Bab 1

220K 7.9K 284
                                    

A/n : kisah ini banyak yang berubah dari sebelumnya. So, jangan kaget yaaa!!!

***

Angin malam berhembus, mencumbu kulit, membuat bulu kuduk berdiri, merinding.

Seorang gadis terus berjalan, seolah tidak terganggu dengan angin kencang dan dinginnya malam.

Alifia Bilqis nama lengkapnya, "Assalam'mualaikum," teriak Bilqis begitu sampai didepan pintu rumah tanpa pagar bercat hijau, dua lantai.

Pintu terbuka, memunculkan wanita paruh baya memasuki umur empat puluhan, "Dari mana jam delapan baru pulang?"
"Abis dari rumah Rere, Ma. Tadi pas mau hubungin Mama, hape aku lowbet," jelas Bilqis sambil menggaruk tengkuknya.

"Alesan banget ya. Tadi abang liat kamu di kaffe katanya, kamu bisa membelah diri emang? Bisa ada didua tempat diwaktu bersamaan?"

Aduhhhhhhhh.... Mati gue. Runtuk Bilqis dalam hati, kenapa gue bisa ngelupain fakta kalau abang suka nongkrong juga?

"Ke kaffe-nya 'kan abis dari rumah Rere, Ma."

"Sudah masuk, mandi dan istirahat," ucap mama Bilqis dan meninggalkan Bilqis didepan pintu.

Bilqis masuk dan menutup pintu, sebelum akhirnya naik kelantai dua menuju kamarnya.

Bilqis tau, mamanya marah. Di umurnya yang kedua puluh dua, kedua orang tuanya memang masih memperlakukannya kaya anak kecil, apalagi abangnya.

Al-Rasya Athaya, Abang Rasya, panggilannya. Cuma beda tiga tahun, tapi abangnya kadang suka sok tua, suka nasehatin Bilqis dan Bilqis nggak suka.

Walau abangnya suka baik, suka jemput Bilqis, suka teraktir Bilqis, Bilqis suka denger kadang kalo abis sholat sunnah terus ngaji abangnya bakal berdoa kaya gini, "Ya Allah, Lindungilah Mama, Papa terutama Bilqis Ya Allah. Dekatkanlah segala Hidayah-Mu. Jauhkanlah dia dari bahaya, Bantu hamba untuk menuntunnya menjadi lebih baik."

Gitu terus, setiap selesai sholat. Kadang Bilqis mau nangis kalo denger abangnya do'a kaya gitu.

Kadang Bilqis ngerasa berdosa banget, masalahnya kedua orang tuanya memang kurang ketat dalam masalah agama. Membebaskan anaknya untuk memilih jalannya masing-masing, walau tetap mewajibkan anaknya sholat lima waktu.

Hal itu membuat Bilqis tak merasa wajib menggunakan khimar. Berbeda dengan abangnya, walaupun abangnya suka nongkrong tapi tetep kemana-mana pake baju koko, sholat 5 waktu dimasjid dan nggak pernah bolong, beda sama Bilqis yang masih bolong-bolong apalagi kalau waktu subuh.

Kalau ngaji suaranya bagus, bikin yang denger jadi adem. Makannya kalau abangnya dirumah Bilqis suka suruh abangnya ngaji, beda sama Bilqis yang walaupun hafal huruf hijaiyah, tapi ngaji kalau inget aja.

Kalau abangnya suka ikutin sunnah, Bilqis kebalikannya. Paling suka ngelanggar sunnah. Kaya minum suka berdiri, kalau dikamar mandi suka nyanyi-nyanyi, dan suka menunda waktu sholat. Innalilahi.

***

"Adek bangun, subuhan dulu. Tidurnya dilanjut nanti ya."

Bilqis masih tidur, pura-pura tertidur tepatnya. Bilqis sudah bangun dari setengah jam yang lalu. Bilqis hanya suka menggoda abangnya. Suka sekali.

Tepukan dipipi diberikan Rasya karena Bilqis tak kunjung bangun, padahal waktu subuh untuk berjama'ah di Masjid tinggal sedikit, dia harus bergegas, biar tidak tertinggal.

"Aku udah bangun, Abang. Dari setengah jam yang lalu," jawab Bilqis dengan mata masih tertutup.

"Yaudah bangun, sholat subuh dulu."

"Tapi beliin kuota internet ya yang 100 giga," tambah Bilqis lagi, matanya masih tertutup.

Rasya tertawa mendengar jawaban Bilqis, "Sholat itu kewajiban, Bilqis. Dan kamu tau arti wajibkan, Dek? Wajib itu artinya dikerjakan dapat pahala, ditinggalkan dapet dosa," ujar Rasya, "Dan kamu tahu hukuman yang cocok bagi orang yang meninggalkan sholat subuh, Dek?" tanya Rasya lagi. Bilqis sudah duduk, diam mendengarkan, "Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam selama enam ratus tahun hitungan akhirat. Sama aja kaya  satu tahun diakhirat sama dengan seribu tahun didunia, Dek."

Tajem. Nusuk. Dalem.

Rasanya Bilqis mau nangis sekarang, beruntung banget yang jadi istri kakaknya, nanti.

Harusnya Bilqis lebih banyak bersyukur lagi, dia lebih dulu beruntung, dikasih abang kaya Rasya. Yang luar biasa sabar ini.

"Makasih, Bang. Nggak tau lagi deh mau bilang apa," ucap Bilqis tiba-tiba sambil meluk Rasya.

"Iyaa... Sekarang sholat ya, Dek. Abang ke Masjid dulu."

Bilqis menangguk sambil melepas tubuh rasya dari pelukannya. Dan berjalan menuju kamar mandi yang ada didalam kamarnya.

Rasya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Allahu Akbar."

Suara Takbir dari speaker yang berasal dari Masjid komplek terdengar, Rasya Sudah lemas ditempat duduknya.

Untuk kesekian kalinya dia harus meninggalkan kewajibannya sebagai laki-laki untuk berjama'ah di Masjid, hanya untuk Bilqis, Adiknya.

"Lah.. Kok masih disini? Nggak jadi sholat di Masjid?" tanya Bilqis polos dengan wajah yang masih basah karena air wudhu.

"Sudah tertinggal, ayo cepet. Kita jama'ah dibawah. Bangunin Mama sama Papa sekalian."

Bilqis menggaruk tengkuknya sambil meringis kecil, mengambil mukena dan membawanya kekamar kedua orang tuanya.

Masih dilanjut kok...

Ps: beda bangetkan sama versi lama? Ko ada tokoh yang namanya Rasya? Haha...

Pss: Suka banget sama Cover yang sekarang. Lope lope buat emaknya Anja dan Firas.  Cc: HarikaHuri

Bekasi-Jawa Barat.
Jalan Cikunir, no.59

Love,

Ayas.

Jomblo Sampai Halal [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang