BAB 9
OPENING HEARTEzar sedang mengetukkan jarinya diatas meja ruang tengah apartmen Lexa. Ya, insiden ketiduran itu berlangsung sampai sore. Jadi Ezar memutuskan untuk mengantar Lexa ke apartmen-nya dan menunggu gadis itu bersiap-siap. Lalu sebelum ke Shangri-La Hotel, dia akan mampir ke apartmen miliknya yang nyaris tak pernah terhuni.
"Lexa, c'mon kau masih lama?", tanya lelaki itu sedikit kencang. Merasa tak ada jawaban, lelaki itu masuk saja ke walk in closet--dan juga tempat berias gadis itu.
Matanya mengernyit melihat Lexa pusing sendiri mau pakai baju apa. Padahal satu ruangan ini penuh dengan heels, tas, dress, pullovers, romper, rok, dan segala macam essentials yang diperlukan wanita. Bahkan semua barang-barang Lexa bisa dibilang mahal dan exclusive karya designer-designer ternama. Lalu apa susahnya memilih salah satu?!
"Ezar bantulah, bagus ini atau ini?! Aaaa gatau ah pusing bodo amat.", kata gadis itu lalu duduk didepan cermin-nya yang besar itu.
"Little girl, kau nggak perlu repot-repot, pakai apa saja bagus.", jawab Ezar dengan tenang dan akhirnya ia mencoba membantu gadis itu mencari pakaian yang 'cukup layak' untuk dinner di Shangri-La.
Akhirnya Ezar memilih setelan dari Victoria Beckham yang berwarna merah dan hitam.
"Udah nih, pake ini aja. Nggak terlalu terbuka kok tapi bagus kayaknya.",Lexa hanya mengangguk lesu, menuju kamar mandi dan memakainya saja. Dan benar, terlihat pas namun tidak terlalu terbuka. Ia hanya memasangkan setelan itu dengan heels karya Tom Ford dan mengambil Celiné nano-bag miliknya. Perkara makeup dia hanya memakai sedikit foundie dan bedak, lalu mascara dan nude lipstick.
Kemudian mereka menuju apartmen Ezar dan lelaki itu tak mau ambil pusing hanya mandi dan mengambil acak satu kemeja biru tua Armani Exchange miliknya dengan jeans dan slipper phyton keluaran Christian Louboutin. Simple as hell? Yes he is. Bahkan Lexa yang menunggu di ruang tamu saja bingung bagaimana lelaki itu bersiap dalam waktu lima belas menit?
---
Shangri-La Restaurant
Leo, Wina, dan Yola tersenyum melihat dua orang itu melangkah masuk.
"Hey little boy, lama sekali tak berjumpa. Segitu betahnya kah dikau di kantor?", ledek Wina lalu memeluk Ezar dan bergantian memeluk Lexa.
"You guys looks gorgeous as always.", puji Yola yang entah kenapa malah menjadi pendiam? Halah sudah lupakan.
"Jadi, Papa dan Mama ada kepentingan apa memanggilku dan Lexa malam ini?", tanya Ezar straight to the point.
"Lhah, emangnya salah kalo kita kangen sama kalian?", jawab Leo santai seraya memotong tenderloin-nya. Membuat Ezar dongkol sendiri. Leo pikir berapa lama Ezar menjabat jadi anaknya? Nggak mungkin Leo memanggil dalam rangka 'kangen' doang. Kangen kan bisa main ke kantor?
"C'mon Pa, Ma, aku sudah berapa lama sih jadi anak kalian? Nggak mungkin cuma masalah kangen doang.", ucap Ezar lalu meminum black pearl chinesé tea miliknya. Mendengar ucapan dengan nada serius bak parlemen negara, Yola, Wina, dan Lexa memilih bungkam.
Leo tertawa mendengar ucapan anaknya. Ezar memang seperti fotocopy-nya. Mereka memiliki sifat yang sama persis,
"Yaa baiklah-baiklah, kita pengen kalian cepetan nikah.",Tiba-tiba Lexa tersedak dan Ezar reflek memberikannya tissue dan minuman.
"APA?!", ucap Lexa dengan tanpa suara menatap Ezar. Dan herannya, lelaki disebelahnya malah penuh dengan sikap tenangnya dan menjawab,"Kalian mau kapan kita menikah?", jawab Ezar santai.
