d u a b e l a s

57.4K 4.1K 79
                                    

Hello person, happy reading!

○●○●○

"Ini Kak, di minum dulu obatnya." Edo mengangsurkan gelas berisi air putih dan 3 butir obat yang diberikan oleh petugas puskesmas tadi.

"Pahit, Do. Enggak suka obat," tolak Barra.

Barra dari kecil memang rewel kalau udah sakit. Obatnya enggak bakal diminum, harus dipaksa dulu biar mau minum obat.

Edo tertawa, baru kali ini dia melihat laki-laki sebesar Barra tapi takut sama obat.

"Memang pahit, Kak. Tapi cepet sembuh nanti. Lekas sehat dan mengajar," kata Edo.

Barra bangkit dari tidurnya, sudah seminggu ini Barra sakit, tapi baru hari ini dia memeriksakan dirinya di puskesmas ditemani sama Edo. Barra selalu merasa kurang nyaman di lingkungan yang berbau obat.

"Tolong ambilkan ponsel Kakak, Do. Kakak mau telpon Ibu Kakak dulu," Edo mengamini perintah Barra.

"Assalam'mualaikum," Barra mengucap salam begitu panggilannya diangkat.

"Waalaikumsalam, ada apa, Mas? Kok suaranya serak."

Barra tersenyum, mungkin itu yang dinamakan insting seorang ibu, belom dikasih tau tapi sudah bisa menebak.

"Iya, Bun. Agak enggak enak badan," jawab Barra. "Kangen, Bun."

Barra mendengar suara tawa di serbang sambungan sana. Barra kalau sudah sakit manjanya memang terkadang suka keterlaluan. Tapi bundanya senang-senang saja.

"Syafakallah, Mas. Pulang atuh, Mas. Bunda juga kangen sama kamu. Ayah juga, si adek apalagi. Gimana bisa sakit, Mas? Pasti kamu kecapean ya?"

"Belom bisa, Bun. Enggak tau. Emang lagi musimnya aja kayaknya. Bunda apa kabar? Sehat?"

"Alhamdulillah."

"Alhamdulillah," Barra membeo jawaban bunda. "Bunda jaga-jaga kesehatan ya," katanya lagi.

"Iya. Mas?"

"Iya, Bunda?"

"Pulang."

"Iya. Sudah dulu ya, Bun. Mas tutup. Assalam'mualaikum."

Barra memutuskan sambungan setelah mendengar jawaban dari sang ibu.

"Ini, Do. Terima kasih," Barra mengangsurkan ponselnya ke arah Edo.

Edo menerimanya, setelah menghapus butiran bening yang keluar dari sudut matanya.

"Kenapa, Do?"

"Kangen sama Mamak," jawab Edo.

"Main-mainlah, Do ke rumah Mamak kamu."

Edo menggeleng, "Kasian Bapak nanti enggak ada temannya."

Barra tertegun.


○●○●○

"Nenek pulang aja, deh! Intan masih mau main. Nanti Intan pulang kok."

Jomblo Sampai Halal [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang