waktu pertandingan tadi, ya?" Tanya Naruto lebih dahulu atas beberapa waktu hening tadi.

"Kau.. nonton pertandingan juga?"

"Iya, aku nonton."

"Terus gimana pertandingannya?"

"Uhh.." entah kenapa kini suasana kembali hening.

Huuff...

"Bo-bodoh, ya nggak bisa main, malah terluka gini. Dalam kondisi begini, kalau main malah menghalangi, saja teman setim lain kan." Tiba-tiba saja Hinata angkat bicara dan tersenyum palsu untuk menutupi kekecewaannya terhadap dirinya sendiri yg begitu ceroboh.

Kali ini Naruto menengok kearah Hinata yg ada disebelahnya yg kini sedang tersenyum palsu dihadapannya.

"Jangan memasang wajah seperti itu kalau di hadapanku." Tukas Naruto agak katus, tapi bukan itu maksudnya, dia hanya menutupi rasa gugup atas perasaanya kali ini saat didekat Hinata dan dia juga menutupi rasa kekhawatiran nya.

"Hinata, bagaimana minta diganti saja dengan teman sekelasmu. Itu lebih baik..." Titah Naruto.

"Aku ngobrol begini apa cuma ingin didukung lagi sama Naruto-kun, ya. Ya... kalau begini aku bisa manja, mungkin Naruto-kun jadi sebal." Inner Hinata.

"Hinata-chan." Tegur Naruto saat Hinata melamun dan membuat Hinata tersoktak menghadap kearah Naruto.

"Nggak... pada dasarnya begini nggak masalah..."

"Aku telah berusaha keras untuk itu." Semangat Hinata dala hati kepada dirinya sendiri.

"Aku ingin main lagi Naruto-kun...!" Tegas Hinata dengan semangat 45.

"Bagus!"

Tanpa aba-aba lagi Naruto berdiri dan menggendong Hinata ala bridal style.

"Kayyy... Na-ruto-kun turunka aku..." jerit Hinata pas digendong sama Naruto dan membawanya ke ruang UKS.

"Jangan berisik. Jadi masalah besat kalau aku ketahuan." Titah Naruto disaat Hinata menjerit.

"Kalau begini lebih menarik perhatian orang!!"

"Urusai! Kalau kau tidak bisa diam akan kucium." Tegas Naruto yg mampu membungkam mulut Hinata yg terus saja meminta agar diturunkankan dari gendongannya.

"Ehh.. i-iya."

"Bagus." Padahal Naruto berharap agar Hinata menjerit minta diturunkan lagi padanya agar dia bisa membungkam mulut Hinata dengan ciumanya. Tapi itu semua hanya khayalan belaka Naruto saja.

Hinata and Si Pirang BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang