#Chapter_18 : Delusi [R]

16.3K 634 72
                                    

Keinginan yang tercipta atas kesakitan dan cinta dari hati yang terluka.

🌷🌷🌷

..Tok..tok..tok..

Pintu kamar itu di ketuk beberapa kali namun tak ada sahutan. Mengabaikan etika kesopanan, Yuda membuka pintu. Masa bodah dengan orang di dalam sana yang mungkin akan memakinya karna kebiasaan masuk tanpa dipersilahkan. Itu mungkin tindakan salah, tapi jika ia menunggu dipersilahkan masuk mungkin akan butuh beberapa jam.

Yuda menghela nafas pelan begitu kegelapan kamar menyelimuti pandangannya. Satu tangannya meraba dinding, mencari saklar lampu sementara tangan lainnya memegang nampan makanan agar tidak jatuh.

"Kenapa sih kamu nggak pernah denger aku ngomong. Jangan masuk kalau aku nggak nyuruh kamu masuk." Suara bernada ketus itu tertangkap indra pendengar Yuda bersamaan dengan sinar lampu yang menelan kegelapan tadi.

Pria itu mendengkus, tak berniat menanggapi. Ia melangkah menghampiri Callin yang nampak acuh duduk bersandar pada punggung ranjang. Yuda duduk dipinggir ranjang setelah meletakan nampan makanan di atas nakas. Lagi-lagi pandangannya berubah sendu ketika manik matanya mendapati banyak tissue penuh lumuran darah berserahkan dikaki ranjang.

Yuda sepenuhnya masih belum mempercayai apa yang terjadi pada wanita itu yang selalu nampak angkuh dengan sejuta pesonanya. Ia tipikal perempuan licik terkesan sedikit jalang namun menyimpan berjuta luka dari sikapnya yang kadang misterius.

Callin wanita yang kuat namun juga kasar jika menyangkut apa yang ia inginkan. Ia banyak dipuja termasuk juga Yuda yang amat memuja Callin karna paras dan fisik serta kecerdasannya, namun juga penuh dengan kontroversi. Sebuah perilaku buruk yang kerap Callin perlihatkan pada publik sebagai bentuk pelampaiasannya atas sakit dan kepedihan yang ia alami.

"Kamu harus makan Lin, udah dua hari kamu kayak gini terus. Apa kamu nggak sayang sama tubuh kamu?" Yuda mengambil mangkok bubur, ia menyodorkan satu suapan pada wanita itu yang langsung ia tepis.

Yuda mendesah menghadapi sikap putus asa Callin. Wanita itu nampak sangat menyedihkan dimata Yuda.
Tubuhnya yang seksi dan dipuja banyak kaum adam, perlahan-lahan menyusut. Rambut hitam legamnya juga menipis karna rontok, lalu wajah cantik Callin yang selalu nampak angkuh kini menirus dan pucat seolah tak ada setetes darah yang mengaliri.

Senyum sinis sarat akan kepedihan terkulum dari bibir seksi yang tak lagi dipoles lipstick merah darah. "Jangan mangasihani aku, Yud. Aku nggak butuh." Callin berucap rendah menanggapi tatapan pria itu padanya yang selalu sama.

Callin terganggu dan tidak suka. Ia merasa amat sangat menyedihkan ditatap seperti itu oleh Yuda. Dan karna inilah ia tidak suka pada sikap pria itu yang selalu masuk ke area privasinya kemudian melihat sisi lain dirinya yang menyedihkan.

Yuda menghela nafas pelan, mencoba untuk tidak menanggapi. Kemudian menyodorkan suapan lagi pada Callin.

..Prangg..

"Berapa kali sih aku harus ngomong, aku nggak butuh rasa kasihan dari kamu! Aku nggak butuh itu semua, kamu ngerti nggak sih?!" Callin menjerit setelah membanting kasar mengkok bubur ditangan Yuda. Ia juga melempar nampan berisi beberapa bungkus obat dengan ukuran tablet yang selalu membuat kerongkongannya tersedak.

Nafas wanita itu memburu liar dengan manik mata sayu penuh kepedihan yang memerah karna emosi. Callin menatap Yuda marah namun juga lega karna telah membuang tablet-tablet setan itu yang mengganggu pandangannya.

Salahkah aku Mencintaimu? [Completed/Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang