Cie baper cie.
Dasar kalian para betina. Jomblo juga demen banget baca yang bikin hateeh berbunga-bunga. Emang nggak makin miriz yha?Haha.
Happy reading!
***
Anak perempuan itu tanggung jawab ayahnya sampai ada laki-laki yang berani meminta tanggung jawab itu dengan cara menikahinya. Sedangkan laki-laki harus menggantikan tugas seorang ayah untuk bertanggung jawab atas ibu dan adik perempuannya.
Bilqis pernah denger cerita dari Rere, katanya kalau mau cari suami itu yang sayang dan hormat sama ibunya. Karena kalau laki-laki itu sayang dan hormat sama ibunya dia pasti juga sayang dan bertanggung jawab sama perempuan (istri) yang ada di hidupnya kelak.
Bilqis nggak tahu bagaimana cara Barra memperlakukan kedua orangtuanya, Bilqis tak mengenal siapa orangtua Barra, bagaimana keluarganya, sampai Bilqis melihat Rere diantara keluarga Barra yang datang malam ini ke rumahnya.
Bilqis sedang di dalam kamarnya ketika mobil Barra dan keluarga datang. Dia nggak dibolehin keluar sampai nanti waktunya tukeran cincin. Tanda bahwa Bilqis sudah menjadi makhtubah atau wanita yang sudah resmi dilamar. Bilqis juga kaget waktu Rasya cerita tentang acara malam ini.
Kaget. Tapi juga seneng.
Bahagia apalagi.
Bilqis tersenyum begitu mengingatnya. Bilqis sendirian menunggu di kamarnya yang berada di lantai atas. Berusaha sebisa mungkin menenangkan debaran jantungnya yang entah mengapa berdetak dua kali lebih cepat. Apa semua perempuan akan mengalami fase di mana jantung berdetak dua kali lebih cepat saat lamaran? Bilqis memejamkan matanya, menyentuh dadanya. Sampai sebuah suara mengintereupsi kegiatannya.
"CIEEE LAMARAN CIE."
***
Rere memasuki kamar Bilqis setelah mendapat ijin dari Mama Bilqis. Kata bunda, dia nggak boleh mampir ke kamar Bilqis, harus menemani Barra, tapikan Rere penasaran melihat wajah Bilqis begitu tau Barra itu kakaknya yang selama ini dia sebut sebagai 'masku'.
Acara sedang berlangsung di bawah, Rere melihat Bilqis sedang duduk di atas tempat tidur sambil menutup mata, "CIEEE LAMARAN CIE." Rere berteriak berusaha membuat Bilqis kaget. Dan berhasil. Bilqis yang sedang memejamkan matanya sontak menengok ke sumber suara dengan mata terbuka lebar. "Parah nih, lamaran nggak ngundang-ngundang."
Bilqis mengelus dadanya berkali-kali, "Astaghfirullah, kamu buat aku jantungan tau nggak!" kata Bilqis, setelah dirasa jantungnya sudah sedikit normal, Bilqis menambahkan, "Kamu ngapain di rumahku, Re?"
Rere membelalakkan matanya, "Kamu ngusir aku?" tanya Rere shock.
"Bukan!" jawab Bilqis cepat. Bilqis senang karena Rere--orang yang mendorong Bilqis mengungkapkan perasaannya ke Barra lewat Rasya--ada di sini saat lamarannya. "Aku seneng kamu di sini. Serius. Cuma, acaranya tuh dadakan banget, aku bahkan nggak sempet ngasih kabar ke kamu, tapi ... you're here. I'm supraised." (Ini biar gaul dikit, kagak tau bener apa kagak tulisannya. Wkwk. Diriku hanya mengerti I love you aja! Tp nggak ada yg ngucapin buat aku*sad*)
"Kalo nunggu info dari kamu mah bisa-bisa aku taunya nanti, setelah kamu nyebar undangan," Rere tertawa, Bilqis hanya tersenyum.
"Lalu?"
"Ya dari sumber terpercaya dong."
"Siapa?"
"Mas-kulah."
"Kok mas kamu bisa tau acara ini? Emang mas kamu siapa?"
"Muhammad Al-Barra Adeeva."
"Apa??????"
