#Chapter_3 : Anakku [R]

32.4K 1.2K 22
                                    


Seperti malam yang tak selamanya gelap. Selalu ada hal indah yang menyertai hal buruk.

🌷🌷🌷


7 tahun kemudian...

Seorang wanita berhijab, mondar-mandir menelpon di teras rumah. Sesekali ia memilin-milin ujung hijabnya sembari terus mengutarakan berbagai pertanyaan pada seseorang di seberang telepon sana.

"Ya ampun Cha, aku kangen banget sama kamu."

"........."

"Kenapa kamu baru nelpon aku sekarang? 7 tahun loh aku nggak denger kabar kamu."

"........."

"Trus tiba-tiba kamu mau kesini, emang ada masalah apa?"

"........."

"Iya, iya aku nggak bakalan bilang kesiapa pun kalau kamu ke sini."

".........."

"Iya, termasuk orang tua kamu juga."

"..........."

"Iya, oh ya sekarang kamu dimana?"

"..........."

"Ohh, oke oke aku tunggu."

Panggilan itu berakhir, wanita berhijab itu menerawang penuh tanya pada percapan tadi yang adalah teman lamanya saat masih di bangku Sekolah Menengah atas.

"Suci!"

Merasa dirinya dipanggil, ia beranjak menemui seorang wanita paruh baya yang memanggilnya.

"Iya Bu, ada apa?" tanyanya.

"Bisa bantu Ibu mindahin guci ini?" tunjuk Bu Rita pada benda yang ia maksud.

Suci mengangguk. "Iya Bu, sini biar aku yang mindahin, Ibu kerjaain yang lain aja." Ujarnya, "Oh ya Bu, sebentar Echa mau kesini."Lanjut Suci memindahkan Guci berukuran sedang itu.

Bu Rita yang tengah membersihkan debu pada lukisan, menolah sekilas. "Echa?" tanyanya. "Anaknya Pak Dimas? Udah lama Ibu nggak denger kabarnya."

Suci menganguk lagi. "Iya, Echa baru aja nyampe Indonesia tadi pagi. Dia mau langsung kesini katanya."

Kening wanita paruh baya itu mengeryit bingung. "Loh kok langsung kesini, bukannya nemuin orang tunya dulu?" tanyanya tak mengerti.

Suci mendesah mengedikan bahunya. "Aku juga nggak tahu pasti Bu, tapi kayaknya ada masalah gitu." Jelas Suci.

🌷🌷🌷

Isak tangis Echa menggema di ruang tamu kediaman Suci. Tiga orang yang sedari tadi mendengarkan penuturan wanita berhijab itu tak kalah sedihnya dari Echa. Suci yang berada disamping Echa terus berusaha menenangkan sahabatnya itu. Kedua orang tua Suci, Bu Rita dan Pak Sigit, juga berusaha menenangkan Echa.

"Ya ampun Cha. Yang sabar ya, Ibu, Ayah sama aku bakal bantu kamu jagain Dika." Ucap Suci masih berusaha menenangkan Echa.

"Nak, kenapa kamu nyimpan masalah ini sendiri? 7 tahun itu cukup lama."

Echa menyeka linangan air dari kedua sudut matanya. Ia menatap Bu Rita dengan raut sedih yang berempati padanya itu. "Iya Tante, aku ... aku takut kalau ... kalau sampe Ayah sama Bunda ...."

Pak Sigit mendesah. "Kalau kamu takut, nanti Om coba bicarakan baik-baik sama Ayah kamu."

Echa menggeleng cepat mendengar itu. "Nggak. Nggak Om, aku nggak mau bikin keluarga sampe malu gara-gara aku. Ayah sama Bunda pasti sedih banget kalau tahu aku kayak gini." Ucap Echa lagi disela-sela isakannya.

Salahkah aku Mencintaimu? [Completed/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang