Barra menunggu dengan sedikit tidak sabar, dan begitu jarum pendek menyentuh angka 5, Barra langsung pamit ke teman-temannya.
"Buru-buru banget, Bar," tegur salah satu teman mengajar di Gemintang bernama mas Eri.
Barra tersenyum menanggapi. Mas Eri pun tersenyum paham. Dia dulu waktu awal menikah juga begitu.
Barra memanuver Fortuner-nya membelah jalan raya, mobil yang dia beli begitu memutuskan resign dari Yayasan Nusantara. Hasil ia menabung selama masih di YN dan hasil dari laba yang dia dapat pejualan sablonan baju yang dia jual secara online bersama teman-temannya. Barra juga sudah menjelaskan ke Bilqis pendapatan yang dia dapat dari mana saja perbulannya.
Dan untuk saat ini, semua masih aman terkendali.
Barra menarik rem tangannya. Lalu ke luar dari mobil. Setelah mencabut kuncinya. Men-lock pintu mobil, kemudian berjalan ke arah pintu setelah memastikan pintu mobilnya terkunci dengan benar.
"Assalam'mualaikum," Barra mengetuk pintu.
"Assalam'mualaikum." Sekali lagi, Barra mengetuk.
"Assalam'mualaikum warrahmatullahi wabbarahkatuh."
Mendengar masih tak ada jawaban, Barra mengeluarkan kunci yang dia bawa untuk berjaga-jaga. Memasukan kunci ke dalam lubang kunci lalu memutarnya.
Sesuai dengan yang diucapkan oleh Rasulullah. Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'” (HR. Bukhari dan Muslim)
Barra masuk ke dalam rumah walau tidak diijinkan. Mengingat ini rumahnya dan dia sedang dalam mode khawatir akan istrinya. Dia yakin, Bilqis nggak mungkin ke luar rumah tanpa izin darinya, walau hanya untuk membeli garam ke warung. Iya, Bilqis seberubah itu. Dan Barra bersyukur untuk semua perubahan Bilqis.
Aroma minyak kayu putih menguar di udara begitu Barra membuka pintu kamar tidurnya. Dilihatnya Bilqis sedang meringkuk seperti janin dalam perut. Dihampirinya Bilqis yang entah kenapa tidak secerah biasanya.
Barra berjongkok dengan satu lutut menyentuh lantai, mensejajarkan kepalanya dengan kepala Bilqis. Disingkapnya rambut yang menutupi wajah Bilqis.
"Apanya yang sakit?" tanya Barra begitu melihat wajah Bilqis meringis seperti menahan sakit.
"Perut."
Barra menyerengitkan kening. "Tadi siang masih sehat, kenapa tiba-tiba sakit? Mau ke rumah sakit?"
Bilqis menggeleng.
"Udah salat?"
Bilqis mengangguk.
"Ke rumah sakit aja, yuk. Kamu kayaknya kesakitan banget. Mas nggak tega lihatnya."
Lagi, Bilqis menggeleng.
Kembali meringis, Bilqis menutup matanya. Berusaha menghilangkan rasa sakit dari pikirannya.
Barra yang melihat kening Bilqis berkerut, mengurutnya pelan, begitu kerutannya hilang, Barra mencium kening Bilqis.
"Udah makan?"
Bilqis menggeleng, "Mual," katanya.
"Terus dari pagi kamu belum makan?"
"Tadi pagi beli bubur ayam di mamang yang suka lewat depan itu. Terus, muntah. Dari situ langsung mual terus bawaannya," jelas Bilqis.Mendengar kata mual dan perut sakit. Barra meraba kening Bilqis, hangat.
"Jangan-jangan, kamu keracunan makanan juga kaya aku kemarin?"
Bilqis tertawa. "Mas udah makan?" tanya Bilqis mengabaikan pertanyaan atau pernyataan Barra barusan.
Barra meringis. "Belum," jawabnya jujur.
"Kita pesen pake Go-Jek aja, ya? Maaf, aku belum masak buat kamu."
"Nggak papa." Mengalihkan topik, Barra mengeluarkan ponselnya, "Kamu mau makan apa?"
"Mau ayam geprek. Sama es cingcau."
Barra melongo mendengar permintaan Bilqis.
***
Gemes mau update part ini:p hehe. Tapi dapet segini aja.
Gemes kalo bikin adegan Barra-Bilqis lagi dua-duaan. Kuyang nulis meraaaanaaaa:( [abang aca, nikahin dede bang. Wkwk nggak ding!]
Kayaknya sih, JSH
Nggak bakal sampe 50an kok partnya, kuusahakan.Ini part terakhir minggu ini ya? Hehe.
Jumpa lagi minggu depan!
Bye-bye. Ehe.Ps: kita silahturahmi, yuk? Anak bekasi dan sekitarnya ada yang mau ikut nggak? Ehe. Kita, sharing tentang apa pun. Tentang dunia tulis-menulis, tentang keagamaan (walau ilmuku sedikit dan masih harus banyak belajar) kayaknya ngebayanginnya seru.
Udah ah gitu aja.
***
Jangan lupa bersyukur tiap detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Sampai Halal [REVISI]
SpiritualPernah dengar kisah cinta Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah? Kisah yang luar biasa sekali bukan. Cinta dalam diam yang nggak mungkin ada dijaman sekarang. Eh... Tapi beneran nggak ada emang? *** Ps: Aku cuma manusia biasa, jadi kalo masih ada kekuran...