TBJ - 4. Rhythm of the Night

133K 5.3K 39
                                    

Empat: Rhythm of the Night

Ezar melangkah keluar ketika ia melirik Audemars Piguet miliknya menunjukkan pukul 17:30. Leo dan Wina mengernyit bingung melihat anak sulungnya sudah siap dengan suit hitamnya, acara baru mulai jam 7 nanti. Dan kenapa dia sudah siap begini?

"Ardi, kamu mau kemana?", tanya Mamanya dengan heran.

"Jemput the queen of the night.", jawab Ezar singkat. Membuat Wina kembali bingung dengan sejuta pertanyaan diotaknya.

Ezar mengajak wanita? Ke acara formal perusahaan? Tidak biasanya.

"Hahahaha. Papa nggak salah denger? Kamu? Bawa cewek, malem ini?", ledek Leo seraya tertawa ngakak membuat Ezar sebal setengah mati.

"Asal Papa tau aja, ya. Ada yang lebih parah. Aku kemaren berjam-jam di butik nemenin Lexa cari gaun. Teganya dikau.",

Membuat Leo terkaget-kaget. Kemarin memang mereka pergi dengan tujuan 'mencari jas', tapi siapa sangka malam ini mereka datang bersama?

Menyadari dia akan diinterogasi, Ezar segera berpamit dan meluncur dengan Lamborghini Aventador hitam miliknya ke apartmen kediaman Lexa.

---

Lexa berdiri didepan walk in closet apartmen-nya dengan bingung ia harus mendandani dirinya seperti apa. Ia telah mengenakan dress merah yang baru saja kemarin ia beli dengan Ezar--tentu saja.

Sebenarnya dia masih bingung, acara kan masih jam 7, kenapa Ezar ngotot menjemputnya jam 6?

Setelah berkutat dengan pikirannya sendiri, Lexa memutuskan untuk simple look tonight. Dia hanya mencatok rambutnya lurus dan menariknya sleek high style kebelakang dan memberi sedikit hairspray.

Tak lupa make-up nya pun simple seperti biasa, eyeliner, mascara, dan yang membuatnya berbeda adalah ia menggunakan lipstick berwarna merah darah dari Chanel Rouge Allure Velvet no. 38. Tak melupakan parfum, Bvlgari Omnia Coral, pastinya. Dan Ia kemudian mengambil Christian Louboutin pump-nya yang setinggi 10cm untuk mengimbangi tingginya dengan Ezar.

Well, asal kau tahu saja, tinggi Lexa yang 172cm ini terlihat mungil jika disandingkan dengan Ezar. Lexa juga menyambar clutch dari Alexander McQueen miliknya, dan menatap puas atas mahakarya seni-nya. Sampai akhirnya bell apartmen-nya berbunyi.

Gotcha, itu pasti Ezar!

"You look beautiful.", ucap Ezar setelah Lexa mempersilakan dirinya masuk seraya memberikan gadis itu sebuket mawar merah.

"Well, Ezardi, acara masih satu jam lagi, dan kenapa kau menjemputku segini gasik?", jawab Lexa seraya menerima buket bunga itu.

Ezar tersenyum dan duduk di sofa ruangan tengah dengan nyaman dan menjawab,
"Hanya ingin memastikan segala sesuatu berjalan dengan baik dan tepat waktu? Dan oh ya, kau tinggal sendirian?"

Well, Mr. Perfeksionis. You know.

"Ya, ayah dan ibuku di Kelapa Gading, aku tinggal disini karena dekat dengan kantor. Oh ya, acara kita dimana?", jawab Lexa seraya berjalan mendekati Ezar sambil membawa coke di tangannya. Dan Ezar langsung menyambarnya dengan cepat.

"Kempinski. Dan oh ya, kau bisa bantu aku pasangkan--",

"Dasi?"

Strike.

Ezar hanya tersenyum lalu berdiri dihadapan gadis itu. Suasana menjadi hening ketika Lexa memasangkan tie hitam itu. Perfume Terre d'Hermés milik Ezar tercium dari jarak sedekat ini.

"Terimakasih.", ucap Ezar lalu meraih pinggul Lexa dan berjalan kearah pintu keluar. Dan dia berbisik,

"Be my queen of the night, Alexandra."

---

Lamborghini hitam itu menjadi pusat perhatian lobby Kempinski Hotel, Jakarta. Ezar melangkahkan kakinya keluar dengan percaya diri, lalu membuka pintu sampingnya, menampilkan wanita anggun dengan dress merah yang cukup membuat seluruh wanita menatap iri dan tatapan para lelaki memuja kepada gadis itu, Alexandra.

Desas-desus bahwa calon CEO yang sudah ditunggu-tunggu, datang dengan seorang wanita, menyebar ke seluruh convention center itu, membuat para tamu keluar. Tak terkecuali Leo dan Wina, menyambut putera-nya.

"Oh my God, itu CEO baru kita!",

"Dia datang dengan seorang wanita!",

"Mereka adalah pasangan serasi!",

"Terkutuklah ciptaan Tuhan, mereka seperti dewa-dewi Yunani!",

"Itu Alexandra! Ya, Alexandra Halim!",

"Jangan berharap mendekati gadis itu, gadis secantik artis itu sudah sepantasnya bersama lelaki sekelas CEO kita!",

Para lelaki bisa bernafas lega karena saingan terberat mereka, Ezardi, sudah membawa pasangan. Jadi mereka bisa mencari wanita di acara ini.

"Ezardi, siapakah gadis yang ada disamping anda?", tanya salah seorang wartawan ketika Ezar dan Lexa datang dengan anggun-nya melewati red carpet dengan penuh percaya diri.

"Dia adalah Alexandra Halim, kekasih saya.", jawab Ezar singkat seraya mengeratkan pelukan pada pinggang Lexa seraya tersenyum, cukup untuk mematahkan hati ratusan wanita.

Pupus sudah seluruh harapan wanita yang berharap mampu meluluhkan hati sang CEO, karena sang pangeran sudah datang dengan ratu-nya.

Leo dan Wina yang mendengar itupun turut merasakan kebahagiaan-nya dan berpandangan, saling menatap seolah memberi signal bahwa malam ini akan menjadi malam panjang yang baik dan penuh kebahagiaan.

"Alexandra, bagaimana perasaan anda menjadi kekasih seorang CEO muda, pemimpin salah satu perusahaan tertinggi di negeri ini?", tanya salah seorang wartawan lagi setelah sesi foto mereka di red carpet.

"Menurut saya, saya bangga dengan Ezar bukan karena dia anak dari salah satu pemilik perusahaan nomor satu di Indonesia, namun saya bangga dengan Ezar, karena dia adalah lelaki yang bertanggungjawab dan bisa membuktikan bahwa dia layak untuk dibanggakan. Bukan semata-mata karena dia adalah pewaris tunggal Tantradinata's Group. Saya rasa kalian tahu apa maksud saya dan apa yang saya bicarakan. Terimakasih.", jawab Alexandra dengan senyumnya lalu menggandeng Ezar masuk kedalam gedung itu, meninggalkan para wartawan yang mendengar jawabannya tercengang.

Masih adakah wanita cantik bak para model dengan cara pikir seperti itu? Sungguh jarang adanya.

Ezar dan Lexa melangkahkan kaki mereka masuk kedalam gedung itu disertai tepuk tangan meriah dan confetti yang bertebaran.

Malam ini baru saja dimulai.

---

[REUPLOAD]; The Billionaire's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang