Kan kubilang, selama belum end semua kemungkinan itu bisa terjadi. Haha.
Apa kubuat Bilqis nerima salah satu ajakan ta'aruf dari 'mereka'? Terus, pulang dari Gemintang Barra meninggal karena kecelakaan saking dia sedihnya mendengar kabar Bilqis menerima ajakan ta'arufnya? Huhu. Poor Mas Barra:(
Lalu,
akhirnya cerita ini melenceng jauh dari judulunya. Haha.
***
"Amplop untuk Bilqis. Ketiganya berniat mengajak Bilqis untuk ta'aruf ...."
Mata Barra sontak membulat. Kaget. Ya Allah Ya Robb, batinnya. Inikah jawaban-Mu atas semua do'a-do'aku?
"Tapi ketiganya ditolak sama dia. Sebelum ke sini kamu ketemu Bilqis dulu nggak? Atau kamu ada tujuan lain?"
Barra menghembuskan nafasnya lega karena ternyata Bilqis sudah menolak ketiganya. Eh, tunggu dulu. Ditolak? Jahat nggak sih kalo Barra ngucap hamdalah?
Nggak 'kan?
Alhamdulillah.
Barra kembali memperbaiki ekspresinya, "Iya Bang. Tadi katanya abang manggil saya ya? Sekalian saya mau nyerahin nilai-nilai hafalan anak-anak," Barra menyerahkan map berisi daftar nilai muroja'ah anak-anak Gemintang.
Rasya menerimanya sambil tersenyum. Semua ekspresi Barra dia perhatikan sedari tadi termaksud saat Barra membulatkan matanya ketika dia memberitahukan isi amplop tadi, sampai bernafas lega ketika dia bilang bahwa Bilqis menolak ketiganya. Rasya tahu itu, karena semua tergambar jelas hanya dengan membaca ekspresi wajah Barra.
"Iya. Ketika saya tanya kenapa dia menolak ajakan ta'aruf, katanya 'hatinya sudah terisi oleh orang lain'. Kamu tau Barr, Bilqis itu adik saya satu-satunya, saya sudah hidup bersamanya hampir separuh hidup saya, dan selama ini dia nggak pernah merahasiakan sesuatu terhadap saya, dan saat tau dia sedang menyukai seseorang dan saya nggak tahu siapa orang itu, saya merasa kecolongan dan ... sedih," curhat Rasya dengan tampang sedih. Barra yang nggak paham ke mana arah pembicaraan Rasya hanya diam mendengarkan.
"Terus, Bang?" tanya Barra ketika melihat Rasya hanya diam.
Rasya diam, lalu tersenyum. "Saya kenal sama orang-orang yang memberikan amplop ini, saya yakin mereka bisa membuat Bilqis menjadi lebih--"
"Bilqis udah baik, Bang. Cuma harus di arahin aja." Barra memotong ucapan Rasya.
Alih-alih marah karena ucapannya dipotong, Rasya justru tersenyum. "Iya, saya nggak meragukan itu. Dia memang baru saja berhijrah, dan masih harus banyak, banyak sekali belajar," Barra mengangguk. "Tadi, orang sebelum kamu, yang duduk di situ adalah Bilqis." Mendengar nama Bilqis disebut, hati Barra langsung deg-degan. "Sebelum dia pergi, saya tanya ke dia, 'siapa orang yang namanya sudah tertulis di hatimu?' tapi dia hanya diam. Diamnya wanita itu punya banyak arti, Bar. Dan saya sama seperti laki-laki lain, yang terlahir dengan sifat nggak peka." Rasya tertawa, Barra hanya tersenyum. "Lalu saya suruh Bilqis, untuk mengajak laki-laki itu ke hadapan saya. Dan, saya cukup kaget ketika kamu yang ada dihadapan saya sekarang. Saya pikir, cepat atau lambat Bilqis pasti bisa membawa laki-laki itu ke hadapan saya, saya nggak nyangka kalau secepat ini. Terlebih orang itu kamu." Barra yang sudah mulai memahami arti pembicaraan ini, Bilqis juga menyukainya, kalau ia boleh simpulkan. "Saya senang. Seenggaknya Bilqis nggak sembarangan menyerahkan hatinya ke sembarang orang. Saya tau kamu. Dan sedikit riwayat keluarga kamu." Rasya berhenti sebentar, membiarkan Barra mencerna semua kalimat-kalimatnya, lalu melanjutkan. "Bilqis itu tanggungjawab papa dan saya, sampai ada laki-laki yang berani mengikatnya dengan pernikahan. Berjanji menjaganya seumur hidup, mencintainya dengan tulus dan membantunya mengumpulkan tiket (pahala) untuk ke surga. Kalau kamu bersedia mengambil tanggungjawab itu, silakan datang ke rumah saya nanti malem, Barr. Ajak serta keluargamu. Kalau tidak, anggap saja, semua pembicaraan ini nggak pernah terjadi, biar saya yang bilang ke Bilqis. Saya pastikan nggak akan ada hati yang terluka, saat kamu menerima atau pun menolak ini semua."
***
Aaauuuuuuuahhh kubaper setiap nulis bagian Rasya. Dia tuh suami-able bgt ya?
Kayaknya cerita ini nggak sampe 35 part kok. Kalian sabar2 yaaa!
Kusayang kalian pokoknya!♡19 Juni 2017
Ayas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Sampai Halal [REVISI]
SpiritualPernah dengar kisah cinta Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah? Kisah yang luar biasa sekali bukan. Cinta dalam diam yang nggak mungkin ada dijaman sekarang. Eh... Tapi beneran nggak ada emang? *** Ps: Aku cuma manusia biasa, jadi kalo masih ada kekuran...