Reaksi yang jauh dari bayangan Leo dan Wina. Bahkan Yola pun kaget mendengar jawaban dari kakaknya. Namun ekspresi kaget itu tak berlangsung lama, Wina segera mengendalikan ekspresinya dan berkata,
"Tiga bulan lagi.",
"Interesting. Masalahnya, aku baru saja menentukan tanggal tunangan dengan Lexa yaitu dua bulan lagi. Dan perkara pernikahan, aku nggak mau cepet-cepet. Minimal setengah tahun lagi.", perkataan Ezar yang mengejutkan dan tidak disangka Leo dan Wina, bahwa Ezar dan Lexa sudah mempersiapkan pertunangannya.
Fakta itu membuat kedua orang itu tersenyum dan berkata,
"Baiklah-baiklah. Take your time guys, dan kabarin Papa gimana kelanjutannya. Dan Ezar, kamu nggak lupa buat ngelamar Lexa dulu, kan?", jawab Leo dan Ezar tersenyum tipis lalu berkata,"Om Bramantya? Rasanya belum lama aku datang ke firma ayahmu, Lex. Dan dia bilang, baik-baik saja selama itu merupakan pilihan yang terbaik."
Kembali jawaban strike Ezar diluar ekspektasi semua yang ada di meja itu. Termasuk Lexa. Jika masalah pertunangan, ia berpikir bahwa lelaki ini alibi supaya bisa mengulur waktu. Namun ternyata? Ia bahkan sudah berdiskusi dengan Bramantya Halim, ayahnya!
Dan apa katanya? Datang ke firma hukum ayahnya? Gila. Bagaimana mungkin dia bisa meyakinkan akan melamarku padahal aku belum mengatakan apapun pada ayahku. Mengenalkannya saja belum.
But let's get the drama.
"Well, iya, Om dan Tante nggak perlu khawatir, kemarin Lexa dan Ezar baru aja main ke firma hukum Papa, kok.", ucap Lexa tenang semakin meyakinkan kedua orang itu.
"Permisi sebentar Pa, Ma, kak Lexa, dan kakak.", ucap Yola lalu berjalan keluar restaurant dan hanya dijawab anggukan oleh semuanya.
"Jangan lupa, aku kemarin udah bawa cincin pertunangan loh. Dan bukan sembarang cincin.", pamer Ezar lalu mengeluarkan sekotak biru muda The Tiffany & Co. Diamond Wedding Ring.
Dan ini bukan sembarang wedding ring, Lexa tahu. Itu edisi Cinderella, dan bahkan hanya diproduksi sembilan di dunia. Shit. Dapet darimana dia?
Dan benar saja, Leo dan Wina tak mampu menutupi rasa terkejutnya.
"The Tiffany & Co. Cinderella Diamond Wedding Ring? Bagaimana bisa kamu mendapatkannya, Ezar?", tanya Wina penuh penasaran dan hanya dijawab oleh Ezar dengan seringaian dan berkata,
"Pake hati dong, Ma! Tuh amuk aja si Papa yang nggak bisa menangin lelang cincin ini.", ujar Ezar dengan nada tengil-nya.
"Oke fine, Papa kalah nggak bisa kasih Mama kamu cincin itu. Kamu dapet di salah satu pelelangan?",
"Waktu itu majalah Daniel kerja sama dengan Tiffany & Co. sekitar dua bulan lalu pada saat mereka mau melakukan pelelangan perhiasan. Jadi kau tahu lah selanjutnya bagaimana.", jawab Ezar tenang namun mengejutkan. Sejak dua bulan lalu lelaki ini sudah mempersiapkan semuanya?
Ezar menatap kearah Lexa dan berbisik pada gadis itu,
"Ingat bahwa aku nggak pernah main-main, Lexa."
---
A/N:
Duh duh duh. Baper baper baper nulis chapter ini.
Thankyou banget buat view nya yang tambah banyak aja. Vote and comments tetep ditunggu banget loh, cheers!
Merry
KAMU SEDANG MEMBACA
[REUPLOAD]; The Billionaire's Journey
Romance[REUPLOADED - 25 MAY 2018] FULL STORY - SAME STORY Lexa tak pernah menyangka kesialannya di pagi cerah di awal bulan itu menyebabkan petaka. Pak Leo, bos sekaligus pemilik perusahaan Tantradinata, memintanya untuk membuat anaknya jatuh cinta padany...