***
Bilqis bingung sekarang. Jadi maksudnya Barra sama Rere adik kakak gitu ya? Kaya dia ke Rasya? Dan dari beberapa bulan dia kenal Barra, dan udah tahunan kenal Rere dia baru tau sekarang mengenai fakta itu? Dimalam acara lamarannya?
It's a joke, right?
Bilqis membuka, lalu menutup lagi mulutnya. Ingin bertanya, tapi bingung mulai dari mana.
"Ja--"
Pintu terbuka, sontak Bilqis dan Rere melihat ke arah pintu, di sana berdiri Mama Bilqis. "Ayo, Sayang. Kita pasang cincin."
Dan buyarlah semua pertanyaan Bilqis untuk Rere. Jantungnya kembali berdetak. Bilqis membaca surah Al-Fatihah. Setelah selesai, Bilqis bangkit, dibantu Rere, dan Bilqis bersyukur untuk itu. Karena dia yakin takkan bisa berdiri sendiri saking seluruh badannya bergetar, panik.
Bilqis berjalan memasuki ruang tamu yang biasanya berisi sofa dan meja sekarang diubah jadi hamparan karpet-karpet yang sudah diduduki sekitaran lima belas orang.
Bilqis disuruh duduk di samping Bunda yang sudah memegang cincin. Bilqis mencium tangan para tetua sebelum akhirnya duduk. "Assalam'mulaikum, Bunda."
Bunda tersenyum, "Waalaikum salam, Sayang. Sini Sayang Bunda 'ikat' dulu kamunya." Mendengar istilah yang digunakan bunda, semua tertawa.
Bilqis mengangsurkan tangannya ke arah bunda, tangannya bergetar. Sebelum memasangkan bunda mengusap punggung tangan Bilqis, berusaha mendamikan kegundahannya.
Cincin terpasang.
Bilqis nggak tahan buat meluk bunda. "Bunda," panggil Bilqis sambil terus memperhatikan cincin yang ada dijari tengahnya.
"Iya, Sayang?"
"Mau minta peluk," kata Bilqis. Bunda nggak berpikir dua kali buat memberikannya. Langsung memeluk Bilqis erat.
Setelah dipeluk bunda, air mata Bilqis pecah. Entah karena apa. Bilqis merapalkan kata 'makasih' terus menerus.
Makasih bunda sudah melahirkan laki-laki yang akan jadi imamku dikemudian hari.
Makasih karena sudah mengikhlaskannya untukku.
Makasih karena sudah mendidiknya dengan begitu baik, sehinggal akhlak yang tumbuh dalam dirinya juga ikut baik.
Makasih karena sudah mau menjadi ibuku.
"Bilqis udah dong, Sayang." Bunda memberi jarak antara kepalanya dengan kepala Bilqis. Mengusap air mata yang ada di pipi Bilqis sambil menggeleng. Memberi perintah untuk Bilqis agar berhenti menangis.
Bunda juga menangis. Begitupun semua yang melihat. Ikut hanyut dalam keadaan yang haru dan membahagiakan ini. Para tetua mengenang masa pada saat dirinya berada diposisi Bilqis, sedangkan yang muda, seperti Rere terutama Rasya ingin merasakan juga yang kaya Bilqis, tapi miris belum punya pasanga.
Barra mengusap matanya yang berair, matanya masih terfokus ke perempuan yang ada dipelukkan bunda. Menahan diri agar tak menarik Bilqis agar menangis di dadanya.
Bilqis membuka mata, dan tatapannya bertubrukkan dengan mata Barra. Barra tersenyum berusaha menenangkan Bilqis lewat senyumannya.
Bilqis membalas senyum itu.
Dan rasanya dunia serasa cuma ada mereka berdua.
***
Selamat berpuasa!♡ abis baca ini makin kuat yha? Haha.
Kusayang kalian pokoknyaa.
20 Juni 2017
Ayas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Sampai Halal [REVISI]
SpiritualPernah dengar kisah cinta Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah? Kisah yang luar biasa sekali bukan. Cinta dalam diam yang nggak mungkin ada dijaman sekarang. Eh... Tapi beneran nggak ada emang? *** Ps: Aku cuma manusia biasa, jadi kalo masih ada kekuran...