Aman nggak di part kemarin? Wkwk kebaperan yang haqiqi banget 'kan?
Enjoyed!
Ps; baper ditanggung masing-masing. Wkwk.
***
"Assalam'mualaikum, Istriku."
Kata-kata Barra membuat Bilqis nggak bisa mengatur warna kulitnya yang berubah menjadi kemerahan.
Bilqis memberanikan diri mengangkat wajahnya, "Waalaikumsalam warrahmatullahi wabbarahkatuh, Mas-kuu," jawab Bilqis manja ditambah dengan senyum di bibirnya.
Aih ... istrinya nge-gemesin banget nggak sih?Barra mempersempit jaraknya--antara dia dan Bilqis. Dia ingin memeluk Bilqis. Tapi kayaknya, terlalu cepat. Dia harus mengatur alurnya. Karena dia laki-laki. Berharap Bilqis mengambil inisiatif sepertinya mustahil. "Hm ... kita tanda tanganin dulu ya?"
Bilqis mengangguk. Mempersilakan Barra memasuki area pribadinya. Lalu membelakangi Barra untuk menutup pintu.
"Nyaman," komentar Barra setelah memasuki kamar Bilqis yang serba berwarna biru. Dan duduk di pinggir tempat tidur.
"Terima kasih," balas Bilqis masih dengan senyum.
Barra meletakkan buku nikah yang dia bawa untuk ditanda tangani oleh Bilqis. "Sini, Bil."
Bilqis menuruti dan duduk di sebelah Barra.
"Tanda tangan di sini," Barra menunjuk tempat kosong yang harus di isi oleh tanda tangan Bilqis. "Dan setelah itu, alhamdulillah, kita beneran resmi menurut Agama dan negara."
Blush.
Pipi Bilqis kembali memerah tanpa disuruh dua kali. Bilqis mengambil pulpen yang diangsurkan Barra, menandatangani buku nikahnya dengan cepat.
"Aku bawa ini ke bawah dulu, ya? Nanti kembali lagi." Bilqis mengangguk.
Barra menghela napas. Perjuangannya buat naik ke atas dengan kaki pincang begini perjuangannya itu loh. Sekarang, baru beberapa menit, dia harus turun lagi?
Ya Allah.
Boleh di-skip aja nggak? Langsung malem, gitu. Biar dia bisa bobo-an manja sama istrinya?
Azek.
Tapi Barra tetap bangkit dan mulai melangkah. Meninggalkan Bilqis dengan kening berkerut.
Apa yang terjadi dengan suami-ku?
Perjanjian Barra dan Bilqis memang begitu, selama akad dan resepsi yang terjadi hari itu juga, Bilqis nggak akan diperlihatkan ke laki-laki yang bukan mahromnya.
Sebenernya itu permintaan khusus Barra. Dia nggak mau, istrinya dilihat laki-laki lain selain keluarga saat sedang cantik-cantiknya.
Posesif? Biar.
Cemburu tanda cinta boss-qu.
Hahahahaha.
***
Sekarang sudah pukul delapan malam, Barra dan Bilqis duduk dengan canggung di satu tempat tidur.
Selepas akad dan resepsi, Barra dan Bilqis masuk ke dalam kamar. Diiringi dengan ledekan sana-sini yang ngebuat kuping mereka panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Sampai Halal [REVISI]
SpiritualPernah dengar kisah cinta Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah? Kisah yang luar biasa sekali bukan. Cinta dalam diam yang nggak mungkin ada dijaman sekarang. Eh... Tapi beneran nggak ada emang? *** Ps: Aku cuma manusia biasa, jadi kalo masih ada kekuran...