Sebelas: Short Trip
"Saya mengumumkan bahwa untuk merayakan ulang tahun Tantradinata's Group, seluruh karyawan diundang untuk turut berbahagia. Kita akan mengadakan short trip ke Bandung sampai hari Minggu. Kejelasan-nya akan dijelaskan oleh Alexandra.", ucap Ezar diatas podium ruangan convention center perusahaan mereka.
Lexa berdehem pelan kemudian melanjutkan,
"Malam ini seluruh karyawan berkumpul di perusahaan pada jam 7 malam, dan kita semua menginap di hotel yang dibawahi oleh perusahaan kita cabang Bandung. Segala perlengkapan disiapkan masing-masing, dan pembagian kamar satu kamar berdua silahkan memilih room mate masing-masing. Acara dimulai besok pagi, dan acara puncak pada besok malam akan ada fine dining bersama dengan Bapak Leo dan Ibu Wina serta beberapa keluarga Tantradinata yang lain. Jadi para karyawan boleh pulang gasik pukul 11.00 untuk bersiap diri."Seluruh karyawan segera bubar serentak untuk bersiap pulang sehingga menyisakan dua manusia itu.
"Kau sudah bersiap?", tanya Lexa seraya merapikan beberapa dokumen-dokumen itu.
"Belum. Bagaimana denganmu? Oh ya, kita sekamar ya.", jawab Ezar seraya melonggarkan dasinya yang kencang itu.
"Aku juga belum. Serius kita sekamar?", ucap Lexa kaget.
"Iya, kita sekamar aja. Sekalian Papa nyuruh announce pernikahan kita. Soal kamar minta lantai paling atas selantai dengan Papa dan Mama.",
Mendengar jawaban Ezar, Lexa hanya bungkam dan mengikuti langkah lelaki itu keluar ruangan.
---
"Ezar, apa saja yang perlu kubawa ya? Jaket sudah, celana panjang, rok, baju tidur...",
"Jangan lupa daleman.",
Jawaban polos Ezar membuat Lexa frustasi dan ingin membacok lelaki itu ditempat.
Ya, mereka sedang ada di apartmen Lexa. Ezar sudah siap dengan kopernya dan itupun Lexa yang membereskannya tadi dan dia freak out ketika menyentuh celana dalam CK milik Ezar.
"Iyaa daleman udah. Oh ya, perlu dress kali ya buat dining dan pengumuman pertunangan kita?",
"Kita tunangan-nya besok aja sekalian ulang tahun perusahaan. Maksudnya pengumuman pernikahan.", lagi-lagi jawaban polos Ezar membuat cewek itu ingin menggetok kepalanya.
Mana bisa begitu?
"Kamu nggak perlu pusing-pusing. Om Bramantya dan Tante Hilda datang besok, dan aku sudah melamarmu. Kau tak perlu takut. Aku hanya ingin memberi sedikit 'show' saja besok.", ucapnya santai.
"Oh oke, aku nurut saja kalau begitu. Tapi ini nggak terlalu cepat ya, Zar? Anyway, show? Maksudmu Om Leo belum tau masalah ini?", dan melihat gelengan polos serta muka tengil lelaki itu dia jelas tau jawabannya.
Dia mau membuat kejutan.
Oh, look. How sweet?
"JANGAN PAKAI DRESS KEPARAT ITU.", ucap Ezar ketika Lexa hendak mengambil dress merah mini itu.
"Haish, lalu kau mau aku pake dress yang mana?",
Lalu Ezar berjalan mengelilingi walk in closet milik Lexa dan matanya tertuju pada dress yang dipakai mannequin itu.
"Pakai ini aja, looks good.", ucap Ezar seraya menyentuh dress itu.
"Kau tau saja. Ini dress rancangan ibuku, dan ini kesayanganku. Karena dulu waktu kecil aku ingin sekali pakai dress ini di hari pernikahanku.", jawab Lexa lalu memorinya terbayang belasan tahun lalu ketika ia dengan polosnya meminta ibunya merancang gaun pernikahannya berwarna ungu.
Ezar tertawa lalu memeluk gadis mungil dihadapannya dan berkata,
"Ya besok gunakan saja saat pertunangan kita. Hitung-hitung mengabulkan mimpi masa kecil, kan?",Lalu mereka berdua tertawa bersama.
---
Stasiun Gambir
"Lexaaa!", panggil Rara lalu memeluk sahabatnya itu. Lalu dia meringis ketika melihat ada bos besar bertengger disebelah gadis itu.
"Hey, Ra! Kamu sekamar sama Putra? Apa kabar kok ga pernah ngajak lunch lagi sih!", protes Lexa.
"Iyaa sekamar sama Putra lah. Kamu juga pasti udah dapet room mate, kan? Ngajakin kamu lunch? Oh ya, maaf-maaf saja, aku nggak mau kena damprat bos besar karena dituduh membawa lari calon isteri-nya.", jawab Rara seraya terkekeh pelan membuat Lexa ikut tertawa dan Ezar hanya menampilkan senyum kecilnya.
Saat petugas sudah mengumumkan bahwa kereta Bima tujuan Bandung datang, mereka langsung berpencar dengan tiket dan koper masing-masing mencari tempat duduk mereka.
Sedangkan Ezar, Lexa, dan banyak anggota keluarga Tantradinata lainnya masih menunggu gerbong kereta eksekutif. Ezar menggandeng tangan Lexa dan pegangannya semakin erat melihat Richard dan Kelly masuk ke gerbong itu.
Lexa yang menyadari hal itu mengernyit dan mengikuti arah pandang Ezar. Ezar melihat dua sejoli itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Jantungnya berdetak dua kali lebih kencang. Seketika ia sadar, bahwa lelaki itu memang benar-benar mencintai Kelly. Poor you, Ezardi.
Wait, kenapa dia harus deg-degan? Dan kenapa rasanya hatinya sakit melihat Ezar tersakiti oleh wanita lain?
Cinta? Ha. Ha. Lucu. Dan sebelum pikirannya entah nggak jelas berkelana semakin ngelantur lagi, Lexa yang telah duduk di kursinya itu hanya memasang headset sambil bergumam dalam hati,
Nggak, ini nggak bener!
---
KAMU SEDANG MEMBACA
[REUPLOAD]; The Billionaire's Journey
Romansa[REUPLOADED - 25 MAY 2018] FULL STORY - SAME STORY Lexa tak pernah menyangka kesialannya di pagi cerah di awal bulan itu menyebabkan petaka. Pak Leo, bos sekaligus pemilik perusahaan Tantradinata, memintanya untuk membuat anaknya jatuh cinta padany...